Setelah Pemutusan Hubungan Diplomatik: Qatar Siap Ikuti Upaya Mediasi Setelah Pemutusan Hubungan Diplomatik: Qatar Siap Ikuti Upaya Mediasi ...
Setelah Pemutusan Hubungan Diplomatik: Qatar Siap Ikuti Upaya Mediasi
Menteri luar negeri Qatar mengatakan, pemerintahnya menyambut usaha mediasi setelah empat negara Arab memutuskan hubungan diplomatik. Kuwait dilaporkan sedang mengupayakan mediasi.
Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan hari hari Selasa (6/7), Doha siap mengikuti segala upaya mediasi untuk meredakan ketegangan dengan negara-negara Arab yang mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik.
Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain hari Senin (5/6) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam sebuah langkah terko ordinasi. Langkah itu kemudian diikuti oleh pemerintah Libya dan Maladewa.
Pimpinan Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani berbicara melalui telepon dengan rekannya di Kuwait, yang tidak mengikuti langkah Arab Saudi. Atas permintaan Kuwait, pemimpin Qatar itu kemudian menunda pidato kepada warganya yang telah diagendakan. Pemerintah Qatar juga memutuskan untuk tidak mengambil tindakan balasan terhadap aksi pemutusan hubungan itu.
Empat Negara Arab yang memutuskan hubungan dengan Qatar, diikuti oleh Libya dan Maladewa
Qatar ingin memberikan kesempatan kepada pimpinan Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber al-Sabah Kuwait untuk "melanjutkan dan berkomunikasi dengan para pihak dalam krisis ini dan untuk mencoba menyelesaikan persoalan ini," kata Menlu Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani kepada televisi Al Jazeera.
Emir Kuwait memainkan peran penting dalam meredakan krisis diplomatik sebelumnya pada tahun 2014. Dan Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani menganggapnya sebagai orang yang lebih tua dan menghormati keinginannya yang meminta untuk "menunda pidato atau tindakan apapun, hingga ada gambaran yang lebih jelas mengenai krisis tersebut," demikian Al Jazeera melaporkan mengutip pernyataan menteri luar negeri Qatar.
Sheikh Mohammed selanjutnya mengatakan, tindakan yang diambil terhadap Qatar punya "dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya" terhadap warganya dan hubungan keluarga di wilayah Teluk Arab, namun mengatakan Doha tidak akan melakukan tindakan balasan.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Berawal dari Pidato Sang Emir
Perselisihan Qatar dengan negara-negara Teluk telah berlangsung sejak dua dekade silam. Namun pidato Emir Tamim bin Hamad al-Thani pada Mei 2017 yang secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap Iran, Hamas dan Ikhwanul Muslimin menutup pintu rekonsiliasi antara lima negara minyak di Teluk Persia.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Kebohongan Lewat Media
Seakan belum cukup, kantor berita pemerintah Qatar, QNA, lalu menerbitkan berita yang menyebut Doha menarik duta besar dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab setelah menemukan adanya "konspirasi" melawan Qatar. Meski dibantah pemerintah di Doha, laporan tersebu t kadung memicu ketegangan politik di Teluk.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Eskalasi di Arab Saudi
Terutama kritik Tamin al-Thani terhadap sentimen anti Iran di Timur Tengah dianggap lancang. Setelah kunjungan Donald Trump ke Riyadh, Arab Saudi berusaha menekan negara-negara Timur Tengah yang masih menjalin hubungan baik dengan Iran. Trump sempat bertemu dengan Hamad al Thani di sela-sela kunjungannya di Riyadh. Tapi tidak jelas apakah keduanya membahas Iran dan terorisme
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Dukungan Samar Terorisme?
