Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Pelindo II Diingatkan Agar Berhati-hati Bangun Pelabuhan Internasional Kijing

Pelindo II Diingatkan Agar Berhati-hati Bangun Pelabuhan Internasional Kijing Ketua Pansus Pelindo DPR RI Rieke Diah Pitaloka dan anggota Pa...

Pelindo II Diingatkan Agar Berhati-hati Bangun Pelabuhan Internasional Kijing

Pelindo II Diingatkan Agar Berhati-hati Bangun Pelabuhan Internasional Kijing - JPNN.COM

Ketua Pansus Pelindo DPR RI Rieke Diah Pitaloka dan anggota Pansus Pelindo DPR. FOTO: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pansus Pelindo DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengingatkan PT. Pelindo II agar hati-hati dan tidak terjadi penyimpangan dalam pembangunan pelabuhan Kijing karena dana pembangunan pelabuhan tersebut menggunakan global bond (surat utang bervaluta asing) sebesar Rp 21 triliun.

Menurut Rieke, penerbitan global bond itu sedianya untuk membiayai pembangunan Kali Baru (NPCT 1), Pelabuhan Soron g, Kijing, Tanjung Carat dan Car Terminal. Namun, proyek-proyek seperti Pelabuhan Sorong, Kijing dan Tanjung Carat belum bisa dilanjutkan akibat persoalan administrasi yang belum beres.

Hal ini menjadi fakta bahwa global bond yang telah dilakukan tidak melalui perhitungan yang matang. Akibatnya, Rieke menambahkan, pihak Pelindo II sekarang terbebani bunga hutang (di luar pokok hutang) sebesar Rp 1 triliun per tahun. Pembayaran bunga tersebut diambil dari laba PT Pelindo II yang juga berasal dari anak perusahaan, bukan dari hasil pengembangan dana global bond.

“Artinya, bisa jadi ada indikasi kerugian negara di proses tersebut,” tutur Rieke.

Pada kesempatan yang sama, anggota Pansus Pelindo Refrizal, menyatakan bahwa masalah pelabuhan ini sangat vital karena memiliki dampak yang besar terhadap perekonomian Kalbar. Selama ini untuk mengekspor salah satu komoditas utama Kalbar yaitu Crude Palm Oil (CPO), pengiriman harus melalui pelabuhan tetangga seperti Belaw an sehingga pemerintah setempat tidak mendapatkan pajak dari kegiatan ekspor tersebut.

“Sampai saat ini kita tidak dapatkan devisa karena kita ekspor CPO dari pelabuhan lain. Makanya kita minta apa yang menjadi hambatan, untuk mempermudah dan mempecepat sehingga pembangunan pelabuhan laut di Kijing segera terealisasi pada tahun 2019,” tegas politikus PKS.

Hal senada disampaikan Direktur Teknik dan Managemen Resiko PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Dani Rusli Utama mengatakan pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing ini sudah mendesak terutama menurunkan logistik cost ekonomi yang ada di Kalimantan Barat.

Sementara itu, Pelabuhan Dwikora saat ini sudah dioptimalisasi dan invest alat hingga kapasitas meningkat 2-3 kali lipat. “Jika semula kapasitas kita 100 ribu Teus, sekarang sudah meningkat menjadi 250 ribu Teus,” ujarnya.

Sumber: JPNN

Reponsive Ads