Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia Presi...
Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia
Presiden AS Donald Trump beralasan, kinerja James Comey selama penyelidikan skandal email Hillary Clinton melanggar etika karena mencederai pemilu kepresidenan. Tapi oposisi di Washington mencurigai ada motif lain.
Presiden AS Donald Trump dan Direktur FBI James Comey
Pemecatan Direktur Biro Investigasi Federal, James Comey, oleh Presiden Donald Trump berbuntut panjang. Gedung Putih dicurigai berusaha mengintervensi FBI di tengah penyelidikan terhadap hubungan lingkaran dekat Trump dengan Rusia. Ironisnya Trump menyebut ala san pemecatan Comey adalah penyelidikan skandal email milik bekas rivalnya, Hillary Clinton, yang dinilai mencederai jalannya pemilihan umum.
Dalam surat pemecatan yang diantarkan oleh ajudannya, Trump menyebut pemecatan diperlukan untuk mengembalikan "kepercayaan publik" terhadap FBI. Sang presiden tidak merinci alasan pemecatan tersebut. Namun dalam sebuah memo yang ditulis Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, Comey dianggap lancang karena memublikasikan "informasi yang merendahkan" tentang Clinton di ujung masa kampanye.
Partai Demokrat membandingkan langkah Trump dengan "pembantaian Sabtu malam" pada era Presiden Richard Nixon. Saat itu ia memecat jaksa independen yang ditugaskan menyidik kasus Watergate pada 1973. Oposisi di Washington meragukan dalih Trump dan mencurigai Gedung Putih berusaha mengintervensi investigasi FBI terkait campur tangan Rusia pada pilpres lalu.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari seki an banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasila n jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana ZelnÃÄková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Ti ffany.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha am bisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama se kali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
-
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.
Trump sebelumnya mencibir investigasi FBI sebagai "hoax" dan menepis keterlibat an timnya dalam campur tangan Rusia.
Terkait kasus Clinton, Comey terbukti memberikan keterangan palsu selama kesaksiannya di depan Kongres AS. Saat itu ia mengatakan pegawai Clinton, Huma Abedin, memindahkan "ratusan dan ribuan" email ke laptop milik suaminya, termasuk sejumlah informasi rahasia. Kesaksian Comey disampaikan di tengah masa kampanye kepresidenan.
Kini FBI meralat informasi tersebut dan menulis hanya "sejumlah kecil" dari ribuan email yang ditemukan di laptop tersebut berasal dari Huma Abedin. Comey adalah direktur FBI pertama yang dipecat sejak era Presiden Bill Clinton. Ia diangkat oleh mantan Presiden Barack Obama pada 2013 silam untuk masa jabatan selama 10 tahun.
-
Seratus Hari Do nald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Kontroversi Dalam 140 Huruf
Twitter menjadi platform favorit Donald Trump buat memublikasikan dekret atau sekedar melontarkan pernyataan pedas pada lawan politiknya. Dengan pesan yang cuma sepanjang 140 karakter, situs sosial media ini menawarkan kesempatan buat Trump untuk memuat pernyataan yang kontroversial, tanpa perlu menjelaskan duduk perkaranya seperti pada sebuah artikel.
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
"Iblis" dari Enam Negara Muslim
"Kita harus menjaga negara ini dari iblis," tulisnya pada 20 Januari ihwal perintah larangan masuk bagi warga muslim dari enam negara Islam. Ketika larangan tersebut digugurkan pengadilan, ia balik menyalak, "apa jadinya dengan negara ini jika kita membiarkan orang jahat masuk?"
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Pertalian Racun di Asia Pasifik
Perekonomian Cina dan AS bertaut erat tanpa bisa dipisahkan. Namun begitu Trump gemar menyerang Beijing dalam isu perdagangan. Ia bahkan menyebut Cina sebagai "manipulator mata uang." Tapi dasar Trump, ia kemudian menyangkal ucapannya sendiri. "Kenapa saya mau menyebut Cina manipulator mata uang, padahal mereka bekerjasama dengan kami dalam isu Korea Utara!?."
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Demonisasi Media
Terutama media liberal dan kiri sering menjadi sasaran amuk Donald Trump sejak masa kampanye. Berulangkali ia menyebut CNN, New York Times atau ABC sebagai media abal-abal. "Media palsu bukan musuh saya, tapi musuh rakyat Amerika!" Pada lain kesempatan ia menyerukan penduduk AS agar "tidak mempercayai media mainstream."
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Hantu Obama di Gedung Putih
Selama 100 hari pertama Trump sibuk memerangi warisan mantan Presiden Barack Obama, antara lain kebijakan lingkungan dan asuransi kesehatan. Ia bahkan melontarkan tuduhan miring pada pendahulunya itu. "Baru mendapat kabar Obama 'memata -matai' saya di Trump Tower sebelum kemenangan (Pemilu)." Tudingan tersebut tidak pernah bisa dibuktikan.
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
"Musuh" di Sebrang Atlantik
Selain Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel juga sering menjadi korban serangan verbal Donald Trump. Tidak jelas kenapa Trump gemar mencibir sekutu dekat AS tersebut. "Jerman berutang besar pada NATO dan Amerika Serikat. Mereka harus membayar layanan keamanan yang kita sediakan," kicaunya. Pada kunjungannya ke Washington Merkel lalu menguliahi Trump soal prinsip kerja NATO.
-
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Proteksionisme dan Ancaman
"Beli produk Amerika, pekerjakan orang Amerika," tulisnya sesaat setelah dilantik menjadi Presiden. Proteksionisme yang menjadi aib bagi kebanyakan kepala negara, justru menjadi senjata Trump buat meraup suara. Ia antara lain mengancam bakal menerapkan pajak berlebih jika perusahaan multinasional tetap memproduksi barang yang akan dijual di AS di luar negeri.
rzn/yf (ap,rtr)
Laporan Pilihan
Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter
Sejak menduduki kursi nomor satu di Washington, Donald Trump lebih banyak berkoar di Twitter ketimbang menepati janji kampanyenya. Inilah kumpulan kicauan Trump paling kontroversial di 100 hari pertamanya. (28.04.2017)
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol. (09.11.2016)
- Tanggal 10.05.2017
- Kata Kunci Donald Trump, Amerika Serikat, FBI, James Comey, Rusia, Pilpres AS 2016, Hillary Clinton
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2cicK
Tidak ada komentar