Suami yang Ajukan Suntik Mati: Saya Sudah Tidak Tahan Lagi... - KOMPAS.com Daspriani Y Zamzami Berlin Silalahi terbaring tak berdaya di pena...
Daspriani Y Zamzami Berlin Silalahi terbaring tak berdaya di penampungan sementara, Kantor YARA, pasca digusur dari barak hunian Bakoy, kondisi kelumpuhan yang dieritanya membuat ia meminta permohonan Euthanasia ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.
BANDA ACEH, KOMPAS.com â" Berlin Silalahi (46) mengajukan permohonan euthanasia atau tindakan mengakhiri hidup seseorang yang sakit parah dengan kematian yang dinilai tenang, biasanya dengan suntikan, ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.
Salah seorang korban penggusuran dari barak pengungsi tsunami di Gampong Bakoy, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar itu mengaku sudah t idak tahan lagi dengan penyakit yang dideritanya.
âKalau sebelumnya saya masih bisa duduk dalam waktu yang agak lama, tapi kalau sekarang, sebentar saja duduk badan saya langsung terasa sakit semua, dan saya harus berbaring lagi, saya sudah tidak tahan lagi,â ucap dia kepada Kompas.com, Kamis (4/52017) di Banda Aceh.
Sebelum tsunami, Berlin bekerja sebagai mekanik mesin di sebuah bengkel sepeda motor. Dia juga sempat bekerja sebagai petugas ticketing pada angkutan minibus L-300 Trayek Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).
Pasca musibah gempa dan tsunami, Berlin tinggal di barak hunian sementara, karena rumah yang mereka sewa hancur dilanda tsunami.
Pria kelahiran Batak-Jawa ini mulai sakit-sakitan sejak tinggal di barak. Hingga akhirnya pada tahun 2014 lalu, ia mengalami kelumpuhan setelah menjalani pengobatan medis dan alternatif di Kota Lhokseumawe.
Sejak kembali ke Banda Aceh, sebut Berlin, ia sudah bolak balik menjalani perawa tan ke rumah sakit. Tapi penyakit yang dideritanya belum kunjung sembuh. Kini kondisinya semakin parah.
Berlin yang menikah dengan Ratnawati tahun 2002 itu dikaruniai dua orang putri, Tasya Maizura (11) dan Fitria Balqis (5). Saat ini Tasya akhirnya diserahkan kepada kakak sang istri Ratnawati untuk dirawat dan bisa melanjutkan sekolah.
âSaya tak tahu harus bagaimana, keluarga kakak saya itu pun bukan keluarga mampu, tapi Cuma mereka yang bisa kami minta untuk merawat anak saya, kasian anak saya tahun ini dia harus menamatkan sekolah dasarnya, agar bisa melanjutkan ke sekolah SMP,â ucap Berlin dengan bibir bergetar menahan sedih.
âAnak yang kecil masih ikut bersama kami, tapi saya cemas juga bagaimana kehidupannya nanti,â tambah dia.
Sementara sang istri, Ratnawati, mengatakan, puncak keputusasaan sang suami terjadi saat barak yang selama ini menjadi tempat tinggal mereka dibongkar oleh Satpol PP Kabupaten Aceh Besar.
âSebelumnya pihak Bu pati sudah memberikan surat peringatan bahwa barak akan dibongkar, tapi setelah itu ada surat edaran dari Plt Gubernur Soedarmo yang mengakan bahwa untuk sementara barak jangan dibongkar dulu, dan kemudian, gubernur Zaini Abdullah pun sepekan sebelum pembongkaran barak juga sudah memerintahkan bahwa barak jangan dibongkar," ucap dia.
"Jadi ketika satpol PP datang, kami belum siap, dan merasa kaget sekali, semua barang kami hancur berantakan,â tambah Ratnawati.
Pasca "pengusiran" dari barak, Berlin pun semakin tertekan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengajukan permohonan euthanasia untuk mengakhiri penderitaan batinnya.
Selain Berlin, terdapat 17 kepala keluarga lainnya yang menjadi korban penggusuran tersebut. Berlin bersama 17 kepala keluarga tersebut kini ditampung di Kantor YARA (Yayasan Advokasi Rakyat Aceh).
Sekretaris YARA Fakhrurrazi, mengatakan, pihaknya hanya membantu memfasilitasi tempat tinggal sementara.
&quo t;Mereka tinggal berdesak-desakan di kantor, karena hanya ada ruangan kecil yang ada di sana, kami mencoba melakukan pertemuan dengan gubernur, agar bisa memberi solusi bagi mereka, karena mereka adalah tanggunjawab Negara,â ujar Fakhrurrazi.
Baca juga: Cerita Ratnawati yang Ikhlas Saat Suami Ajukan Permohonan Suntik Mati
Kompas TV Berlin Silalahi ingin mengakhiri hidupnya dengan cara suntik mati atau euthanasia Berita TerkaitPerjuangan Suami Rawat Istri yang Sakit Keras hingga Berniat Ajukan Suntik MatiPasien Lima Tahun Koma, Keluarganya Berniat Ajukan Fatwa Suntik MatiPanda Tertua di Dunia yang Hidup di Kandang, Mati dengan Euthanasia Terkini Lainnya Bahasa Simbolik dari Mayoritas Diam Nasional 05/05/2017, 10:26 WIB Pengalihan Rute Transjakarta Akan Dilakukan Situasional Saat Aksi 55 Megapolitan 05/05/2017, 10:17 WIB Partai Pemerintah Dukung Angket KPK, Joko wi Harus Kembalikan Koalisi ke Jalan yang Benar Nasional 05/05/2017, 10:16 WIB Polisi Terjunkan 15.000 Personel Kawal Aksi 5 Mei Megapolitan 05/05/2017, 10:04 WIB Dedi Mulyadi: Anda Kita Memikirkan Nasib Guru Honorer? BrandzView 05/05/2017, 10:04 WIB Pria Mesir Garap Al Quran Terbesar Buatan Tangan Internasional 05/05/2017, 10:04 WIB Ridwan Kamil dan Menteri Perdagangan "Blusukan" ke Pasar Kosambi Regional 05/05/2017, 10:01 WIB Mantan Kapolri Widodo Budidarmo Tutup Usia Nasional 05/05/2017, 09:53 WIB Disangka Teroris, Menteri Somalia Tewas Ditembak Tentara Pemerintah Internasional 05/05/2017, 09:52 WIB Jumat Siang Ini, KPU DKI Tetapkan Cagub-Cawagub Terpilih Megapolitan 05/05/2017, 09:51 WIB Sambil Nyanyikan Indonesia Raya, Massa Aksi 55 Padati Masjid Istiqlal Megapolitan 05/05/2017, 09:42 WIB Bersihkan Sisa Banjir Bandang Magelang, Alat Berat Diterjunkan Regional 05/05/2017, 09:36 WIB Ini Rekayasa Lalu Lintas Sa at Berlangsungnya Aksi 5 Mei di Gedung MA Megapolitan 05/05/2017, 09:32 WIB Jabodetabek Diprediksi Hujan Ringan Siang hingga Malam Ini Megapolitan 05/05/2017, 09:25 WIB Mahasiswa Indonesia Kibarkan Sang Saka di Sebuah Gunung di Australia Internasional 05/05/2017, 09:24 WIB Load MoreSumber: Google News
Tidak ada komentar