Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

WHW Pastikan Penggunaan TKA di Smelter Diikuti Alih Teknologi

WHW Pastikan Penggunaan TKA di Smelter Diikuti Alih Teknologi Pekerja di fasilitas smelter milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (W...

WHW Pastikan Penggunaan TKA di Smelter Diikuti Alih Teknologi

WHW Pastikan Penggunaan TKA di Smelter Diikuti Alih Teknologi - JPNN.COM

Pekerja di fasilitas smelter milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHWAR) di Ketapang, Kalimantan Barat. Foto: Harita

jpnn.com, KETAPANG - Kabupaten Ketapang di Kalimantan Barat sudah sekitar setahun ini memiliki smelter alumina pertama dan terbesar di Indonesia. Smelter yang yang berlokasi di Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang itu milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHWAR).

WHWAR merupakan perusahaan joint venture bentukan Harita Group melalui PT Cita Mineral Investindo Tbk dengan China Hongqiao Group Li mited, Winning Investment (HK) Company Limited, Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co. Ltd. PT Cita Mineral Investindo Tbk memiliki 30 persen saham di WHWAR. Sedangkan China Hongqiao Group Limited memiliki 56 persen.

Sisanya adalah saham milik Winning Investment (HK) Company Ltd sebesar 9 persen dan Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co Ltd sebesar 5 persen.

Demi mengoperasikan smelter berteknologi tinggi itu, WHWAR mendatangkan tenaga kerja asing (TKA). Hen Roliya selaku public relations WHWAR mengatakan, fasilitas itu harus ditangani oleh ahli.

"Kita tidak bisa sembarang dalam mengoperasikan sebuah teknologi, dibutuhkan tangan-tangan profesional yang handal agar teknologi ini bisa berjalan dengan baik. Karena semakin orang mengetahui teknologi sebenarnya akan semakin takut dia terhadap bahaya teknologi tersebut," kata Roliya di lokasi smelter WHWAR, Jumat (12/5).

Saat ini total jumlah pekerja WHWAR mencapai sekitar 2.800 oran g. Dari angka itu, jumlah TKA sekitar 9 persen. “Mereka adalah tenaga ahli yang diperbantukan dari pemegang saham di Tiongkok untuk kebutuhan transfer teknologi," katanya.

Meski demikian, WHWAR tak sekadar mendatangkan TKA. Sebab, harus ada transfer pengetahuan dan teknologi dari TKA ke tenaga kerja lokal.
Liya -panggilan akrab Roliya- menambahkan, pelaksanaan transfer teknologi di WHWAR dilakukan secara serius. Bahkan WHWAR mengirim tenaga lokal untuk belajar langsung di Tiongkok.

"Pada masa pra-rekonstruksi, kami mengirim sekitar 124 tenaga lokal yang tergabung di program management trainee ke Tiongkok khusus untuk belajar mengenai teknologi ini,” tuturnya.

Sumber: JPNN

Tidak ada komentar

Latest Articles