MRT di Singapura dan Budaya Tertib - KOMPAS.com KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana salah satu stasiun MRT di Singapura, Senin (5/6/20...
KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana salah satu stasiun MRT di Singapura, Senin (5/6/2017) malam. Layanan MRT di Singapura terintegrasi dengan gedung dan pusat perbelanjaan.
SINGAPURA, KOMPAS.com - Transportasi publik seperti mass rapid transit (MRT) bukan barang baru lagi di negara seperti Singapura. Sebagian besar penduduk lokal maupun wisatawan terlihat ramai menggunakan moda transportasi tersebut untuk bepergian ke berbagai tempat, baik yang dekat maupun jauh.
Meski begitu, lancarnya MRT di Singapura tidak hanya karena teknologi, infrastruktur yang memadai, serta dukungan serius dari pemerintahnya. Hal lai n juga memengarugi seperti budaya dan kebiasaan masyarakat yang turut mendukung kelancaran dan kenyamanan MRT.
Xin Li (35), seorang warga Singapura, menjelaskan setiap berdiri di eskalator atau tangga berjalan lainnya harus memberi ruang kosong di sebelah kanan. Hal itu dilakukan agar orang lain yang sedang terburu-buru bisa lewat mendahului.
"Kalau lagi tidak buru-buru, berdiri di pinggir sebelah kiri. Kasih kesempatan buat yang buru-buru untuk jalan," kata Li, kepada Kompas.com, pada Senin (5/6/2017).
(baca: Jika MRT Jakarta Mau seperti di Hongkong, Ada 3 Hal Harus Dilakukan)
Dengan kebiasaan seperti itu, maka tidak heran jika diperhatikan bagian kanan di tiap tangga berjalan selalu kosong. Dan tidak hanya mereka yang muda, beberapa orang lanjut usia pun nampak beberapa kali menyalip penumpang lainnya di jalur kanan itu.
"Warga di sini senang sekali jalan. Jalan itu olahraga paling murah," tutur Li.
(baca: Pengerj aan MRT Jakarta Sudah Lebih dari 70 Persen)
KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Kebiasaan warga Singapura yang memberi ruang kosong di sebelah kanan tangga berjalan bagi orang yang sedang terburu-buru. Foto diambil pada Senin (5/6/2017).(baca: Jika MRT Jakarta Mau seperti di Hongkong, Ada 3 Hal Harus Dilakukan)
Budaya lain adalah saat menunggu MRT, baik ketika keluar maupun masuk. Ada tanda kotak bergaris di lantai depan masing-masing pintu masuk MRT. Kotak di lantai itu berukuran cukup besar, bisa dibilang sebesar pintu masuk MRT.
Fungsi kotak tersebut adalah memberi ruang bagi penumpang yang hendak keluar, sehingga penumpang yang baru mau masuk harus antre di luar kotak bergaris. Menurut Li, warga Indonesia yang baru membangun MRT bisa mengaplikasikan kebiasaan-kebiasaan seperti di Singapura.
Sehingga, penumpang bisa nyaman dan tetap teratur meski sedang dal am kondisi padat. Layanan MRT di Singapura terletak di bawah tanah, dengan akses menuju stasiun-stasiun MRT yang terintegrasi dengan gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan.
Untuk menuju satu stasiun ke stasiun lainnya hanya butuh waktu beberapa menit.
Kompas TV Tak Ada Hambatan untuk Penyelesaian MRT Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:- MRT Jakarta
Tidak ada komentar