Wignyo Rahadi satukan budaya lewat Tenun Gaya - BeritagarID UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL ...
UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL
Di beberapa daerah di Indonesia, kain tenun bukan hanya sekadar pelindung tubuh dari sengatan matahari dan dinginnya udara malam. Mirip seperti batik, kain tenun pun bisa jadi penanda status dan strata sosial seseorang di setiap daerah asalnya.
Namun, tidak demikian di tangan Wignyo Rahadi. Perancang kain tenun sekaligus pemilik rumah mode Tenun Gaya ini justru ingin membuat kain tenun kian dekat dengan masyarakat.
Sejak 17 tahun lalu, lel aki yang tak memiliki latar belakang pendidikan mode ini konsisten menekuni produksi kain tenun dengan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Wignyo juga mengangkat motif kain Nusantara sebagai inspirasi utamanya.
Awalnya, ia mengaku terinspirasi dari kain rang-rang khas Bali. Motif kainnya yang begitu cantik mendorongnya untuk membuat produk serupa. Sayangnya, usaha tak berjalan dengan mulus. Pembuatan kain tersebut ternyata membutuhkan ribuan benang yang ditenun dengan teknik yang rumit serta membutuhkan waktu yang tak sebentar.
Ya, ia memang mengambil inspirasi dari corak-corak kain tenun dari seluruh daerah di Indonesia. Berbagai corak itupun dikreasikannya menjadi sebuah corak baru yang yang lebih modern. Corak buatannya juga tak ada sangkut pautnya dengan status pernikahan atau tingkat sosial seseorang dalam masyarakat.
Misalnya saja ketika ia bekerja sama dengan para pengrajin tenun dari daerah Palembang. Motif kain ulos khas suku Batak dibuatnya menjadi ben tuk baru. Begitu juga dengan motif kain tenun lainnya yang berhasil dibuat berkat kerjasama dan hubungan baiknya dengan hampir seluruh sentra tenun di pelosok Indonesia.
Pun begitu, diakuinya Tenun Gaya tetap memiliki ciri khas tersendiri. Beberapa di antaranya ialah tekstur kain yang membentuk motif berbintik-bintik pada setiap helai pakaiannya.
Warna Tenun Gaya pun disebutnya memiliki ciri khas sendiri. Contohnya meskipun terinspirasi dari kain songket Palembang, tetapi Tenun Gaya dibuat dengan campuran warna yang lebih lembut, juga bahan yang lebih nyaman untuk dikenakan.
Ia juga tak ingin menambahkan terlalu banyak ornamen dan gaya kontemporer a gar tak menutupi kecantikan asli kain tenun tradisional.
Di Tenun Gaya, Anda tak hanya dapat membeli kain atau selembar pakaian jadi. Ditemui Beritagar.ID di pembukaan butik ke-dua nya di Jalan Purworejo No.14, Menteng, Wignyo Rahadi menjelaskan bahwa di sini Anda juga bisa membuat sendiri pakaian sesuai selera dan kebutuhan, tentunya dengan beragam tenun yang telah disediakan.
Sumber: Google News Budaya
Tidak ada komentar