Mencemaskan, Organisasi Radikal Berkembang Di Kampus - RMOL.CO (Siaran Pers) RMOL Jakarta RMOL Jabar Medan Bagus RMOL S...
- RMOL Jakarta
- RMOL Jabar
- Medan Bagus
- RMOL Sumsel
- RMOL Bengkulu
- RMOL Kalbar
- RMTV
- Cegah Teror, Intelijen Perlu Tingkatkan Deteksi Dini, 26 MEI 2017 , 16:29:00
- Umumkan Kasus Baru, 26 MEI 2017 , 16:19:00
- Pemerintah Dituntut Gelar Operasi Pasar, 26 MEI 2017 , 16:17:00
- Ketua MPR Sapa "Pak Gubernur' Ke Dedi Mulyadi, 26 MEI 2017 , 16:15:00
- Soal Banding Ahok, Jaksa Agung Ngaku Masih Mau Nimbang-Nimbang Dulu, 26 MEI 2017 , 16:11:00
- Berita DPR
- Profil
- Kunjungan Kerja
- Legislasi
- Berita Dapil
- Majalah Parlementaria
- Buletin Parlementaria
- Indeks
DPR RI / JUM'AT, 26 MEI 2017 , 15:57:00
Sofyan Tan
RMOL. Kalangan parlemen cemas mendengar informasi tentang invasi organisasi pembawa paham radikal, yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa I ndonesia, ke dalam lingkungan pendidikan. "Setiap organisasi yang mengajarkan kepada mahasiswa maupun generasi muda untuk menentang Pancasila, saya kira sudah melawan negara dan sangat mengkhawatirkan," ujar anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, kepada wartawan.Sofyan mengatakan, ideologi Pancasila yang lahir dan digali para pendiri bangsa harus jadi satu ideologi yang dijalankan dan diimplementasikan oleh para generasi penerus agar Indonesia tidak terpecah-pecah.
Sofyan juga meminta kepada pihak penanggung jawab di lembaga pendidikan terkait, entah Rektor atau Dekan yang membidangi kemahasiswaan, untuk lebih jeli dan mawas diri melihat semua kegiatan yang dilakukan para mahasiswanya.
Jika suatu organisasi yang menjurus radikal bisa berkembang di dalam sebuah Kampus, mungkin saja karena kurangnya pengawasan yang dilakukan pihak pengelola Kampus. Selain itu mungkin juga disebabkan hubungan baik pihak-pihak Kampus itu sendiri dengan organi sasi tersebut.
"Tidak mungkin bisa berkembang kalau tidak ada suasana kondusif bagi mereka," tegasnya.
Menurut dia, pentingnya penanaman nilai-nilai Pancasila bukan hanya di lingkungan kampus. Pencegahan ideologi kekerasan memang membutuhkan waktu yang lama. Artinya, pencegahan itu bukan dimulai dari kampus tetapi sejak anak-anak masuk ke bangku sekolah.
"Saat ini kami juga sedang membahas hal itu. Pendidikan Pancasila dan nilai-nilai kebangsaan itu sudah semakin tidak ada. Sekarang yang dikejar adalah nilai-nilai akademis yang berkaitan dengan sains, itukan tidak benar," ujar Sofyan. [ald]
Berita Lainnya
JUM 039;AT, 26 MEI 2017
Pimpinan DPR: Jangan Ada Fitnah Di Balik Bom Kampu..
JUM'AT, 26 MEI 2017
Tb Hasanuddin: Bom Kampung Melayu Berkorelasi Deng..
KAMIS, 25 MEI 2017
Novanto Minta Teror Kampung Melayu Tidak Dikaitkan. .
Berita PopulerKetua DPR: Harkitnas Memberi Pelajaran Berdemokrasi
DPR RI, 21 Mei 2017 01:54
DPR Dan Pemerintah Berencana Buka Kran Moratorium Pengiriman TKI
DPR RI, 20 Mei 2017 17:39
Fadli Zon: Nasionalism e Harus Diikat Dengan Keadilan
DPR RI, 20 Mei 2017 13:44
DPR Terima LHP BPK Atas LKPP Tahun 2016
DPR RI, 22 Mei 2017 01:10
Pertumbuhan Ekonomi Yang Disampaikan Menkeu Terlalu Ambisius
DPR RI, 20 Mei 2017 10:54
Tweets by DPR_RI Majalah Parlementaria
Tidak ada komentar