Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing? - KOMPAS.com

Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing? - KOMPAS.com Doha News Warga Qatar antre di pasar swalayan setelah memborong berbagai bahan ...

Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing? - KOMPAS.com

Doha News Warga Qatar antre di pasar swalayan setelah memborong berbagai bahan pokok menyusul rencana Arab Saudi menutup perbatasan daratnya dengan negeri itu.

DUBAI, KOMPAS.com - Beberapa negara di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya adalah Qatar diduga mendukung kegiatan terorisme.

Akibat pengucilan Qatar tersebut, negara-negara itu menutup akses transportasi udara, darat, maupun laut bagi Qatar. Akibatnya, pesawat maupun kapal yang berasal dari Qatar harus mencari rute lain.

Salah satu hal yang juga disoroti adal ah nasib para pekerja asing dan ekspatriat yang berada di Qatar. Negara yang berpenduduk 2,2 juta tersebut hampir sebagian besarnya adalah warga asing.

Negeri kaya gas alam tersebut amat bergantung pada pekerja migran untuk memutar roda perekonomian. Mereka antara lain insinyur, dokter, bankir, hingga pekerja konstruksi yang membangun stadion dan fasilitas untuk Piala Dunia 2022.

Mengutip CNN Money, Rabu (7/6/2017), berikut ini beberapa respon dan kebijakan negara-negara "pemasok" tenaga kerja terkait krisis dan isolasi yang terjadi di Qatar.

1. Filipina

Pemerintah Filipina melaporkan ada 140.000 orang pekerja yang bekerja di Qatar. Risiko krisis pangan yang terjadi di Qatar menciptakan kecemasan tersendiri bagi pemerintah Filipina.

Akhirnya, Filipina melarang pengiriman tenaga kerja ke Qatar. Larangan ini berlaku bagi pekerja yang baru direkrut maupun yang akan kembali ke Qatar.

"Kami harus me larang untuk sementara waktu demi keamanan mereka. Kami harus mempertimbangkan kembali sebelum bisa mengizinkan pengiriman pekerja migran kami lagi," tutur Silvestre Bello, Kepala Departemen Tenaga Kerja Filipina.

2. India

Warga India adalah kelompok ekspatriat terbesar di Qatar, mencapai 650.000 orang. Namun demikian, pemerintah India santai-santai saja dengan kondisi isolasi yang tengah dialami Qatar.

"Tidak ada tantangan yang meningkat bagi kami terkait situasi ini. Kami hanya ingin memastikan bahwa tidak ada warga India yang terjebak dalam situasi ini karena ada larangan bepergian," ungkap Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj.

3. Nepal

Saat ini ada 400.000 orang warga Nepal yang tinggal di Qatar. Pakar tenaga kerja dan migrasi Nepal Ganesh Gurung mengungkapkan, beberapa pengemudi truk asal Nepal sudah kehilangan pekerjaan mereka karena ditutupnya perbatasan Arab Saudi- Qatar.

Gurun g menyatakan, akan lebih banyak pengemudi truk asal Nepal yang kehilangan pekerjaan jika krisis terus berlanjut. "Ini akan secara langsung berdampak pada ekonomi Nepal karena sangat bergantung kepada remitansi," jelas Gurung.

4. Mesir

Mesir adalah salah satu negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Namun, Mesir tidak mengikuti langkah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang memanggil pulang warga negaranya.

Menurut Menteri Imigrasi dan Ekspatriat Mesir Nabila Makram, Mesir siap menyamut warganya pulang dari Qatar apabila ada keputusan yang dibuat. Saat ini, kata Makram, Mesir sedang dalam tahap transisi.

"Kedutaan besar akan menjadi pelindung dan meneruskan layanan konsuler," imbuh Makram, yang menyatakan saat ini ada lebih dari 70.000 warga Mesir tinggal di Qatar.

(Baca: Kenapa Trump Dukung Isolasi Qatar?)

