Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Budaya Jawa Berasal dari Sleman? - Kedaulatan Rakyat

Budaya Jawa Berasal dari Sleman? - Kedaulatan Rakyat KABUPATEN Sleman genap berusia 101 tahun, pada 15 Mei mendatang. Tanggal ini dirunut d...

Budaya Jawa Berasal dari Sleman? - Kedaulatan Rakyat

KABUPATEN Sleman genap berusia 101 tahun, pada 15 Mei mendatang. Tanggal ini dirunut dari Rijksblad no 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sleman, Kalasan dan Bantul. Berdasar Rijksblad tersebutlah, hari lahir Kabupaten Sleman ditetapkan, yakni tanggal 15 Mei 1916.

Terlepas dari serentetan acara, pada peringatan ulangtahun Sleman tersebut kita diingatkan kembali bahwa Sleman merupakan pusat awal budaya dan kekuasaan Jawa. Hal ini dapat dilacak bahwa lahirnya pusat kekuasaan Jawa berada di Sleman. Mengapa Sleman dapat dikatakan sebagai tempat asal budaya Jawa?

Mataram Kuno

Berdasar catatan sejarah, kerajaan tertua di Jawa Tengah adalah Mataran Kuno atau Mataram Hindu. Menurut Poerbotjaroko, ibukota Mataram Kuno adalah Kunjarakunja yang berarti asal gajah atau asal liman, yang kemudian menjadi Sleman. Ini dapat diperkirakan bahwa letak ibukota Mataram Kuno berada di Sleman. Meski di mana persisnya letak ibukota Mataram Kuno, sampai saat ini belum dapat ditentukan secara pasti. Hal ini dapat dipahami karena bangunan kraton atau istana masa itu hanya dibuat dari bahan yang tidak permanen, sehingga bekasnya tidak mudah dicari.

Maka muncul berbagai teori tentang letak Kunjarakunja atau Sleman itu. Mengingat Mataram Kuno juga disebut kerajaan Medang Kamolan (Jawa Tengah), maka ada pendapat ahli yang mengatakan bahwa ibukotanya di Medari (Medang ri), yang berarti Kota Medang. Hal ini didasarkan pula karena di daerah ini ditemukan candi Batumiring, dan letaknya memang dekat dengan Desa Sleman.

Sementara Raffles (Letnan Gubernur Inggris) berpendapat bahwa ibukota Mataram Kuno berada di dataran Prambanan. Pendapat tersebut didasarkan kenyataan bahwa di dataran itu tersebar bangunan-bangunan candi yang sangat menakjubkan. Karena itu Raffles yakin bahwa bangunan-bangunan yang sehebat itu pasti berada di dekat pusat kekuasaan.

Lain halnya dengan pendapat Stutterheim yang menyatakan bahwa bangunan candi itu merupakan personifikasi wadag dari tokoh yang wafat dan didewakan. Meskipun candi itu bukan makam raja-raja, tetapi bernuansa makam yakni tempat pendewaan atau pemujaan. Oleh karena itu tidak mungkin ditempat seperti itu dijadikan tempat bersemayam raja atau ibukota.

Tanah Datar

Jika ditelusur sebuah prasasti yang dibuat oleh Daksa (salah satu raja Mataram Kuno), menyatakan bahwa letak kerajaan Sanjaya (Mataram Kuno) berada di tanah datar, dekat Merapi (Jawa Tengah bagian Selatan). Dan Sanjaya sendiri pernah berkemah di desa Taji (Prambanan). Maka diduga kuat bahwa letak ibukota Mataram Kuno itu memang berada di wilayah Kabupaten Sleman saat ini.

Masalah lain yang juga mempersulit pelacakan pusat kekuasaan Mataram Kuno adalah letusan gunung Merapi yang b erulang-ulang dan dahsyat. Letusan yang hebat dan terkait dengan ibukota Mataram Kuno adalah letusan yang terjadi sebelum tahun 928 M, yakni sewaktu pemerintahan Dyah Wawa. Akibat letusan itu ibukota Mataram pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur (929 M).

Setelah pusat pemerintahan pindah ke Jawa Timur, maka bekas ibukota Mataram beserta peninggalan lainnya (candi-candi), dihancurkan oleh letusan gunung Merapi tahun 1006 dan 1016. Letusan sebelum tahun 928 dan 1006 mengarah ke selatan, sedang letusan tahun 1016 mengarah ke barat daya. Berdasar prasasti Pucangan, disebutkan bahwa pada tahun 1016 M ada pralaya (kehancuran dunia) di Jawa. Hal itu tentu terkait dengan letusan dahsyat gunung Merapi itu.

Menambah Rumit

Perpindahan ibukota kerajaan adalah suatu hal yang biasa. Pada masa itu dimungkinkan sekali bahwa ibukota suatu kerajaan itu sering berpindah-pindah. Di samping untuk menghindari bencana alam tetapi juga untuk menghindari serang an musuh atau alasan lain. Masalah itu pula yang menambah rumitnya melacak keberadaan ibukota Mataram Kuno itu.

Meskipun masih adanya misteri tentang letak ibukota Mataram Kuno, namun berdasar buktibukti yang ada, maka pusat kekuasaan yang tertua di Jawa itu kemungkinan besar berada di wilayah Kabupaten Sleman. Artinya, dari Sleman dimulailah pancaran budaya yang pertama di Jawa. Mudah-mudahan dengan belajar dari kejayaan masa lampau, Sleman tetap terdepan dalam kemajuan, perkembangan dan pembangunan.

(Drs A Kardiyat Wiharyanto MM. Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 13 Mei 2017)

Sumber: Goo gle News Budaya

Tidak ada komentar

Latest Articles