Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Mantan Kadis Pariwisata Sulsel Bicara Budaya dengan Pemuda ... - Kabar News (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Mantan Kadis Pariwisata Sulsel Bicara Budaya dengan Pemuda ... - Kabar News (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog) Mantan Kadis Pariwisata Sulse...

Mantan Kadis Pariwisata Sulsel Bicara Budaya dengan Pemuda ... - Kabar News (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Mantan Kadis Pariwisata Sulsel Bicara Budaya dengan Pemuda Profile picture for user kholis Submitted by Nurkholis Lamaau on 13 May 2017 15:31 pm HTB5H
Salah satu tarian khas Makassar ditampilkan dalam diskusi yang digelar Persatuan Mahasiswa Ta u Sianakkang (PMTS) Makassar. (IST)

KABAR.NEWS, Makassar - Persatuan Mahasiswa Tau Sianakkang (PMTS) Makassar, salah satu lembaga kepemudaan yang berperan aktif dalam pelestarian kebudayaan, menggelar diskusi dengan tema, "Peranan Adat Istiadat Dalam Dunia Modern, Sabtu (13/5/2017) di Gedung PKK Makassar, Jalan Anggrek Raya No.1 Kecamatan Panakkukang.

Dalam dialog tersebut, dihadiri Mantan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel, Jamaluddin Aziz Dg Jaga, dan Akademisi Kampus UNM Asia Ramli Prapanca, serta lembaga - lembaga kedaerahan yang ada di kota Makassar.

Jamaluddin mengatakan, ciri khas dan gaya bicara orang Makassar, memiliki karakter tersendiri. Gaya bicaranya seakan lugas dan sering dianalogikan dengan badik mereka yang selalu diselipkan pada pakaian di depan perutnya.

"Ketika digengam maka badik itupun senantiasa dinampakkan di depan. Gaya bicara ini oleh orang Makassar sendiri di sebut tembak langsung (silangsunganna) atau berbicara langsung pada tujuan, tidak berbelit-belit, dan bicara ada adanya," ujar Jamaluddin dalam rilis yang diterima KABAR.NEWS.

Selain itu, lanjutnya, apabila sedang marah maka mimik wajah dan nada tinggi dengan penuturan yang cukup kasar. Sedangkan jika memuji, maka mimik wajahnya akan menampakkan pujian yang totalitas.

"Kalaupun situasi memaksa mereka untuk mengungkapkan bentuk sindiran atau majas, maka ungkapan akan mereka ungkapkan dalam bentuk pribahasa daerah yang disebut Galigo," tambahnya.

Sementara, Asia Ramli Prapanca menambahkan, berdasarkan prasasti yang pernah ditemukan, hampir sebagian besar penduduk Madagaskar, Afrika Selatan.

Menurutnya, dari perawakan fisik sebagian besar penduduk Madagaskar, Afrika Selatan tak jauh beda dengan bahasa Makassar pada umumnya. Terlihat seperti rumpun Melayu dari pada ras Negroid.

"Dari penelitian Genekolo gi yang dilakukan, di dapatkan hasil bahwa penduduk Madagaskar masih punya pertalian gen dengan suku-suku di Nusantara," katanya.

Ia mengatakan, persamaan itu karena orang-orang nusantara dan Madagaskar masih rumpun Austronesia. Dan bukti menyatakan bahwa ada 500 kata yang tak jauh berbeda dengan digunakan suku Malagasi di Madagaskar adalah bahasa Makassar," tambahnya.

Sementara, Muhammad Indra Alam berharap, dengan hasil diskusi yang telah dihadirkan, kedepan nantinya akan menghasilkan kesimpulan bagi para pemerhati budaya agar lebih peduli lagi terhadap pelestarian daerah masing - masing.

"Semoga kedepan dengan adanya diskusi seperti ini dapat melahirkan generasi pemerhati budaya yang akan lebih fokus dengan budaya," tukasnya.

  • Degina Adenessa
Sumber: Google News Budaya

Tidak ada komentar

Latest Articles