Kompas TV Pasca-pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi dengn Qatar, jalan utama di p erbatasan dua negara sepi dari aktivitas pengiriman kebutuhan. Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Krisis Diplomatik Qatar
Berita TerkaitMendag Nilai Krisis Qatar Tak Terlalu Pengaruhi Ekspor Indonesia Menhub Tegaskan Tidak Cabut Lisensi Qatar Airways, tetapi...Krisis Diplomatik Qatar Ancam Perdagangan Minyak Mentah Hingga PanganGiliran Maskapai Maroko Batalkan Penerbangan ke QatarSaudi Vs Qatar Masih Panas, Harga Minyak Kini Menguat Terkini Lai nnya Batas Saldo di Atas Rp 1 Miliar, Tinggal 496.000 Rekening Wajib Lapor Batas Saldo di Atas Rp 1 Miliar, Tinggal 496.000 Rekening Wajib Lapor Keuangan 08/06/2017, 06:15 WIB Rp 200 Juta, Golongan Kaya, dan Ketimpangan Rp 200 Juta, Golongan Kaya, dan Ketimpangan Makro 08/06/2017, 06:00 WIB Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing? Krisis di Qatar, Bagaimana Nasib Pekerja Asing? Makro 08/06/2017, 05:45 WIB Pemerintah Revisi Saldo Minimal Rekening Wajib Lapor Jadi Rp 1 Miliar Pemerintah Revisi Saldo Minimal Rekening Wajib Lapor Jadi Rp 1 Miliar Keuangan 08/06/2017, 05:30 WIB BI Bantah Kabar Penarikan Uang Desain Baru BI Bantah Kabar Penarikan Uang Desain Baru Keuangan 08/06/2017, 04:30 WIB Nasabah Asuransi Meningkat Signifikan Jelang Lebaran Nasabah Asuransi Meningkat Signifikan Jelang Lebaran Keuangan 08/06/2017, 04:00 WIB Pemerintah Daerah Diminta Jaga Pasokan dan Stabilit   as Harga Pangan Pemerintah Daerah Diminta Jaga Pasokan dan Stabilitas Harga Pangan Makro 07/06/2017, 21:31 WIB BNI Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun dengan Kupon Hingga 8,2 persen BNI Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun dengan Kupon Hingga 8,2 persen Keuangan 07/06/2017, 21:15 WIB AXA Dorong Penggunaan Aplikasi Klaim Digital AXA Dorong Penggunaan Aplikasi Klaim Digital Keuangan 07/06/2017, 21:08 WIB Haryono Umar: Industri Keuangan Lupa Sistemnya Bisa Dijebol Orang Dalam Haryono Umar: Industri Keu angan Lupa Sistemnya Bisa Dijebol Orang Dalam Keuangan 07/06/2017, 21:01 WIB Peredaran Uang Tahun Emisi 2016 Baru Capai 20 Persen Peredaran Uang Tahun Emisi 2016 Baru Capai 20 Persen Keuangan 07/06/2017, 20:51 WIB Mendag Nilai Krisis Qatar Tak Terlalu Pengaruhi Ekspor Indonesia Mendag Nilai Krisis Qatar Tak Terlalu Pengaruhi Ekspor Indonesia Bisnis 07/06/2017, 20:47 WIB Jaga Kredibilitas OJK, Ahmad Hidayat Akan Bangun Sistem Pengawasan Berlapis Jaga Kredibilitas OJK, Ahmad Hidayat Akan Bangun Sistem Pengawasan Berlapis Keuangan 07/06/2017, 20:39 WIB Cegah Gratifikasi di OJK, Haryono Umar Akan Libatkan KPK Cegah Gratifikasi di OJK, Haryono Umar Akan Libatkan KPK Keuangan 07/06/2017, 20:33 WIB Mendag: Importir Bawang Putih Nakal Akan Dipidanakan Mendag: Importir Bawang Putih Nakal Akan Dipidanakan Makro 07/06/2017, 20:02 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles