Kunjungan Mike Pence: Meningkatkan Kemitraan Dua Negara Demokrasi Terbesar Dunia Kunjungan Mike Pence: Meningkatkan Kemitraan Dua Negara Dem...
Kunjungan Mike Pence: Meningkatkan Kemitraan Dua Negara Demokrasi Terbesar Dunia
Washington menegaskan kunjungan Wakil Presiden Mike Pence ke Indonesia minggu depan adalah upaya mendorong kemitraan strategis antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga dunia.
Amerika Serikat dan Indonesia bersama-sama menyandang atribut "negara demokrasi terbesar dunia", namun ada perbedaan besar antara keduanya. Amerika Serikat adalah pelopor utama sistem kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan Indonesia adalah negara muslim terbesar dunia yang lebih condong pada sistem ekonomi sosial.
Terutama setelah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS menggantikan Barack Obama, ketegangan politik antara kedua negara makin besar. Kebijakan Imigrasi Trump yang melarang warga dari beberapa negara Islam berkunjung ke daratan AS dikecam di Indonesia.
Politik "America first" yang dicanangkan Presiden Trump sebagai landasan utama politiknya justru diambat berbahaya bagi perdagangan dan investasi global. "Kami di Indonesia tidak berubah. Perubahan itu terjadi di sana. Itu sebabnya kami sekarang mau bertanya, apa kebijakan ekonomi kalian sekarang? Demokrasi yang bagaimana sekarang setelah Trump berkuasa?'," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam wawancara dengan kantor berita Reuters 31 Maret lalu. "Apa artinya 'America first'? Saya juga bisa mengatakan 'Indonesia first' jika kalian mengatakan 'America pertama'."
Kebijakan imigrasi dan politik "America First" Donald Trump dikritik di Indonesia
Indonesia adalah salah satu dari 16 negara yang sedang disorot pemerintahan Amerika Serikat, karena neraca perdagangan AS-Indonesia menunjukkan angka defisit bagi AS. Artinya, AS mengimpor barang dari Indonesia dengan nilai jauh lebih tinggi daripada ekspornya.
Trump menuduh negara-negara itu, terutama Cina dan Uni Eropa, melakukan perdagangan yang "tidak adil" dengan AS dan mengancam akan menjatuhkan sanksi. Pendekatan agresif Trump tidak disukai di Indonesia. "Sayangnya, saya melihat ada penolakan makin besar di pihak kita," kata seorang pejabat pemerintah senior Indonesia, yang menolak disebutkan namanya. "Dan itu menjadi perhatian khusus karena kita berada dalam daftar 16 negara yang akan diselidiki."
Pejabat itu mengatakan, sikap penolaka n itulah yang antara lain menyebabkan pemerintah Indonesia bersikap keras terhadap perusahaan-perusahaan besar AS, termasuk Alphabet, induk poerusahaan Google dan Freeport-McMoRan, pemilik PT Freeport Indonesia.
Sengketa juga muncul dengan perusahaan pemeringkat JP Morgan, setelah perusahaan itu mengeluarkan laporan negatif tentang Indonesia.
"Ini adalah rangkaian peristiwa yang sangat disayangkan, dan isunya semua kebetulan berkaitan dengan Amerika," kata pejabat itu.
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla lebih fokus pada kepentingan ekonomi ketimbang kepentingan geopolitik
Wakil Presiden AS Mike Pence saat ini melakukan lawatan panjang ke Asia. Indonesia akan menjadi tuj uan pemberhentian ketiga setelah Korea Selatan dan Jepang. Perusahaan-perusahaan AS yang sedang menghadapi masalah di Indonesia menolak memberikantanggapan resmi ketika dihubungi Reuters. Juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan: "Kunjungan ini (Mike Pence) sepenuhnya tidak berkaitan dengan negosiasi kami saat ini dengan pemerintah Indonesia."
Namun harian New York Times memberitakan, miliarder Carl Icahn, pemegang saham terbesar ketiga di Freeport dan sekarang menjadi penasihat khusus Presiden Trump, pernah menggambarkan taktik Jakarta soal kontrak pertambangan sebagai "tidak jujur dan merendahkan".
Presiden Joko Widodo dalam politik luar negeri dikenal lebih berorientasi pada kepentingan ekonomi ketimbang pertimbangan geopolitik. Jokowi berusaha meningkatkan hubungan dagang dengan Cina, namun tetap menjaga jarak diplomatik dari Beijing.
Selama pemerintahan Barack Obama, Washington dan Jakarta telah menyepakati sebuah Kemitraan Strategis. Duta besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr mengatakan pekan lalu, kunjungan Wakil Presiden Mike Pence ke Jakarta mencerminkan komitmen kemitraan ini dan akan memperdalam hubungan ekonomi serta kerjasama keamanan regional.
-
Dari Obama ke Trump
Orang Nomor Satu di AS
Donald Trump, akhirnya resmi menjadi Presiden ke-45 Amerika Serikat menggantikan Barack Obama.
-
Dari Obama ke Trump
Obama Lengser
Barack Obama yang telah memimpin Amerika Serikat selama delapan tahun menyerahkan tampuk kepemimpinannya kepada Trump. Sebelum pelantikan, Obama dan istri, Michelle bertemu pasangan Trump dalam jamuan teh.
-
Dari Obama ke Trump
Pasangan Clinton Hadiri Pelantikan
Mantan pesaing Trump dalam pemilu, Hillary Clinton bersama suaminya, mantan Presiden Bill Clinton tiba di gedung Capitol untuk pelantikan Trump. Clinton disambut dengan sorak-sorai saat melewati tangga Capitol.
-
Dari Obama ke Trump
Warga Berhimpun di Washington
Di National Mall, Washington, masyarakat berhimpun mengamati jalannya pelantikan presiden ke-45 AS.
-
Dari Obama ke Trump
Sumpah Jabatan
Sementara aksi protes meletus di berbagai tempat, Donald Trump mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas Alkitab yang pernah digunakan oleh Abraham Lincoln dan mengulangi sumpah jabatan.
-
Dari Obama ke Trump
Pidato Pertama Sebagai Presiden
Seusai pelantikan, Presiden Amerika Serikat ke-45, Donald Trump bersumpah untuk mengambil kekuasaan dari birokrat dan politisi di Washington untuk dikembalikan kepada rakyat AS.
-
Dari Obama ke Trump
Unjuk Rasa Dimana-mana
Unjuk rasa bukan hanya terjadi di Washington. Di kota-kota lain di dunia, juga berlangsung aksi unjuk rasa berkenaan dengan pelantikan Trump. berbagai isu diusung, mulai dari hak perempuan, imigran hingga lingkungan.
hp/ap (rtr)
Laporan Pilihan
Dari Obama ke Trump
Donald J. Trump adalah Presiden ke-45 Amerika Serikat. Berikut foto-foto saat peralihan kekuasaan dari Barack Obama kepada Donald Trump. (20.01.2017)
- Tanggal 13.04.2017
- Kata Kunci Mike Pence, Jakarta, Donald Trump, Amerika Serikat, Indonesia, Joko Widodo, Jokowi, Freeport, Google, Barack Obama
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2bAXV
Tidak ada komentar