Ibu Jangan Merasa Gagal Saat Tak Lakukan IMD Karena Alasan Medis OborRakyat.com - Berita metro: Ibu Jangan Merasa Gagal Saat Tak Lakukan I...
OborRakyat.com - Berita metro: Ibu Jangan Merasa Gagal Saat Tak Lakukan IMD karena Alasan Medis
"IMD bisa dilakukan kalau bayi dan ibunya sehat. Jadi IMD nggak bisa dilakukan kalau ibu dan bayinya nggak bugar," ujar konselor laktasi dari RSIA Bunda, dr Yolanda Safitri, MPH(M) di sela-sela Lactamil Mama Class di RSIA Bunda, Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Seperti apa bayi yang disebut bugar? Yakni bayi yang cukup bulan. Sebab, pada bayi prematur, IMD tak bisa dilakukan karena bayi belum bisa menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan. Kemudian, bayi yang apgar score-nya rendah karena lama berada di jalan lahir atau sesak saat persalinan caesar juga tak bisa melakukan IMD.
Baca juga: Ingat Ya Bu, Saat Menyusui Jangan Letakkan Kepala Bayi di Siku
< br>"Kalau nggak bisa ya jangan dipaksakan. Ini bukan berarti ibu gagal. Karena IMD adalah salah satu dari 10 langkah keberhasilan menyusui. Masih ada langkah lain yang bisa ibu lakukan kok," tambah dr Yola.
Kemudian, ibu yang bugar yakni dalam keadaan sadar dan tidak 'teler' serta tidak dalam keadaan gawat. Misalnya, jika tekanan darah ibu saat melahirkan tinggi maka tidak dilakukan IMD. Sebab, pada prinsipnya yang diutamakan adalah menyelamatkan nyawa.
Nah, 10 langkah keberhasilan menyusui yaitu sebagai berikut:
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatas i kesulitan menyusui.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit/rumah bersalin/sarana pelayanan kesehatan.
Baca juga: Manfaat Menyusui untuk Ibu dan Bayi: Cegah P neumonia dan Kanker Payudara
(rdn/vit)
Sumber: http://health.detik.com
OborRakyat.com, Indeks Berita terbaru hari ini dari peristiwa, kecelakaan, kriminal, hukum, Warta unik, Politik, dan liputan khusus di Indonesia dan Internasional.
Tidak ada komentar