LPSK Minta Pemkot Malang Dampingi 4 Siswa yang Disetrum Kepala Sekolah - KOMPAS.com KOMPAS.com/Andi Hartik Suasana di SDN Lowokwaru 3 Kota M...
KOMPAS.com/Andi Hartik Suasana di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Selasa (2/5/2017). Seorang siswa di sekolah tersebut mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya. MALANG, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) meminta Pemerintah Kota Malang untuk memberi pendampingan kepada 4 siswa SDN Lowokwaru 3, Kota Malang, yang disetrum oleh kepala sekolahnya.
Pendampingan dimaksud termasuk rehabilitasi medis dan psikologis jika siswa itu mengalami trauma. Mereka juga harus difasilitasi jika ingin pindah sekolah supaya pelajarannya tidak terganggu.
"LPSK berharap agar pihak Pemkot M alang memberikan penanganan sesuai dengan sumber daya dan kewenangannya. Misalnya memberikan rehabilitasi medis dan psikologis melalui rumah sakit setempat. Atau jika korban sudah merasa tidak nyaman di SDN tersebut, pemkot bisa memfasilitasi korban untuk pindah," kata Wakil Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (5/5/2017).
Baca juga: Siswa SD Disetrum Kepala Sekolah dengan Dalih Terapi, Orangtua Protes
Hasto berharap, pihaknya siap menindaklanjuti kasus itu jika korban sudah membawanya ke ranah pidana. Pihaknya sangat menyayangkan kejadian itu.
Menurut Hasto, pihak sekolah mestinya tidak menggunakan alat yang berbahaya. Apalagi, alat setrum yang digunakan kepala sekolah merupakan buatan sendiri dan tidak ada izin dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Malang.
"Seharusnya tidak perlu ada alat yang berbahaya, sekalipun tujuannya untuk mendidik," katanya.
Seper ti diberitakan sebelumnya, Minggu (30/4/2017) malam, RA, salah satu siswa kelas VI di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang mengaku disetrum oleh kepala sekolahnya, Tjipto Yhuwono.
Baca juga: Kepala SDN di Kota Malang yang Setrum 4 Siswanya Dipecat
Didampingi orang tuanya, Anita, RA mengatakan penyetruman itu membuat sejumlah organ tubuhnya ngilu dan mimisan. Penyetruman dilakukan pada Selasa (25/4/2017) dan berlangsung sekitar tiga menit. Ada empat siswa yang disetrum. Selain RA, juga ada MK, MZ dan MA yang mengalami hal yang sama.
Kompas TV Pemberlakuan metode terapi kesehatan dengan cara disetrum dilakukan oleh pihak sekolah di kota Malang, Jawa Timur. Berita TerkaitSiswa SD Disetrum Kepala Sekolah dengan Dalih Terapi, Orangtua ProtesWali Kota Malang Panggil Kepala Sekolah Soal Terapi Setrum ke SiswaIni Penjelasan Pihak Sekolah soal Terapi Setrum untuk 4 Siswa SDKepala SDN di Kota Malang yang Setrum 4 Siswanya DipecatSakit, Kepala Sekolah yang Setrum 4 Siswa Belum Bisa Dimintai Keterangan
Terkini Lainnya 
Ketua KPU DKI Minta Anggaran Pendidikan dan Gedung kepada Anies Megapolitan 05/05/2017, 15:29 WIB 
ATVSI Usulkan Tujuh Isu Krusial Terkait Revisi UU Penyiaran Nasional 05/05/2017, 15:25 WIB 
Kerusuhan di Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru, Ratusan Tahanan Kabur Nasional 05/05/2017, 15:25 WIB 
Banyak Ditolak, Politisi PDI-P Masinton Yakin Hak Angket KPK Berjalan Nasional 05/05/2017, 15:25 WIB 
Kerusuhan di Rutan Pekanbaru, Ratusan Tahanan Kabur Regional 05/05/2017, 15:24 WIB 
Sandiaga Berharap Aksi 55 Kondusif, Aman, dan Damai Megapolitan 05/05/2017, 15:24 WIB 
Kutipan Ayat Tertoreh di Dahi dan Dinding Penjara Olahraga 05/05/2017, 15:20 WIB 
KPU DKI Tetapkan Anies-Sandi sebagai Cagub-Cawagub Terpilih Megapolitan 05/ 05/2017, 15:19 WIB 
Turis Singapura Korban Gigitan Komodo sudah Berkomunikasi dengan Keluarga Regional 05/05/2017, 15:14 WIB 
Penembakan di Rumah Politikus PKS Juga Mengenai Tembok Megapolitan 05/05/2017, 15:12 WIB 
Alasan Ahok Tak Bisa Bangun Kampung Susun di Kampung Akuarium Megapolitan 05/05/2017, 15:11 WIB 
Jokowi Belum Berencana Bentuk Tim Independen Kasus Novel Baswedan Nasional 05/05/2017, 15:10 WIB 
Alasan Muri Beri Rekor Karangan Bunga Terpanjang untuk Ahok-Djarot Megapolitan 05/05/2017, 15:10 WIB 
Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara Divonis 9 Tahun Penjara Regional 05/05/2017, 15:09 WIB 
MA: Putusan Hakim Kasus Ahok Tidak Bisa Diintervensi Siapa Pun Nasional 05/05/2017, 15:07 WIB Load MoreSumber: Google News
Tidak ada komentar