Anies: Kembangkan Budaya Betawi, Jangan Takut Melanggar Pakem - Kumparan.com (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog) Anies Baswedan di Kongres Ma...
Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan menyampaikan pidato kebudayaan dalam acara Kongres Mahasiswa Betawi ke-VII yang diadakan oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi. Dalam pidato itu Anies menekankan pentingnya generasi muda Betawi membuat inovasi untuk mengembangkan kebudayaan Betawi.Anies berpendapat, kebudayaan berasal dari sebuah inovasi yang dijalankan terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Namun sayangnya setelah menjadi kebudayaan, inovasi justru mandek."Yang terjadi adalah sesudah menjadi kebudayaan enggak berani inovasi. Takut melanggar pakem," kata Anies di Hotel NAM Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (12/5).Ia mengimbau agar masyarakat tidak takut melanggar pakem dan membuat inovasi baru, sehingga kebudayaan tidak mengalami stagnansi. Apalagi Jakarta sebagai melting pot di mana fakta sejarah menunjukkan berbagai macam kebudayaan berbaur."Di sini itu melting pot, tidak ada tempat lain di Indonesia yang se-bineka Jakarta," ujar Anies.Baca juga: Djarot: Tumpengan Tim Anies untuk Ahok itu Kepedihan"Keterbukaan itu luar biasa. Ada gambang kromong, ini serapannya budaya Tiongkok. Rebana, serapan Arab. Kroncong tugu, dari Portugis. Tanjidor, dari Belanda. Tari Jaipong, dari Tiongkok," tambahnya.Oleh karena itu ia menyarankan kepada generasi muda Betawi untuk berani melakukan terobosan. Mengembangkan kebudayaan, katanya, berarti membuat menjadi lebih baik, lebih luas dan lebih berdampak.Anies pun memberikan saran kepada Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi itu. Yakni dengan menjalin kerja sama dengan kedutaan besar negara lain."Ambil 10 kedutaan lalu bicara dengan mereka, sebagai anak-anak muda Betawi, 'nih kami punya program ini, bisa enggak kedutaan membantu'. Tempat lain enggak punya. Hanya DKI yang punya begitu, hanya warga Betawi yang punya itu, kenapa enggak dimanfaatkan," jelas mantan Mendikbud itu.Menurutnya melalui menjalin kerja sama dengan kedutaan besar negara asing generasi dapat belajar lebih luas tentang tantangan zaman. Dengan begitu dapat belajar untuk membaca perubahan."Bangsa itu banyak yang gagal, banyak yang berhasil. Bukan karena hebat, bukan karena tidak hebat. Tapi karena bisa membaca perubahan atau tidak," ucapnya.Sumber: Google News Budaya
Tidak ada komentar