Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah Ini Cuma Bawa Sepeda Butut dan Rp 140 Ribu - Detikcom

Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah Ini Cuma Bawa Sepeda Butut dan Rp 140 Ribu - Detikcom Jumat 30 Juni 2017, 14:23 WIB Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah I...

Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah Ini Cuma Bawa Sepeda Butut dan Rp 140 Ribu - Detikcom

Jumat 30 Juni 2017, 14:23 WIB Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah Ini Cuma Bawa Sepeda Butut dan Rp 140 Ribu Muhammad Iqbal - detikNews Demi Bertemu Ibu, 3 Bocah Ini Cuma Bawa Sepeda Butut dan Rp 140 RibuFoto: Muhammad Iqbal/detikcom Cilegon - Okta, Rizal, dan Aslam tak kuasa menahan rindu untuk bertemu dengan sang nenek di Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel). Sang nenek juga membekali ketiga cucu laki-lakinya itu 2 sepeda butut dan Rp 140 ribu untuk kembali ke Jakarta untuk bertemu dengan ibu mereka.
Rencana menjenguk nenek ini disusun ketiganya sebelum Ramadan. Tepat seminggu sebelum bulan puasa, ketiganya berangkat dari ruma h sang ibu di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menuju Desa Indralaya, Ogan Ilir, Sumsel. Rencana perjalanan ketiganya sangat simpel, dengan menumpang truk-truk jalur Trans Sumatera. Mereka menyebut istilah menumpang itu sebagai 'BM-BM-an'.
Okta, yang merupakan anak sulung, menyebut tidaklah mudah menjalankan rencananya. Tidak semua truk hendak memberi mereka tumpangan sepanjang jalan. Apalagi mereka tidak menemukan truk yang langsung menuju Ogan Ilir. Ada truk yang memberikan tumpangan, ada juga yang berlalu begitu saja di jalan. Hampir lima hari lamanya mereka hidup di jalan.
"Hari Jumat sebelum bulan puasa itu, dari Jakarta ke Palembang naik truk. Sampai Palembang 4 hari 4 malam, hampir 5 hari," kata Okta setelah tiba di Pelabuhan Merak, Kamis (29/6/2017) malam.
Hanya dengan membawa beberapa helai pakaian, mereka akhirnya tiba di rumah sang nenek. Kondisi di Indralaya juga cukup memprihatinkan bagi ketiganya. Sang nenek jatuh sakit. Penyakit magnya ka mbuh sehingga mereka membantu mencarikan uang untuk membeli obat dengan berjualan kantong plastik di pasar-pasar terdekat.
"Di rumah nenek, kalau saya kerjanya jual plastik item (kantong kresek) di pasar. Buat tambah-tambah makan. Nenek juga sakit mag, saya beliin obat," tutur Aslam.
Hampir sebulan lamanya di Indralaya, mereka akhirnya memutuskan pulang ke Jakarta. Okta, Rizal, dan Aslam rindu bertemu dengan sang ibunda. Rencana kepulangan ketiganya diubah. Mereka sepakat pulang dengan menggowes sepeda bersama-sama menuju Jakarta. Sebelum pulang, sang nenek memberikan restu dan membekali cucunya itu 2 sepeda butut dan uang Rp 140 ribu.
"Nggak (dilarang), udah diomongin, 'Kamu kalau mau naik sepeda, naik sepeda aja, asal jangan badung'," kata Aslam menirukan pesan neneknya.
Rute ketiganya adalah menggowes sepeda dari Indralaya menuju Kota Palembang untuk mencari bus. Saat tiba di Palembang, mereka m encoba melakukan tawar-menawar harga dengan bus jurusan Rajabasa. Akhirnya mereka bisa menumpang bus dengan ongkos seadanya ke Terminal Rajabasa, Lampung.
"Kan dikasih nenek 140 ribu, kita jalan ke Palembang, busnya pada kagak mau kita naikin. Akhirnya ada bus yang mau, sepedanya juga dinaikin ke bus," ujar Okta.
Sesampai di Rajabasa, mereka melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni dan kemudian akhirnya bertemu dengan seorang petugas ASDP bernama Rizky.
"Dikasih uang juga sama temennya Bapak Rizky itu, dikasih sejuta. Ini masih ada uangnya," kata Rizal.
(tfq/nkn)Sumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles