Senin Siaga, Jangan Remehkan Ransomware "WannaCry" - KOMPAS.com (Nikolaus Wogen/sxc.hu) ilustrasi ...
(Nikolaus Wogen/sxc.hu) ilustrasi
KOMPAS.com - Tak kurang dari 100 negara di seluruh dunia kini terjangkit virus ransomware baru bernama WannaCry. Di Indonesia, program jahat itu mulai menyerang beberapa rumah sakit sejak Jumat (12/5/2017) pekan ini.
Tak berlebihan jika Direktur Jenderal Aplikasi dan Informati Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, menyebut serangan ransomeware WannaCry sebagai bentuk âterorisme cyberâ.
Pasalnya, ia mengatakan baru sekarang ada rumah sakit yang diserang. Akibatnya terbilang fatal, di mana pelayanan medis untuk pasien te rhambat gara-gara data kesehatan yang terhimpun di sistem komputer tak bisa diakses. (Baca: Rumah Sakit di Jakarta Disandera Ransomware, Minta Tebusan Rp 4 Juta)
WannaCry sendiri sebenarnya tak menyasar rumah sakit dengan sengaja. Virus itu menyebar secara acak, cepat, dan meluas, atau bisa disebut sebagai âprogram jahat yang tak pandang buluâ.
Serangannya kebanyakan berasal dari rumah sakit tak lain karena beberapa alpa melakukan pencegahan seperti update sistem operasi. Jika ditilik lebih jauh, institusi-institusi lain dari berbagai sektor di seluruh dunia sejatinya turut terkena imbas, mulai dari transportasi hingga telekomunikasi.
Jangan diremehkan
Sifat WannaCry yang tak pandang bulu sebaiknya jangan diremehkan. Komputer siapa pun khususnya yang menggunakan OS Windows lawas bisa terjangkit dan menjangkiti komputer lainnya dalam waktu relatif singkat.
Baca: Daftar Versi Windows yang Rawan Terkena Ransomware Wann aCry
Jika sudah terjangkit, Anda bisa menangis karena tak bisa mengakses data pada komputer, kecuali sepakat membayar tebusan senilai Rp 4 juta yang diminta pembuat WannaCry. Tebusan itu dibayar dalam bentuk uang virtual Bitcoin.
Namun, kalaupun tebusan terkirim, tak ada jaminan si pembuat ransomware akan benar-benar mengirimkan kunci enkripsi data komputer korban.
Menurut praktisi keamanan cyber Alfons Tanujaya dari Vaksinkom, WannaCry menjadi sangat berbahaya karena karakteristiknya unik dibanding ransomware lain.
Ransomware pada umumnya mengandalkan teknik phising di mana calon korban harus meng-klik sebuah tautan untuk mengunduh ransomware, misalnya di e-mail. Apabila tautan tidak di-klik, maka ransomware tidak akan menginfeksi komputer.
Sementara itu, WannaCry mengeksploitasi celah keamanan Windows, MS 71-010. Program jahat itu akan scan port 445 (SMB). Kalau terbuka, dia akan langsung masuk.
Dengan kata lain, Wa nnaCry bisa menginfeksi komputer lain secara otomatis lewat jaringan, tanpa butuh campur tangan korban yang tertipu meng-klik tautan berbahaya seperti dalam teknik phising.
Apabila satu komputer perusahaan sudah terinfeksi oleh WannaCry, worm pada ransomware akan mencari sendiri komputer yang rentan untuk diinfeksi.
Khusus untuk Indonesia pada hari ini, Senin (15/5/2017) merupakan momen krusial untuk tidak meremehkan WannaCry. Pasalnya, malware ini dikhawatirkan akan aktif saat komputer-komputer di perkantoran dihidupkan setelah masa long weekend.
Baca: Awas, Jangan Langsung Nyalakan Komputer Kantor Hari Senin Ini!
Asal-usul WannaCry
WannaCry lahir dari tool senjata siber dinas intel Amerika Serikat, NSA, yang dicuri dan dibocorkan grup hacker bernama Shadow Broker pada April lalu. Tool yang dieksploitasi oleh WannaCry dikenal dengan istilah âEternalBlueâ.
Sebelum dibocorkan oleh Shadow Broker, EnternalBlue sudah sering dipakai NSA untuk mengendalikan komputer sasaran dari jarak jauh secara remote. Celah ini bisa dipakai menyerang komputer yang menjalankan Windows XP hingga Windows Server 2012.
Alfons mengatakan celah keamanan ini sebenarnya sudah diketahui dan ditambal oleh Microsoft melalui patch Windows pada Maret 2017 lalu.
Sayangnya, ada saja pengguna, institusi, atau perusahaan yang belum memasang update ini karena berbagai alasan. Fitur automatic update yang idealnya terus dinyalakan malah dimatikan karena berbagai sebab.
Laporan terakhir menyebut 16 rumah sakit yang tergabung dalam jaringan National Health Service menjadi korban WannaCry. Secara total, lebih dari 75.000 kasus infeksi WannCry di sekitar 100 negara, termasuk Indonesia.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:- Malware Penyandera Data Teror Internet Dunia Berita TerkaitBegini Cara "Ransomware" Menginfeksi KomputerIntel AS di Balik "Ransomware" yang Menyerang Rumah Sakit IndonesiaBegini Cara Menangkal Serangan "Ransomware" WannaCrySambut Hari Senin, Kominfo Berikan Panduan Lengkap Cegah Ransomware "WannaCry""Ransomware" Minta Tebusan Rp 4 Juta di Indonesia, Dibayar atau Tidak? Terkini Lainnya Jangan Remehkan Ransomware "WannaCry" Internet 15/05/2017, 05:31 WIB Daftar Versi Windows yang Rawan Terkena Ransomware WannaCry Internet 14/05/2017, 20:36 WIB "Ransomware" Minta Tebusan Rp 4 Juta di Indonesia, Dibayar atau Tidak? Internet 14/05/2017, 14:20 WIB Sambut Hari Senin, Kominfo Berikan Panduan Lengkap Cegah Ransomware "WannaCry" Internet 14/05/2017, 13:39 WIB Kena Ransomware, Rumah Sakit Ini Terpaksa Bayar Tebusan Rp 226 Juta Internet 14/05/2017, 11:18 WIB Indonesia Darurat "Ransomware", Kominfo Gelar Konferensi Pers Mendadak Internet 14/05/2017, 09:49 WIB Awas, Jangan Langsung Nyalakan Komputer Kantor Hari Senin Besok! Internet 14/05/2017, 09:09 WIB Cegah Ransomware, Menkominfo Minta Cabut Jaringan dan Matikan WiFi Internet 14/05/2017, 06:20 WIB Begini Cara Menangkal Serangan "Ransomware" WannaCry Internet 13/05/2017, 19:17 WIB Rumah Sakit Indonesia Jadi Korban "Terorisme Cyber" Internet 13/05/2017, 17:18 WIB Intel AS di Balik "Ransomware" yang Menyerang Rumah Sakit Indonesia Internet 13/05/2017, 15:49 WIB Rumah Sakit di Jakarta Disandera "Ransomware", Minta Tebusan Rp 4 Juta Internet 13/05/2017, 13:36 WIB "Malware" Menyandera Belasan Rumah Sakit, Minta Tebusan Bitcoin Internet 13/05/2017, 11:37 WIB Aplikasi Uber Kini Bisa Ingat Alamat Rumah dan Kantor Software 13/05/2017, 09:15 WIB Hari Ini, Oppo F3 Mulai Dijual di Indonesia Gadget 13/05/2017, 08:18 WIB Load MoreSumber: Google News
Tidak ada komentar