Setiap Tahun Ngurusin Cantrang, Nggak Ada Habis-habisnya - Tribunnews Setiap Tahun Ngurusin Cantrang, Nggak Ada Habis-habisnya "Suda...
Setiap Tahun Ngurusin Cantrang, Nggak Ada Habis-habisnya
"Sudah beberapa puluh tahun kita berurusan dengan cantrang. Setiap tahun urusan cantrang. nggak ada habisnya."
TRIBUN PONTIANAK/TITO RAMADHANIKapal Nelayan Vietnam yang tertangkap petugas dalam operasi rutin Operasi Nusantara Bakamla di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, Laut Cina Selatan, Selasa (21/3/2017) karena melakukan penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia.Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat hadir di Rapat Koordinasi Nasional Kem aritiman di Jakarta, hari ini, Kamis (4/5/2017), Presiden Joko Widodo, meminta agar nelayan Indonesia diajak bekerja dengan pola yang lebih maju.
Presiden Jokowi berharap persoalan alat tangkap ikan cangkrang tidak lagi menjadi masalah besar tahunan yang dapat menghambat kemajuan perikanan dan kelautan Indonesia.
"Sudah beberapa puluh tahun kita berurusan dengan cantrang. Setiap tahun urusan cantrang. nggak ada habisnya. Sehingga melupakan strategi besar yang lain yang memiliki nilai tambah yang lebih baik," ucap Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Rapat Koordinasi Nasional Kemaritiman, di Gedung Sasana Kriya, TMII, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2017).
Presiden Joko Widodo juga menyarankan agar penangkapan ikan bisa menggunakan teknologi baru budidaya perikanan lepas pantai atau offshore mencontoh Norwegia dan Taiwan yang berhasil menggunakan metode tersebut.
"Kenapa ga bicara offshore aquaculture. Sekali lagi, 70% lebih negara kita adalah air, adalah laut. Kenapa kita tidak pernah berbicara ini. Lihatlah Norwegia, Taiwan. Sekarang setiap hari bicara offshore aquaculture. Ajari nelayan kita untuk mengetahui barang apa ini," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi metode offshore dapat memberikan keuntungan yang lebih dan bukan barang mahal dalam pengadaannya.
Jika pemerintah tidak mampu mengadakan sendiri, Presiden Jokowi pun menyarankan agar dapat bekerjasama dengan pihak lain, sehingha bisa saling bertukar ilmu dan informasi.
"Nilai tambah nya bisa puluahan kali dariapa yang kita lakukan skrg ini. Sudah berpuluh-puluh tahun kita tidak berani melompat. Bukan barang yang mahal, hanya 47 miliar. Nggak mahal," tutur Presiden Jokowi.
"Kalau kita belum bisa kerjakan sendiri, joinkan, kerja sama kan, biar ada transfer of knowledge, tanpa itu kita tidak akan pernah meloncat. Kita itu terlalu rutinitas, terlalu monoton, terlalu liner. padahal dunia perubahan cepat seka li," pungkas Presiden Joko Widodo.
Tidak ada komentar