Perpecahan di Teluk tidak terlepas dari kebijakan luar negeri Qatar. Sejak lama negeri kecil itu bersitegang dengan AS meski bekerjasama erat di bidang militer. Washington terutama mengritik lemahnya Undang-undang anti pendanaan terorisme dan luasnya dukungan di Qatar terhadap kelompok jihadis Islam di kawasan.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Kisruh di Palestina
Qatar sejak lama juga menjalin hubungan erat dengan Hamas. Deklarasi Hamas pada Mei 2017 yang mengubah haluan perjuangan menjadi lebih moderat juga diyakini dibuat atas desakan Doha yang ingin menjauhkan citra negara penyokong terorisme. Pada dasarnya negara Teluk lebih suka menjalin hubungan dengan Fatah di Tepi Barat Yordan ketimbang Hamas yang bertautan dengan Ikhwanul Muslimin.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Antara Kudeta dan Kudeta
Keretakan antara Qatar dan negara-negara Arab dimulai pada kudeta damai Sheikh Hamad bin Khalifa terhadap ayahnya pada Juni 1995. Sang ayah, Emir Khalifa bin Hamad, adalah penguasa kesayangan Arab Saudi dan Mesir. Namun puteranya Hamad lebih memilih jalur independen dalam meracik politik luar negeri. Tahun 1996 sebuah kudeta yang diduga didalangi Mesir dan Arab Saudi gagal menjatuhkan Sykeih Hamad
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Independensi Politik
Sejak itu kebijakan luar negeri Qatar sering bersebrangan dengan Arab Saudi. Doha antara lain menjalin hubungan erat dengan Israel dan Iran (pada gambar tampak Sykeih Hamad bin Khalifa bersama bekas Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad). Hal tersebut dianggap duri dalam daging oleh Riyadh. Namun dukungan Qatar terhadap gerakan Islam garis keras di Timur Tengah mulai terlihat selama Musim Semi Arab.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Hujan Duit buat Konflik
Doha tidak hanya menyokong Dewan Transisi Nasional di Libya, tetapi juga mendanai kelompok pemberontak Suriah dengan dana sebesar tiga milyar Dollar AS pada dua tahun pertama perang saudara. Financial Times juga melaporkan Doha menawarkan paket evakuasi senilai 50.000 Dollar AS untuk keluarga para gerilayawan.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Gagalnya Manuver Riyadh
Negara-negara Teluk pernah berupaya menghentikan kebijakan Doha pada 2014. Namun saat itu pemerintah Qatar mengklaim dukungan terhadap kelompok bersenjata di Timur Tengah berasal dari masyarakat, bukan pemerintah. Antara tahun 2002 hingga 2008 Arab Saudi bahkan menarik duta besarnya untuk memaksa Doha mengubah haluan. Namun manuver tersebut gagal menggerakkan Qatar.
-
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Arus Balik di Doha?
Pengamat yakin Qatar yang lemah harus memutar haluan politik luar negerinya agar selaras deng an keinginan AS dan Arab Saudi. Washington antara lain bisa memaksa Doha untuk mencekal petinggi Hamas dan menghentikan aliran dana buat kelompok bersenjata di Suriah dan Libya. Sebaliknya hal ini akan mengakhiri independensi politik luar negeri Qatar untuk waktu lama. (Sumber: Reuters, AP, BBC, Aljazeera)
Penulis: Rizki Nugraha
Qatar "percaya perbedaan antara negara saudara harus diselesaikan melalui dialog," tambahnya.
Sementara itu, Amerika Serikat secara diam-diam mencoba menenangkan kekisruhan antara Arab Saudi dan Qatar. Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebut namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters, Qatar terlalu penting bagi kepentingan militer dan diplomasi AS.
Pejabat AS itu sebelumnya mengatakan, mereka tidak dapat mengidentifikasi secara tepat apa penyebab yang mungkin memicu keputusan terkoordinasi empat negara tersebut untuk memutuskan hubungan dengan Qatar.
Arab Saudi menuduh Qatar memberika n dukungan kepada rejim Syiah di Iran dan kepada militan Islam.
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Damai Tapi Penuh Curiga
Hubungan Iran dan Arab Saudi baru tumbuh sejak kekuasaan Syah Reza Pahlevi dan Raja Khalid. Kedua negara sebelumnya sering direcoki rasa saling curiga, antara lain karena tindakan Riyadh menutup tempat-tempat ziarah kaum Syiah di Mekkah dan Madinah. Perseteruan yang awalnya berbasis agama itu berubah menjadi politis seiring dengan eskalasi konflik di Timur Tengah dan Revolusi Islam 1979.
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Revolusi Islam 1979
Raja Khalid awalnya melayangkan ucapan s elamat kepada Ayatollah Khomeini atas keberhasilan Revolusi Islam 1979. Tapi hubungan kedua negara memburuk menyusul perang Iran-Irak dan kisruh Haji 1987. Puncaknya Riyadh memutuskan hubungan 1987 ketika Khomeini mengecam penguasa Arab Saudi sebagai "kaum Wahabi yang tidak berperikemanusiaan ibarat belati yang menusuk jantung kaum Muslim dari belakang."
