Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Polri Bentuk Tim Investigasi Terkait Protes Orangtua di Sidang Akpol - KOMPAS.com

Polri Bentuk Tim Investigasi Terkait Protes Orangtua di Sidang Akpol - KOMPAS.com YOUTUBE/DARKNESS INA Beredar video sejumlah orangtua murid...

Polri Bentuk Tim Investigasi Terkait Protes Orangtua di Sidang Akpol - KOMPAS.com

YOUTUBE/DARKNESS INA Beredar video sejumlah orangtua murid melakukan protes pada sidang penetapan lulus taruna akademi kepolisian (Akpol) dan sidang lulus sementara tamtama Polri Tahun Ajaran 2017 di Polda Jawa Barat.

JAKARTA, KOMPAS.com - Polri menerjunkan tim untuk melakukan investigasi pada kasus protes orangtua murid pada sidang taruna Akademi Kepolisian (akpol) dan sidang lulus sementara Tamtama Polri Tahun Ajaran 2017 di Polda Jawa Barat.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, tim evaluasi tersebut berasal dari panitia pusat, SDM, Irwasum, dan Tim Propam Mabes Polri. Mereka sedang melakukan verifikasi ke Polda Jabar.

"Untuk mengkaji ada tidaknya penyimpangan dari ketentuan penyelenggaraan yang sudah ditetapkan dalam pelaksanaan seleksi," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/6/2017).

Rikwanto mengatakan, kebijakan Polri dalam seleksi untuk taruna Akpol tidak pernah berdasarkan kesukuan, putra daerah atau non-putra daerah. Yang selama ini diterapkan adalah local boy for local job atau local police khusus untuk level bintara.

(Baca juga Beredar Video Orangtua Protes di Sidang Akpol, Ini Komentar Polri)

Local boy merupakan warga atau calon yang telah tinggal di daerah tersebut dengan diberi batas waktu minimal 1 tahun tanpa melihat apakah calon tersebut kelahiran daerah setempat atau bukan.

"Karena, Polri memberikan kesempatan sama kepada seluruh warga NKRI. Kebijakan ini juga merupakan manifestasi upaya Polri dalam mewujudk an Bhinneka Tunggal Ika," ujar Rikwanto.

Menurut Rikwanto, sudah ada tujuh orangtua murid yang melapor ke Propam Polri terkait hal ini.

Polisi sedang menelaah dan menganalisis yang terjadi menurut pelapor. Belum dapat disimpulkan apakah terjadi dugaan pelanggaran etik atau sebagainya dalam kasus ini. Hasil investigasi kemungkinan akan keluar pada beberapa hari mendatang.

Ia menyebutkan, penerimaan siswa Akpol atau bintara selama ini dilakukan secara transparan dan akuntabel. Sejak awal, nilai calon sudah diketahui dan ranking dapat diketahui siswa.

Rikwanto menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada masalah di polda lain dalam hal seleksi taruna Akpol, kecuali yang terjadi saat ini di Polda Jabar.

Ketentuan seleksi Akpol sudah dibuat oleh Mabes Polri. Ketentuan tersebut dibagikan ke setiap polda untuk jadi pedoman.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=kRAfP0yhEXY]

Kasus ini muncul setelah beredarnya video protes sejumlah orangtua murid. Dalam video berdurasi 2 menit 17 detik tersebut, tampak sebuah ruangan yang menjadi tempat sidang.

Sejumlah orangtua para taruna melayangkan protes dengan nada tinggi di ruang sidang.

"Ranking 15 dari 23 tidak bisa masuk, hah! Pakai ini," ujar seorang bapak sambil mengangkat telunjuknya di kepala seperti dalam tayangan video.

Para orangtua yang kesal tampak riuh dengan berbagai argumen mereka. Situasi di ruangan tersebut dijaga oleh petugas provost polisi. Ada pula pria yang diduga peserta seleksi Akpol nampak menangis.

Berita TerkaitBeredar Video Orangtua Protes di Sidang Akpol, Ini Komentar Polri Terkini Lainnya Ini Identitas Dua Polisi yang Ditikam di Masjid Falatehan Blok M Ini Identitas Dua Polisi yang Ditikam di Masjid Falatehan Blok M Nasional 30/06/2017, 21:21 WIB Polri Bentuk Tim Investigasi Terkait Protes Orangtua di Sidang Akpol Polri Bentuk Tim Investigasi Terkait Protes Orangtua di Sidang Akpol Nasional 30/06/2017, 21:19 WIB Begini Isi Karangan Pertama Berbahasa Indonesia Buatan Obama Kecil Begini Isi Karangan Pertama Berbahasa Indon esia Buatan Obama Kecil Nasional 30/06/2017, 21:15 WIB Usai Teriak 'Thoghut', Pelaku Tikam Polisi di Masjid Dekat Mabes Polri Usai Teriak "Thoghut", Pelaku Tikam Polisi di Masjid Dekat Mabes Polri Megapolitan 30/06/2017, 21:06 WIB Sketsa Penyerang Novel Belum Bisa Dirilis ke Publik, Mengapa? Sketsa Penyerang Novel Belum Bisa Dirilis ke Publik, Mengapa? Megapolitan 30/06/2017, 20:55 WIB Seorang Pria Tusuk 2 Polisi di Dekat Mabes Polri Seorang Pria Tusuk 2 Polisi di Dekat Mab es Polri Megapolitan 30/06/2017, 20:50 WIB Polisi Selamatkan Bayi 8 Bulan yang Mau Dilempar Batu oleh Ibunya Polisi Selamatkan Bayi 8 Bulan yang Mau Dilempar Batu oleh Ibunya Regional 30/06/2017, 20:29 WIB Barbera Ungguli Marquez dan Pedrosa pada FP2 GP Jerman Barbera Ungguli Marquez dan Pedrosa pada FP2 GP Jerman Olahraga 30/06/2017, 20:27 WIB Bupati TTS Komentari Proses Adat Penguburan Buaya Bupati TTS Komentari Proses Adat Penguburan Buaya Regional 30/06/2017, 20:26 WIB Kenangan Guru SD Asisi tentang Barry, Si Obama Kecil... Kenangan Guru SD Asisi tentang Barry, Si Obama Kecil... Megapolitan 30/06/2017, 20:00 WIB Saat Obama Habiskan Semangkuk Bakso Kuah... Saat Obama Habiskan Semangkuk Bakso Kuah... Nasional 30/06/2017, 19:47 WIB Pemuda Asal Bima Ini Tewas Dibunuh 10 Orang Karena Dendam Lama Pemuda Asal Bima Ini Tewas Dibunuh 10 Orang Karena Dendam Lama Regional 30/06/2017, 19:15 WIB Turki Kirim Tentara Tambahan ke Qat   ar Turki Kirim Tentara Tambahan ke Qatar Internasional 30/06/2017, 19:09 WIB Rumah Terduga Penyelundupan TKI Ilegal Diduga Ditembak Rumah Terduga Penyelundupan TKI Ilegal Diduga Ditembak Regional 30/06/2017, 19:04 WIB Djarot Usul Diorama di Monas Dilengkapi Tulisan Braille Djarot Usul Diorama di Monas Dilengkapi Tulisan Braille Megapolitan 30/06/2017, 18:59 WIB Load MoreSumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles