Kemenpar, BKPM, KADIN dan Bappenas Goda Pelaku Usaha Berinvestasi Foto: Kemenpar for JPNN.com SHARES jpnn.com, BATAM - Semangat Indo...
Foto: Kemenpar for JPNN.com
SHARESjpnn.com, BATAM - Semangat Indonesia Incorporated membalut Batam Tourism Bisnis Forum, di Ballroom Harris Hotel, Batam, Jumat (12/5). Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), KADIN, Bappenas, dan Kementerian Pariwisata, sama-sama kompak proaktif memasarkan potensi investasi sektor pariwisata dan infrastruktur pendukung di forum MICE (Meetings, Incentives, Conferences, dan Exhibitions) yang diikuti 100 pebisnis dari Asita, PHRI, Asperapi, INCCA, HPI, PGI, dan ASPPI.
"Kami akan sediakan karpet merah kal au Anda berinvestasi di sektor pariwisata. Segala kesulitan pasti kami bantu," ujar Direktur Perencanaan Infrastruktur BKPM, Heldy Putra, Jumat (12/5).
Bagi yang berminat, ingin berinvestasi di sektor pariwisata, BKPM mengaku sudah menyiapkan lima Kawasan Industri (KI) di Provinsi Kepulauan Riau sebagai kawasan yang mendapatkan layanan khusus berupa Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).
Kawasan industri tersebut antara lain KI Batamindo Industrial Park (61,4 Ha), KI Bintang Industrial Park II (20 Ha), KI Kabil Integrated Industrial Park (142,5 Ha), KI West Point Maritime Industrial Park (102,5 Ha), dan KI Bintan Inti Industrial Estate Lobam. âItu seperti karpet merah dari BKPM. Investor tidak lagi sulit untuk membangun pabrik karena izin lingkungan atau izin pembangunannya sudah difasilitasi langsung oleh pemerintah,â tuturnya.
Fasilitas KLIK ini dapat dinikmati oleh semua investor karena tidak mensyaratkan batasan minimal nilai investasi atau jumla h tenaga kerja. Yang penting, lokasinya ada di Kawasan Industri tertentu yang ditetapkan Pemerintah. "Silakan berinvestasi di sektor pariwisata. Di sini investor dapat langsung membangun proyek mereka setelah memperoleh Izin Investasi/Izin Prinsip Penanaman Modal, baik dari PTSP Pusat di BKPM maupun di PTSP Daerah," tuturnya.
Bappenas juga ikutan support. âInvestasi di sektor pariwisata harus digencarkan. Bersama sektor pertanian dan pengolahan, pariwisata menjadi sektor andalan yang bakal mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi ke level 5,6 persen pada 2018,â tutur Kabid Pariwisata Bappenas, Indranitua.
Pengembangan sektor pariwisata jadi fokus Bappenas lantaran sektor ini dinilai memiliki banyak efek berlipat (multiplier effect). Dari mulai pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), semua ikut terkena imbas positif pariwisata.
Semua dukungan tadi membuat Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpa r, Esthy Reko Astuti ikut angkat suara. Dia mengatakan, pengembangan pariwisata Indonesia memiliki peluang usaha yang meyakinkan. âPariwisata sekarang menjadi bisnis besar,â ucapnya.
Dan dia tak asal bicara. Saat ini, sektor pariwisata adalah alat yang paling cepat, murah dan mudah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendapatkan devisa, PDB serta menciptakan lapangan kerja. Di 2015 saja, pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia jauh di atas pertumbuhan pariwisata di ASEAN dan Dunia.
âSecara umum sektor pariwisata tumbuh 10,3%, di atas ASEAN yang tumbuh 5,1 persen dan dunia di level 4,4 persen. Terima kasih kepada KADIN Batam, Bappenas dan BKPM yang telah support. Semangat Indonesia Incoporated inilah yang bisa terus membangkitkan pariwisata,â ujarnya.
Rayuan investasi juga ikut disuarakan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Keuntungan yang didapat sangat banyak. Dari mulai insentif dan fiskal yang didapat, keringanan pajak, import duty, pajak PPn dan PPnBM, s emua siap menyambut investor yang menanamkan investasi di sektor pariwisata.
âPemerintah Indonesia membuka diri terhadap investasi dari mana pun. Pasti untung. Karena memang hanya pariwisata di antara penyumbang devisa yang terus mengalami pertumbuhan. Yang lain, seperti minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit, tiga terbesar itu turun drastis,â katanya. (adv/jpnn)
Tidak ada komentar