Sukarno adalah Kita Sukarno adalah Kita Sukarno pernah berujar: âPerjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kali...
Sukarno adalah Kita
Sukarno pernah berujar: âPerjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri.â Opini Geger Riyanto.
Suatu hari, kawan saya menjumpai seorang tua di Pegunungan Dieng, Wonosobo. Kawan saya tengah melakukan penelitian tesisnya perihal makam, dan ia berharap memperoleh informasi sejarah dari para orang tua di pelosok. Di tengah-tengah wawancara, sang orang tua yang berusia sekira 70-an tersebut sekonyong-konyong bertanya kepadanya.
"Presiden kita sekarang siapa ya, Mas?â
"Joko Widodo, Mbah.â
"Oh, sudah bukan Sukarno lagi ya?â
Penulis:Geger Riyanto
Kawan saya terbelalak. Ia menceritakan pengalamannya kepada saya beberapa minggu kemudian, dan kami kontan saja terhibur. Kami tak punya pilihan reaksi lain. Sukarno bukan hanya sudah bukan lagi presiden. Sukarno turun dari jabatannya pada 1967â" separuh abad silam. Ia meninggal pada tahun 1970.
Sepanjang setengah abad berikutnya, berbagai figur silih berganti memimpin Indonesia. Tiga puluh dua tahun, kita dipimpin oleh Suharto yang setiap saat kegiatannya disiarkan kepada kita melalui televisi nasional. Satu dekade terakhir, kita dipimpin oleh sosok-sosok yang kesehariannya diperah dan diumbar habis-habisan oleh media daring dan media sosial. Sosok mereka disiarkan sepanjang hari ke gawai yang tak pernah lepas dari genggaman kita.
Dan satu sosok yang diingat sang orang tua: Sukarno
Namun, tercetusnya nam a Sukarno seharusnya tak dengan sendirinya mengherankan. Sejarawan Sal Tas menulis bahwa pada 1945 penunjukan Sukarno menjadi presiden tak diiringi pertimbangan yang alot. Pada saat itu di antara para elite Indonesia, hanya Sukarno yang namanya dikenal di setiap desa. "Setiap kata-katanya,â tulis Tas, "dengan mudah bergaung, dan tindakannya membawa dampak.â
Mencari contoh-contoh lain betapa menancapnya figur Sukarno dalam memori kolektif kita pun bukan hal yang sulit. Beberapa bulan silam, kalau Anda masih ingat, yang paling segera dicari oleh Raja Arab Saudi ketika ia tiba di Istana Kepresidenan di Bogor tak lain dari cucu Sukarno. "Mana cucu Sukarno?â tanyanya waktu itu kepada Jokowi yang bersamanya.
Dan seorang kawan lain menceritakan ketika ia berada di sebuah kedai yang berlokasi di Berlin, ia disapa oleh seorang lelaki tua berwajah Jepang dan berlidah Jerman.
"Indonesia? Halo, Sukarno!â
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Manuver Politik Berbuah Isolasi
"Soal pengganyangan Malaysia adalah soal nasional," teriak Sukarno saat berpidato membela politik konfrontasinya pada 1964. Setahun sebelumnya dia menentang niat Inggris membentuk negara federal Malaysia yang menggabungkan Serawak. Sebagian menulis Sukarno ingin mengalihkan publik dari kisruh politik dalam negeri. Akibat konflk Malaysia, Indonesia semakin terisolasi dari dunia internasional
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Krisis Diplomasi Disambut Amuk Massa
Setelah Malaysia terbentuk September 1 963, Indonesia langsung memutuskan hubungan diplomatik. Beberapa hari kemudian massa merusak gedung Kedutaan Besar Inggris dan Singapura. Sebagai reaksi, pemerintah Malaysia menangkapi agen rahasia Indonesia. Ribuan penduduk juga berunjuk rasa di depan kedutaan besar Indonesia di Kuala Lumpur.
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Perang Kecil demi Gagasan Besar
Sukarno pun memerintahkan RPKAD buat menyusup ke Serawak buat membina sukarelawan lokal. TNI juga mendukung upaya kudeta di Brunei Darussalam dengan mendidik 4000 milisi bersenjata. Akibatnya Inggris yang saat itu masih memiliki pangkalan tempur di Singapura mengirimkan pasukannya ke Kalimantan Utara.
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Menyusup dan Takluk
TNI berulangkali menggelar operasi penyusupan dengan mengirimkan sukarelawan dan serdadu ke utara Kalimantan. Pada September 1964, militer Indonesia bahkan menerjunkan pasukan gerak cepat ke semenanjung Malaysia. Dari 96 pasukan terjun payung, 90 di antaranya berhasil ditangkap atau dibunuh oleh serdadu Malaysia dan Inggris.
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Kalimantan Berdarah
Militer Inggris tidak cuma membantu pembentukan angkatan bersenjata Malaysia, melainkan juga mendidik anggota suku-suku lokal buat bertempur melawan penyusup Indonesia di utara Kalimantan. Tapi menyusul sikap keras Jakarta yang bersikukuh menyusupkan milisi bersenjata ke Malaysia, Inggris kemudian menggelar kampanye militer yang disebut Operasi Claret.
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Operasi Claret
Dalam operasi tersebut Inggris dan Malaysia memindahkan garis pertahanan ke wilayah Indonesia buat menghadang penyusup. Karena kehawatir menyulut perang terbuka dengan Indonesia, Inggris melaksanakan operasi secara terbatas dan sangat rahasia. Kampanye militer ini berlangsung antara 1964 hingga 1966.
-
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Berakhir di Era Suharto
Politik Ganyang Malaysia berakhir setelah kekuasaan Sukarno dilucuti setelah peristiwa G30SPKI. Suharto yang kemudian berkuasa tidak berniat melanjutk an kebijakan pendahulunya itu. Walhasil penguasa baru Indonesia menggelar berbagai perundingan rahasia yang berujung pada kesepakatan damai Agustus 1966. Sebanyak 590 tentara Indonesia tewas, sementara di pihak Inggris tercatat 114 serdadu.
Penulis: rzn/yf (dari berbagai sumber)
Bung yang Berjuang Bersama
Sukarno tak diberkahi dengan teknologi yang memudahkan presiden-presiden yang memimpin Indonesia setelahnya untuk menjangkaukan pesannya. Namun, ia memiliki satu kekhasan pula yang tak akan kita temukan pada sosok-sosok yang menggantikannya.
Apakah satu kekhasan ini adalah kemampuan Sukarno berorasi yang eksepsional? Betul, Sukarno adalah orator ulung. Pada masa kolonial, setiap kali Sukarno berpidato, tentara-tentara Belanda berjaga-jaga. Selepas kemerdekaan, seperti yang sudah jamak kita jumpai pada foto-foto pidatonya, massa selalu menyemut untuk mendengarnya. Dan ketika ia mendatangi negara-negara, orang-orang ant usias untuk menjumpainya. Dalam kunjungannya ke Jerman Barat pada satu waktu, pidatonya di sejumlah perguruan tinggi selalu menyebabkan gedung-gedung disesaki mahasiswa.
Tetapi, reputasinya bukanlah semata produk dari kecakapannya menganyam kata-kata. Kebesarannya adalah buah dari keberhasilannya menampilkan diri sebagai wajah dari jutaan rakyat Indonesia, dan kata-kata tak lebih dari perkakasnya. Ia selalu membawakan diri ke antara pendengarnya sebagai "bung,â seseorang yang setara dengan rakyat, bukan "bapak.â Ia bertutur, seperti yang dijelaskannya sendiri, tak sekadar dengan data dan fakta, melainkan dengan bahasa orang awam: perumpamaan dan penyederhanaan.
Dan, yang paling penting, Sukarno membawakan dirinya sebagai kawan seperjuangan mereka. Ia tak pernah berhenti mengulang kecaman terhadap penjajahan serta mengangkat penderitaan rakyat walaupun hal tersebut membuatnya harus keluar-masuk penjara pada masa Belanda. Anda tak akan pernah menemukan foto sosoknya tanpa peci, kecuali Anda mencarinya secara khusus, karena kegigihannya menampilkan diri dengan simbol-simbol perjuangan. Dan sekali Anda menemukan fotonya tanpa peci, ia tak akan tampak seperti seorang Sukarno di mata Anda.
