Pendukung Ahok yang Kritik Jokowi Dilaporkan ke Polisi - News Liputan6.com Liputan6.com, Jakarta - VK, pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau...
Liputan6.com, Jakarta - VK, pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berorasi di depan Rutan Cipinang pada 9 Mei 2017 dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pria yang bernama Kan Hiung.
Kan yang datang ke Polda Metro Jaya bersama kuasa hukum dan temannya itu, melaporkan VK atas nama pribadi. Dia merasa bahwa orasi VK yang menyebut rezim Jokowi lebih parah dari rezim Susilo Bambang Yudhoyono telah menghina pemerintahan Jokowi dan SBY.
- Polri Minta Tidak Ada Aksi Lagi dari Pendukung Ahok
- Diundang Jokowi, Presiden Chile Tiba di Jakarta Hari Ini
- Warga Serahkan Palu Raksasa untuk Apresiasi Hakim atas Vonis Ahok
"Saya sebagai rakyat Indonesia merasa dirugikan karena Presiden adalah simbol negara yang harus dihormati. Kalau semua orang bebas berorasi dan teriak-teriak menghina Presiden kita, apa kata dunia," ucap Kan di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (13/5/2017).
"Di situ pastinya secara keterbukaan begitu, ada media internasional yang meliput soal hal itu maka bisa membuat rasa kepercayaan internasional ke Indonesia menurun. Sebagai rakyat Indonesia, saya merasa dirugikan," Kan melanjutkan.
Kan bersama kuasa hukumnya Ferry Juan juga membawa beberapa barang bukti yang mengindikasikan bahwa VK telah melakukan perbuatan hukum, seperti satu keping CD yang berisi video orasi.
"Kami juga membawa screenshot sejumlah media online yang telah memberitakan hal tersebut serta ucapan dari Mendagri Tjahjo Kumolo sudah memberitakan kalau beliau tersinggung. Dan video itu ada dua model, satu yang terang, satu yang agak gelap - gelap. Itu jelas kalau itu wajahnya," kata dia.
VK dilaporkan atas kasus dugaan kejahatan kekuasaan umum serta terancam Pasal 207 KUHP. Laporan Kan sudah tercatat di Polda Metro Jaya dengan nomor LP TBL/2314/V/2017/PMJ/ Dit.Resk rimum. Tanggal 13 Mei 2017.
Reaksi Mendagri
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo angkat suara mengenai wanita yang berorasi di aksi simpatik untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan menyebut rezim Jokowi lebih parah dari rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tjahjo mengatakan, karena merupakan bagian dari pemerintahan maka dia perlu membela Presiden.
"Ini menyangkut rezim pemerintahan. Ini dia sebut rezim pemerintahan Jokowi. Saya bagian dari pemerintah. Saya harus bela Presiden saya," ujar Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 12 Mei 2017.
Namun, politikus PDIP itu menolak jika sikapnya itu disebut sebagai bentuk antikritik. Menurut dia, masyarakat harus bisa membedakan antara kritik dan fitnah. Tjahjo pun berencana melaporkan hal ini.
Tapi sebelum langkah itu diambil, Tjahjo memberi kesempatan kepada VK untuk menjelaskan maksud perkataannya di orasi itu. Dia sudah m engirim surat secara khusus kepada VK untuk bisa datang dan memberi penjelasan.
Sementara itu, VK mengaku sudah mengirimkan surat klarifikasi pernyataannya tersebut kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.
"Soal itu saya sudah kirim surat klarifikasi, bisa ditanyakan ke Pak Menteri. Jadi bisa ditanyakan langsung ke Pak Menteri," kata VK kepada Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).
Sumber: Google News
Tidak ada komentar