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Perang Iran-Irak 1980
Saat berkobar perang Iran-Irak, Arab Saudi sejak dini telah menyatakan dukungan terhadap rejim Saddam Hussein di Baghdad. Riyadh bahkan memberikan dana sumbangan sebesar 25 milyar US Dollar dan mendesak negara-negara teluk lain menyumbangkan dana perang buat Irak. Untuk menutupi biaya tersebut, Arab Saudi menggenjot produksi minyak mentah, yang kemudian mengakibatkan runtuhnya harga minyak dunia.
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Kisruh Haji 1987
Mengikuti ajakan Khomeini, jemaah Iran setiap tahun berdemonstrasi di Mekkah dan Madinah menentang Israel. Tradisi yang digelar sejak 1981 itu tidak pernah bermasalah, kecuali 1987 ketika polisi memblokade jalan menuju Masjidil Haram. Akibatnya bentrokan tak terelakkan. 402 tewas dan 649 luka-luka. Setelah kedutaannya di Teheran diserbu massa, Riyadh memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Program Atom Iran, 2000an
Arab Saudi resah terhadap kemampuan militer Iran menyusul munculnya laporan intelijen yang mengungkap ambisi nuklir Teheran. Seja k saat itu Iran dikucilkan. Tapi hingga tercapainya kesepakatan nuklir di Vienna tahun 2015, sikap Arab Saudi tidak berubah. Riyadh menyebut kesepakatan tersebut "sangat berbahaya," dan mengatakan masa depan kawasan akan lebih cerah jika pengaruh Iran dibatasi sebisanya
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Pemberontakan Houthi di Yaman, 2004
Hubungan Iran dan Arab Saudi kembali menegang setelah kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman mengobarkan pemberontakan. Riyadh menuding Teheran mengompori perang bersaudara dan mencampuri urusan dalam negeri Yaman dengan memasok senjata. Iran sebaliknya menuding Arab Saudi menghkhianati perannya sebagai mediator konflik dengan membombardir minoritas Houthi di utara Yaman.
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Perang Suriah, 2011
Dukungan Iran atas rejim Bashar Assad di Suriah sejak lama dianggap duri dalam daging oleh Arab Saudi. Sebab itu Riyadh sejak 2011 aktif memasok senjata buat oposisi Sunni di Suriah. Ironisnya Arab Saudi yang pertama mengecam Assad lantaran "tindakan represif pemerintahannya terhadap demonstrasi anti pemerintah," ujar Raja Abdullah saat itu.
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Tragedi Mina 2015
Bencana memayungi ibadah Haji 2015 ketika lebih dari 400 jemaah Iran meninggal dunia di terowongan Mina akibat panik massa. Iran menuding pemerintah Arab Saudi ikut bertanggungjawab. Riyadh sebaliknya menyelipkan isu bahwa tragedi itu disebabkan jemaah haji Iran yang tak mau diatur. Kisruh memuncak saat pangeran Arab Saudi, Khalid bin Abdullah, mendesak agar Riyadh melarang masuk jemaah haji Iran
-
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Eksekusi Mati Al-Nimr 2016
Sehari setelah pergantian tahun Arab Saudi mengeksekusi mati 46 terpidana, antara lain Syeikh Nimr al-Nimr, seorang ulama yang aktif membela hak-hak minoritas Syiah yang kerap mengalami represi dan diskriminasi di Arab Saudi. Al-Nimr didakwa terlibat dalam terorisme. Sebagai reaksi Pemimpin Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melayangkan ancaman, bahwa Saudi akan mendapat "pembalasan tuhan."
Penulis: rzn/as (ap,rtr,dpa)
hp/yf (rtr, AlJazeera)
Laporan Pilihan
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Perpecahan antara Qatar dan negara Teluk memuncak pada isu Iran. Tapi perselisihan telah lahir sejak beberapa dekade sebelumnya, menyusul sikap Mesir dan Arab Saudi yang ingin mendominasi haluan politik di Timur Tengah. (05.06.2017)
Pertalian Racun Iran dan Arab Saudi
Bukan kali pertama Iran dan Arab Saudi bersitegang. Sepanjang sejarahnya hubungan kedua negara acap mengalami pasang surut menyusul konflik politik atau agama. Inilah sejarah modern permusuhan dua ideologi dalam Islam (04.01.2016)
- Tanggal 06.06.2017
- Penulis Hendra Pasuhuk
- Tema ISIS
- Kata Kunci Qatar, Kuwait, Arab Saudi, krisis diplomatik, pemutusan hubungan, terorisme, Iran, Sunni, Syiah, Bahrein, Uni Emirat Arab, Mesir, Am erika Serikat, ISIS
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2eACM
Tidak ada komentar