Page Nav

HIDE
Minggu, Maret 16

Pages

Breaking News:

Ads Place

Click Here

Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia

Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia Presi...

Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia

Pecat Direktur FBI, Trump Dicurigai Intervensi Penyelidikan Rusia

Presiden AS Donald Trump beralasan, kinerja James Comey selama penyelidikan skandal email Hillary Clinton melanggar etika karena mencederai pemilu kepresidenan. Tapi oposisi di Washington mencurigai ada motif lain.

Bildkombo U.S. Präsident Donald Trump und FBI Direktor James Comey (Reuters/J. Lo Scalzo/G. Cameron)

Presiden AS Donald Trump dan Direktur FBI James Comey

Pemecatan Direktur Biro Investigasi Federal, James Comey, oleh Presiden Donald Trump berbuntut panjang. Gedung Putih dicurigai berusaha mengintervensi FBI di tengah penyelidikan terhadap hubungan lingkaran dekat Trump dengan Rusia. Ironisnya Trump menyebut ala san pemecatan Comey adalah penyelidikan skandal email milik bekas rivalnya, Hillary Clinton, yang dinilai mencederai jalannya pemilihan umum.

Dalam surat pemecatan yang diantarkan oleh ajudannya, Trump menyebut pemecatan diperlukan untuk mengembalikan "kepercayaan publik" terhadap FBI. Sang presiden tidak merinci alasan pemecatan tersebut. Namun dalam sebuah memo yang ditulis Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein, Comey dianggap lancang karena memublikasikan "informasi yang merendahkan" tentang Clinton di ujung masa kampanye.

Partai Demokrat membandingkan langkah Trump dengan "pembantaian Sabtu malam" pada era Presiden Richard Nixon. Saat itu ia memecat jaksa independen yang ditugaskan menyidik kasus Watergate pada 1973. Oposisi di Washington meragukan dalih Trump dan mencurigai Gedung Putih berusaha mengintervensi investigasi FBI terkait campur tangan Rusia pada pilpres lalu.

  • Donald Trump bersama keluarga (picture-alliance/dpa)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Bersama Keluarga

    Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".

  • USA Donald Trump 1984 (picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    1984

    Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari seki an banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.

  • USA Frederick Trump - Ayah Donald Trump (imago/ZUMA Press)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Sang Ayah: Frederick Junior

    Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.

  • USA Trump Tower, New York City (Getty Images/D. Angerer)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Miliarder dengan Namanya

    Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasila n jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.

  • USA - The Wharton School, Ex-Universität (picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    "Very good, very smart"

    "Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..

  • USA Donald Trump - New York Military Academy in Cornwall-on-Hudson (pict   ure-alliance/AP Photo/)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Pendidikan Militer

    Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.

  • Bildergalerie Vietnam Kriegsszene bei Cu Chi (picture-alliance/AP Photo)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Lolos dari Perang Vietnam

    Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.

  • USA Ivana Trump & Donald Trump (Getty Images/AFP/Swerzey)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Istri Pertama: Ivana

    Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".

  • Donald Trump mit damaliger Ehefrau Marla und Tochter Tiffany (picture alliance/AP Photo/J. Minchillo)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Keluarga Nomor 2

    Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Ti ffany.

  • USA 2007 Donald Trump & Fun Girls (picture-alliance/dpa/K. Lemm)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Selalu Tampil dengan Gadis

    Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.

  • USA Wahlkampf Republikaner Donald Trump - Buch The Art of the Deal (Getty Images/AFP/M. Schwalm)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    The Art of the Deal

    Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha am bisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.

  • USA Donald Trump Wrestling 2007 (Getty Images/B. Pugliano)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Arena bagi Trump

    Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"

  • Donald Trump (picture-alliance/dpa/J. Lane)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Trump di Panggung Politik

    Sebenarnya Trump hampr sama se kali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.

  • USA Präsidentschaftswahl Donald Trump (Getty Images/AFP/M. Ngan)

    Trump: Populis, Mogul, Presiden

    Jabatan Terhormat

    Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.


Trump sebelumnya mencibir investigasi FBI sebagai "hoax" dan menepis keterlibat an timnya dalam campur tangan Rusia.

Terkait kasus Clinton, Comey terbukti memberikan keterangan palsu selama kesaksiannya di depan Kongres AS. Saat itu ia mengatakan pegawai Clinton, Huma Abedin, memindahkan "ratusan dan ribuan" email ke laptop milik suaminya, termasuk sejumlah informasi rahasia. Kesaksian Comey disampaikan di tengah masa kampanye kepresidenan.

Kini FBI meralat informasi tersebut dan menulis hanya "sejumlah kecil" dari ribuan email yang ditemukan di laptop tersebut berasal dari Huma Abedin. Comey adalah direktur FBI pertama yang dipecat sejak era Presiden Bill Clinton. Ia diangkat oleh mantan Presiden Barack Obama pada 2013 silam untuk masa jabatan selama 10 tahun.

  • USA Donald Trump vor dem US-Kongress in Washington (Getty Images/C. Somodevilla)

    Seratus Hari Do nald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    Kontroversi Dalam 140 Huruf

    Twitter menjadi platform favorit Donald Trump buat memublikasikan dekret atau sekedar melontarkan pernyataan pedas pada lawan politiknya. Dengan pesan yang cuma sepanjang 140 karakter, situs sosial media ini menawarkan kesempatan buat Trump untuk memuat pernyataan yang kontroversial, tanpa perlu menjelaskan duduk perkaranya seperti pada sebuah artikel.

  • USA Dallas Flughagen Muslime Einreisestop (Reuters/L. Buckman)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    "Iblis" dari Enam Negara Muslim

    "Kita harus menjaga negara ini dari iblis," tulisnya pada 20 Januari ihwal perintah larangan masuk bagi warga muslim dari enam negara Islam. Ketika larangan tersebut digugurkan pengadilan, ia balik menyalak, "apa jadinya dengan negara ini jika kita membiarkan orang jahat masuk?"

  • USA China - Trump trifft Xi (Getty Images/AFP/J. Watson)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    Pertalian Racun di Asia Pasifik

    Perekonomian Cina dan AS bertaut erat tanpa bisa dipisahkan. Namun begitu Trump gemar menyerang Beijing dalam isu perdagangan. Ia bahkan menyebut Cina sebagai "manipulator mata uang." Tapi dasar Trump, ia kemudian menyangkal ucapannya sendiri. "Kenapa saya mau menyebut Cina manipulator mata uang, padahal mereka bekerjasama dengan kami dalam isu Korea Utara!?."

  • Donald Trump im Interview mit Kai Diekmann (picture alliance/dpa/BI   LD/D. Biskup)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    Demonisasi Media

    Terutama media liberal dan kiri sering menjadi sasaran amuk Donald Trump sejak masa kampanye. Berulangkali ia menyebut CNN, New York Times atau ABC sebagai media abal-abal. "Media palsu bukan musuh saya, tapi musuh rakyat Amerika!" Pada lain kesempatan ia menyerukan penduduk AS agar "tidak mempercayai media mainstream."

  • USA Barack Obama in Chicago (Reuters/K. Krzaczynski)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    Hantu Obama di Gedung Putih

    Selama 100 hari pertama Trump sibuk memerangi warisan mantan Presiden Barack Obama, antara lain kebijakan lingkungan dan asuransi kesehatan. Ia bahkan melontarkan tuduhan miring pada pendahulunya itu. "Baru mendapat kabar Obama 'memata -matai' saya di Trump Tower sebelum kemenangan (Pemilu)." Tudingan tersebut tidak pernah bisa dibuktikan.

  • USA - Donald Trump trifft Angela Merkel (Reuters/J. Ernst)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    "Musuh" di Sebrang Atlantik

    Selain Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel juga sering menjadi korban serangan verbal Donald Trump. Tidak jelas kenapa Trump gemar mencibir sekutu dekat AS tersebut. "Jerman berutang besar pada NATO dan Amerika Serikat. Mereka harus membayar layanan keamanan yang kita sediakan," kicaunya. Pada kunjungannya ke Washington Merkel lalu menguliahi Trump soal prinsip kerja NATO.

  • USA Fiat Chrysler ver   spricht 2000 US-Jobs (Getty Images/B. Pugliano)

    Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

    Proteksionisme dan Ancaman

    "Beli produk Amerika, pekerjakan orang Amerika," tulisnya sesaat setelah dilantik menjadi Presiden. Proteksionisme yang menjadi aib bagi kebanyakan kepala negara, justru menjadi senjata Trump buat meraup suara. Ia antara lain mengancam bakal menerapkan pajak berlebih jika perusahaan multinasional tetap memproduksi barang yang akan dijual di AS di luar negeri.


rzn/yf (ap,rtr)

Laporan Pilihan

Seratus Hari Donald Trump, Seribu Kicauan di Twitter

Sejak menduduki kursi nomor satu di Washington, Donald Trump lebih banyak berkoar di Twitter ketimbang menepati janji kampanyenya. Inilah kumpulan kicauan Trump paling kontroversial di 100 hari pertamanya. (28.04.2017)

Trump: Populis, Mogul, Presiden

Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol. (09.11.2016)

  • Tanggal 10.05.2017
  • Kata Kunci Donald Trump, Amerika Serikat, FBI, James Comey, Rusia, Pilpres AS 2016, Hillary Clinton
  • Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
  • Feedback: Kirim Feedback
  • Cetak Cetak halaman ini
  • Permalink http://p.dw.com/p/2cicK
Sumber: DW

Tidak ada komentar

Latest Articles

Click Here