Tokoh Papua Tolak 1 Juli sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat - BeritaSatu Tokoh Papua Tolak 1 Juli sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat ...
Tokoh Papua Tolak 1 Juli sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat i
Foto ilustrasi, sejumlah remaja asal Papua menyalakan lilin.
Oleh: Asni Ovier / AO | Jumat, 30 Juni 2017 | 15:59 WIBJakarta - Sejumlah tokoh Papua menolak tanggal 1 Juli sebagai peringatan hari kemerdekaan Papua Barat. Mereka malah meminta agar tanggal 1 Mei 1963 sebagai hari peringatan kembalinya Papua ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan sejumlah tokoh itu disampaikan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (30/6). Para tokoh itu adalah Yanto Eluay (anak almarhum Theys Eluay) selaku tokoh pemuda Sentani, anggota DPRD Kabupaten Jayapura dari Fraksi Partai Golkar Nulce Monim, yang juga Ondoafi Putali Sentani Tim ur, dan Martinus Mawari SH.
"Akhir-akhir ini masyarakat Papua terkuras habis tenaganya untuk menyatukan dan menguatkan semangat keindonesiaan yang semakin hari kian pudar. Berbagai kekawatiran akan masa depan Pancasila, kebhinekaan, dan NKRI kian membesar dan kegelisahan massal terasa di seantero negeri ini," ujar Yanto Eluay.
Dengan memperhatikan situasi yang amat memprihatinkan tersebut, maka pihaknya menolak tanggal 1 Juli sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Papua atau hari TPN-OPM. Mereka juga mendeklarasikan tanggal 1 Mei 1963 sebagai hari kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi. "Hendaknya, setiap 1 Mei diberlakukan sebagai hari libur untuk seluruh Papua," tuturnya.
Sementara, Nulce Monim mengajak seluruh masyarakat Papua untuk menengok sejarah dan belajar hidup berbangsa dengan para pendiri bangsa ini. Bangsa Indonesia, ujarnya, diperjuangkan dan didirikan oleh tetesan darah dan pengorbanan jiwa para pahlawan dari berbagai agama, su ku, dan bahasa.
"Mereka menanggalkan berbagai perbedaan, apalagi egoisme kelompok, demi membela dan merebut bumi pertiwi dari tangan para penjajah. Mereka tetap hidup sesuai dengan agama, suku, dan bahasanya, tetapi mereka juga menghargai dan menghormati agama, suku, dan bahasa lain yang ada di luar mereka," ujar Nulce.
Dikatakan, bangsa ini didirikan tidak untuk satu agama dan suku tertentu. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama di negeri ini, tanpa ada perbedaan sedikit pun.
"Kami juga menyerukan kepada semua pihak separatis, mulai dari kelompok bersenjata maupun kelompok politik, agar menghentikan semua aksi atau demo yang menyerukan kemerdekaan Papua. Sebab, kegiatan aksi makar itu tidak dapat menyejahterakan orang Papua dan hanya menimbulkan perpecahan bagi Bangsa Indonesia sekaligus rakyat Papua yang ada di tanah damai ini. Sudah bukan saatnya lagi kita bicara Papua merdeka," tut urnya.
Ditambahkan, kelompok separatis yang berada di jalur politik selama ini telah melakukan kebohongan dan provokasi terhadap masyarakat Papua untuk mendukung Papua Barat memisahkan diri dari Indonesia. Mereka meracuni masyarakat Papua dengan dalih Papua akan lebih maju dan sejahtera jika mendirikan negara sendiri.
Padahal, ujarnya, hal itu ini merupakan tipu daya untuk menguasai Papua. Cara-cara kekerasan sudah sejak lama diterapkan untuk membuat situasi di berbagai wilayah menjadi tidak kondusif.
"Mereka selalu menebarkan isu pelanggaran HAM yang dilakukan aparat Indonesia, terutama TNI/Polri, padahal jelas sekali bahwa mereka yang melakukan kekerasan, seperti penembakan anggota TNI/Polri dan bahkan masyarakat sipil menjadi korban," katanya.
Mereka juga mengapresiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah melakukan percepatan pembangunan di Papua. "Kami mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintahan Pres iden Jokowi dalam membangun Papua," ujarnya.
Sumber: BeritaSatu.com ARTIKEL TERKAIT
- Warga Papua Tolak Peringatan HUT OPM
- Tingkatkan Minat Baca Anak di Papua, Visa Donasikan Perpustakaan
- Ulangtahun, Raisa Akan Berikan Donasi untuk Anak-anak di Biak
- Kementerian ESDM Siapkan 70.000 Lampu untuk Papua
- KPU Komitmen Batasi Penggunaan Sistem Noken
- Chelsea Islan Galang Dana untuk Pendidikan Anak Papua
- 1 Mudik Lebaran 1438 H 2 Kunjungan Obama 3 Teror di Medan 4 Hary Tanoe Tersangka 5 OTT di Bengkulu 6 RUU Pemilu 7 "Full Day Schoo l" 8 Balada Rizieq-Firza 9 Angket KPK Bergulir 10 Akhir Derita Jupe
-
- Di Hari Ulang Tahun Ke-51, Ahok Ki rim Sepucuk Surat dari Penjara
- Ahok Ulang Tahun, Simpatisan Datangi Mako Brimob
- Relawan Gelar Ulang Tahun Jokowi dan Ahok di Kalijodo
- Rindu Pak Ahok
- 900 Personel Polisi Amankan Kedatangan Obama
- Jasa Marga Tutup Tempat Istiraha t Apabila Terjadi Kepadatan
- Ahok Ulang Tahun #HBDAhok51 Kuasai Trending Twitter
- Ini Aneka Kado dari Simpatisan untuk Ahok
- Ulang Tahun, Simpatisan Ahok Tiup Lilin di Depan Markas Brimob
- Ini Alasan Polri Bawa Tiga Tersangka Kasus Teror Mapolda Sumut ke Jakarta
-
- Flyover Bintaro Bakal Rampung Akhir Tahun Ini
- Simpang Susun Semanggi Akan Jadi Ikon Baru Jakarta
- Park and Ride Akan Dibangun di Sejumlah Lokasi di Jakarta
- 100 Bus Maxi Transjakarta Siap Layani Warga Jakart a
- Proyek Underpass Mampang Ditargetkan Selesai 2017
Tidak ada komentar