Dalam manuver mancanegaranya, Sukarno melakukan apa yang sudah-sudah dilakoninya di panggung yang lebih besar. Ia menampilkan dirinya sebagai representasi perjuangan insan-insan Asia-Afrika. Alih-alih sekadar perwakilan negara yang datang ke negara-negara lain untuk sekadar menandatangani kesepakatan-kesepakatan kerja sama, ia adalah sosok yang datang demi mengemansipasi mereka bersama para pemimpinnya di hadapan blok-blok kekuatan dunia besar.
Dan, ini berhasil. Ini menyebabkan dunia lantas menjadi panggung baru untuk lelakon sosok Sukarno. Selepas dihelatnya Konferensi Asia Afrika, CIA mulai mengincar Sukarno. Pada tahun 1956, Direktur Operasi Rahasia CIA menyatakan bahwa mereka harus melengserkan Sukarno dengan segala cara. Pejuang perl awanan kolonial lantas bertransformasi menjadi pejuang perlawanan imperialisme global yang ditakuti mereka yang berkuasa dan dielu-elukan mereka yang diberdayakan.
Seorang akademisi Ghana yang mengajar di Ohio University pernah menyampaikan kepada mahasiswa Indonesia bahwa Sukarno, bagi negaranya, adalah api terang yang pernah membakar bara perlawanan bangsa-bangsa Afrika pada kolonialis. "Saat itu Ghana belum berdiri,â ujarnya. "Tapi, Sukarno memberikan kepercayaan kepada Nkrumah [pendiri Ghana] untuk sama-sama berdiri sebagai pemimpin negara yang berdaulat.â
-
Misteri Di Balik Supersemar
Sejarah di Surat Palsu
Saat ini arsip negara menyimpan tiga versi Surat Perintah Sebelas Maret. Salah satunya berasal dari Sekretariat Negara, yang lain dari Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat dan terakhir cuma berupa salinan tanpa kop surat kenegaraan. Ketiga surat tersebut dinyatakan palsu oleh sejarahawan. Hingga kini tidak jelas di mana keberadaan salinan asli Supersemar.
-
Misteri Di Balik Supersemar
Tiga Diutus Suharto
Misteri juga menggelayuti penandatanganan Supersemar. Awalnya Sukarno dilarikan ke Bogor setelah sidang kabinet 11 Maret 1966 di Jakarta dikepung oleh "pasukan liar" yang kemudian diketahui adalah pasukan Kostrad. Di Bogor Sukarno disantroni tiga jendral utusan Suharto. Sejarah lalu mencatat buram apa yang terjadi di Istana. Yang jelas pulang ke Jakarta ketiga jendral telah mengantongi Supersemar
-
Misteri Di Balik Supersemar
Sebuah Pistol dan Amuk Massa
Tidak jelas bagaimana Sukarno mau menandatangani surat yang praktis melucuti kekuasaannya itu. Kesaksian pengawal presiden, Sukardjo Wilardjito, menyebut Sukarno ditodong pistol oleh seorang jendral utusan Suharto. Catatan lain menyebut Sukarno terpaksa membubuhkan tandatangannya karena saat itu istana Bogor telah dikepung tank-tank TNI dan ribuan massa yang berunjuk rasa.
-
Misteri Di Balik Supersemar
Serah Kuasa Jendral Bintang Lima
Supersemar diyakini tidak menyebut secara eksplisit penyerahan kekuasaan kepada Suharto seperti yang dipropagandakan oleh TNI. Dalam pidato Sukarno pada 17 Agustus 1966 ia mengecam pihak yang t elah menghianati perintahnya. "Jangan jegal perintah saya. Jangan saya dikentuti!" pekiknya saat itu. Sukarno kembali menekankan Supersemar bukan "transfer of authority, melainkan sekedar surat perintah"
-
Misteri Di Balik Supersemar
Surat Istana Berkop Militer
Sejumlah orang mengaku mengetik Supersemar, antara lain Letkol (Purn) Ali Ebram, seorang perwira Cakrabirawa. Menurutnya ia mengetik naskah Supersemar dengan didampingi langsung oleh Sukarno. Namun sejahrawan Irlandia, Benedict Anderson mencatat kesaksian perwira lain bahwa Supersemar ditulis di atas kertas berkop Markas Besar Angkatan Darat. Artinya naskah Supersemar tidak disusun oleh Sukarno
-
Mister i Di Balik Supersemar
Gerak Cepat Suharto
Hanya 24 jam setelah terbitnya surat sakti itu Suharto membubarkan PKI, menangkapi anggota kabinet dan orang-orang tedekat Sukarno. Menurut adik Suharto, Probosutedjo, surat itu tidak secara eksplisit memerintahkan pembubaran PKI. Sebab itu pula Sukarno menerbitkan surat perintah 13 Maret buat menganulir Supersemar. Serupa Supersemar, naskah asli surat perintah itu hingga kini lenyap tanpa bekas
-
Misteri Di Balik Supersemar
Terbenamnya Sang Putra Fajar
Setelah kekuasaannya dilucuti, Sukarno diasingkan dari kancah politik di Jakarta. Ia dilarang membaca koran atau mendengar radio. Kunjungan keluarga dan layanan kesehatan dibatasi. Sementara itu Suharto mulai membangun kekuasaan dengan membentuk kabinet dan membuju k parlemen untuk mengesahkan Supersemar dalam TAP MPRS No. IX/MPRS/1966.
-
Misteri Di Balik Supersemar
Membisu Hingga ke Alam Baka
Supersemar pada akhirnya digunakan oleh Suharto untuk melahirkan rejim orde baru. Hingga kematiannya sang diktatur tidak berniat membuka tabir sejarah gelap tersebut, begitu pula dengan orang-orang terdekatnya. Berbagai upaya yang dilakukan Arsip Nasional untuk menemukan naskah asli Supersemar terbentur sikap diam pejabat orba. Saat ini semua saksi kunci Supersemar telah meninggal dunia.
Penulis: Rizki Nugraha
Aksi Massa Hari Ini
Tetapi, betapapun mengagumkannya cerita-cerita ihwal pesona Sukarno yang bisa kita petik dari mana-mana, kita harus mengingat pula, pemimpin Indonesia hari ini tak mungkin menyalin me ntah-mentah apa yang dilakukan Sukarno di masa silam.
Strategi "aksi massaâ Sukarno adalah strategi yang dirumuskannya kala orang-orang dibelenggu oleh tatanan yang didesain untuk secara telanjang tidak adil terhadap insan non-Eropa. Manuver-manuver Sukarno pun bukannya lepas dari kritik-kritik. Hatta, sedari awal perjumpaannya dengan Sukarno hingga koleganya itu mengangkat diri menjadi presiden seumur hidup, konsisten mengkritik langkah-langkah Sukarno tak mempertimbangkan bagaimana merampungkan organisasi yang berkesinambungan. Dan, memang, Sukarno tak pernah dikenal sebagai administratur yang baik.
Ketika strateginya dijiplak secara vulgar pada hari ini, apa yang terjadi adalah pemunculan musuh-musuh imajiner. Hasilnya, memang, para pelakunya menuai simpati massa yang meluas. Ia pun bisa memanfaatkannya untuk menunaikan kepentingannya. Namun, pada saat yang sama tindakannya pun rentan memproyeksikan kebencian terhadap kelompok-kelompok yang tak seharusnya men anggungnya.
Terdengar hal yang tak asing? Tentu saja. Ini sedang terjadi. Dan, sejatinya, ini tak akan disukai oleh Sukarno. Sukarno, lebih dari apa pun, membenci politik yang rasis.
Mirisnya, Sukarno sendiri sudah memprediksi akan datangnya hari-hari seperti ini. Dalam kata-katanya yang mungkin Anda sudah pernah dengar: "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri.â
Penulis:
Geger Riyanto (ap/vlz)
Esais dan peneliti sosiologi. Mengajar Filsafat Sosial dan Konstruktivisme di UI. Bergiat di Koperasi Riset Purusha.
@gegerriy
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Episentrum Politik Dunia
Sebanyak 29 negara yang baru atau belum merdeka mencoba membebaskan diri dari himpitan neokolonialisme dengan berkumpul di Bandung. Setidaknya pada tanggal 18 April 1955, kota tersebut menjadi pusat episentrum kekuatan politik negara-negara berkembang yang muak dengan tekanan Perang Dingin.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Netralitas di Tengah Perang Dingin
Konfrensi Asia Afrika di Bandung diikuti oleh 23 negara Asia dan enam negara Afrika yang mewakili separuh penduduk Bumi. Saat itu Perang Dingin antara Uni Sovyet dan Amerika Serikat sedang memuncak. Konferensi di Bandung nantinya menjadi batu loncatan bagi terbentuknya kelompok negara-negara Non Blok.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Kepiawaian Nasser
Konferensi yang disiapkan oleh Ruslan Abdulgani itu antara lain dihadiri oleh Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser (3 dr. Ki.) dan pangeran Faisal Ibn Abdul Azis yang kemudian menjadi raja Arab Saudi (2 dr. Ki.) Terutama Nasser menjadi figur utama dalam konfrensi di Bandung. Ia antara lain berhasil membujuk negara lain mendukung kemerdekaan Tunisa, Aljazair dan Maroko dari penjajahan Perancis.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Misi Zhou
Perdana Menteri Cina, Zhou En Lai adalah nama mentereng lain yang hadir di Bandung. Zhou sempat selamat dari percobaan pembunuhan sesaat sebelum bertolak ke Indonesia. Di konfrensi Asia-Afrika pe mimpin Cina itu memiliki misi besar, yakni memperkuat posisi Cina di dunia internasional dan mengisolasi Taiwan.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Loyalitas Tionghoa
PM Cina Zhou, tampak berbicara dengan Mufti Palestina Amin al Husaini, juga menandatangani deklarasi yang menyerukan kepada warga Tionghoa di luar negeri agar menyatakan loyalitas terhadap negara tempat tinggal dan bukan kepada Cina. Point tersebut adalah isu sensitif buat Indonesia dan beberapa negara lain yang hadir dalam konferensi.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Papua di Tangan Sukarno
Serupa kepa la negara lain, Sukarno memanfaatkan Konferensi Asia Afrika buat mendorong agenda sendiri. Ia misalnya sukses memasukkan butir penolakan terhadap pembentukan negara Malaysia oleh Inggris dan membetoni klaim Indonesia atas Papua Barat.
-
Bandung di Jantung Politik Dunia
Lima Menentang Adidaya
Kendati kemudian menghilang, Konferensi Asia-Afrika membuka jalan bagi terbentuknya Gerakan Non Blok yang digalang oleh Sukarno, Gamal Abdul Nasser, PM India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah dan Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito. Kelima negarawan sepakat menerapkan konsep "netralitas positif" untuk menghindari himpitan dua adidaya, Uni Sovyet dan Amerika Serikat.
Penulis: rzn/yf (dari berbagai sumber)
Laporan Pilihan
Ganyang Malaysia: Manuver Terakhir Sukarno
Konfrontasi dengan Malaysia menandai tahun-tahun terakhir kekuasaan Sukarno. Berbekal dukungan Uni Sovyet dan Cina, sang pemimpin besar akhirnya memulai kampanye ganyang Malaysia yang berakhir pahit buat Indonesia. (18.08.2015)
Misteri Di Balik Supersemar
Supersemar mengubah wajah Indonesia dalam sekejap. Tidak banyak yang diketahui tentang surat sakti yang membuka jalan kekuasaan Suharto itu. Sang diktatur sendiri memilih membawa rahasianya itu hingga ke alam baka (10.03.2017)
Bandung di Jantung Politik Dunia
Konferensi Asia Afrika 1955 menempatkan Bandung sebagai episentrum kekuatan politik negara berkembang. Pertemuan itu juga digunakan berbagai negara untuk mengusung agenda pribadi, termasuk untuk menolak negara Malaysia. (14.04.2016)
- Tanggal 07.06.2017
- Tema Indonesia
- Kata Kunci sukarno, soekarno, hut soekarno, perjuangan, lahir, nasional, bangsa, indonesia
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2eBFG
Tidak ada komentar