Ukraina: Gelombang Serangan Virus Berhasil Diatasi Ukraina: Gelombang Serangan Virus Berhasil Diatasi Pemerintah Ukraina menyatakan seran...
Ukraina: Gelombang Serangan Virus Berhasil Diatasi
Pemerintah Ukraina menyatakan serangan terhadap jaringan komputernya sudah berhasil ditangani. Beberapa negara lain masih terus bekerja menghadang serangan siber dengan virus Petya
Pemerintah Ukraina mengatakan hari Rabu (28/6), pihaknya berhasil memulihkan jaringan komputernya setelah serangan siber besar-besaran menggunakan virus jenis ransomware melumpuhkan jaringan internet dan sempat mengacaukan sistem perbankannya.
Perdana Menteri Ukraina Volodymyr Groysman menggambarkan serangan tersebut sebagai "belum pernah terjadi sebelumnya". Insiden tersebut merupakan serangan ke dua dalam dua bulan terakhir. Virus serupa yang dikenal dengan nama WannaCry bulan Mei lalu menyebar dengan cepat dan menyerang komputer di lebih 150 negara.
Virus Petya yang mengeksploitasi celah keamanan dalam sistem operasi Microsoft Windows menyebar dengan cepat minggu (25/6) ini, melumpuhkan puluhan perusahaan di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Virus Wannacry bulan Mei 2017 menyebar dengan cepat ke lebih 150 negara
Di Austria, dua perusahaan internasional yang berkedudukan di Wina telah terpengaruh oleh serangan minggu ini, juru bicara badan kepolisian federal mengatakan pada hari Rabu. Di Swiss,menurut badan keamanan siber nasional ada enam perusahaan yang diserang.
Dampak serangan virus itu lebih buruk daripada pada kasus serupa sebelu mnya, karena pengguna setelah terkena virus tidak dapat meluncurkan komputer mereka. Mereka hanya akan melihat sebuah pesan yang menginformasikan bahwa komputer mereka terinfeksi dan mengatakan kepada mereka bagaimana cara mentransfer uang tebusan 300 dolar, juru bicara Vincenz Kriegs-Au mengatakan kepada kantor berita Austria APA.
Di Amerika Serikat, kantor pengacara DLA Piper juga terpengaruh, demikian juga raksasa farmasi Merck dan raksasa makanan AS Mondelez, produsen coklat Milka dan kue Oreo. Gangguan juga dilaporkan terjadi di Asia. Di India, operasi salah satu terminal pelabuhan terbesar di Mumbai terganggu karena virus itu.
Di Ukraine, serangan siber sempat melumpuhkan sistem perbankan
Kelompok lain yang terkena dampak termasuk: perusahaan negara Rusia Rosneftand Bashneft, agen periklanan WPP Inggris dan perusahaan pengiriman barang Belanda TNT Express. Beberapa perusahaan yang melaporkan masalah tersebut masih berkutat untuk menangani serangan itu.
Namun situasi di Ukraina mulai berangsur-angsur pulih.
"Situasi berada di bawah kendali penuh para spesialis keamanan siber. Mereka saat ini sedang memulihkan data yang hilang," kata pemerintah Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Virus Petya memblokir komputer yang diserangnya, mengunci komputer, menuntut pembayaran uang tebusan dalam bitcoin mata uang digital untuk menghapus blok tersebut.
Ukraina sebelumnya melaporkan adanya gangguan berat akibat serangan virus pada jaringan bank, perusahaan dan instansi pememerintah, termasuk di fasilitas pemantauan radiasi di blok nuklir Chernobyl harus dilakukan secara manual karena kegagalan sistem terkait.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Tumbuh pesat
Perusahaan keamanan online McAfee Labs mengatakan, ransomware merupakan jenis virus malware yang tumbuh paling cepat. Awal tahun ini ada bentuk ransomware yang disebut TeslaCrypt , dengan target gamer online disusul CryptoLocker yang bisa menyerang pengguna Microsoft Windows.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Bagaimana cara kerja ransomware?
Virus ini muncul di komputer dalam bentuk spam di email, update palsu aplikasi komputer ataupun phishing. Virus jahat ini bekerja begitu penerima email membuka tautan dalam email itu. Begitu dibuka, virus bisa mengenkripsi data pengguna komputer.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Memeras uang
Gara-gara virus ini, pengguna komputer bisa terkunci dari komputernya sendiri. Ransomware kemudian memeras user komputer untuk membayar sejumlah uang. Biasanya mereka meminta dibayar dalam mata uang digital Bitcoin. Rata-rata pemeras meminta sekitar 5-7 juta Rupiah. Yang paling parah, bahkan bisa memeras sampai 4 milyar Rupiah.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Bukan solusi tepat
Namun membayar sejumlah uang kepada pemeras bisa menimbulkan efek lanjutan. Bukan tidak mungkin setelah membayar tebusan, korban masih akan menjadi sasaran empuk penipuan sejenis di masa depan.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Upaya menghindari
Salah satu upaya penyelamatan data komputer Anda adalah dengan membuat versi cadangan. Back-up seluruh data Anda seca ra reguler di eksternal hard drive atau secara online.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Alternatif lain
Ada beberapa perusahaan yang menyediakan perangkat lunak penyingkir virus, termasuk ransomeware. Tipe programnya bisa bervariasi, tergantung jenis ransomware yang masuk ke dalam komputer yang diserang.
-
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Jangan sembarang klik
Yang jelas, jangan pernah mengklik langsung email mencurigakan atau mengunduh tautan yang tak jelas. Jika ada email yang diperlukan dan terlihat mencurigakan, sebaiknya mengecek dulu pengirimnya, sebelum membuka email tersebut.
Penulis: Purwaningsih/Nugraha (BT, businnes insider)
Laporan Pilihan
Hindari Virus Jahat Ransomware si Pemeras Uang
Para pakar memperingatkan ancaman 'ransomware', di mana penjahat menggunakan perangkat lunak berbahaya, atau malware, untuk mengunci Anda keluar dari komputer Anda dan menuntut uang tebusan. (18.12.2015)
- Tanggal 28.06.2017
- Tema Ukraina
- Kata Kunci serangan siber, cyberattacks, Petya, Ukraina, ransomware, microfot windows
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2fZ2y
Artikel lainnya< /h4> Arab Saudi Tidak Melunak, AS Kumpulkan Diplomat Teluk ke Washington 28.06.2017
Hanya seminggu lagi sebelum ultimatum yang diajukan Arab Saudi kepada Qatar berakhir. Amerika Serikat mengundang pada diplomat Teluk untuk mencari jalan keluar dari krisis diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar.
Banyak Warga Sipil Tewas dalam Pertempuran di Marawi 28.06.2017
Puluhan warga sipil dilaporkan tewas akibat kekejaman militan afiliasi ISIS di Marawi. Militer Filipina menduga jumlah korban jauh lebih tinggi dari laporan resmi
Duterte, Rodrigo 27.06.2017
Presiden F ilipina sejak 30 Juni 2016. Terkenal dengan politik anti narkobanya yang kontroversial dengan perang dan pembunuhan terhadap bandar, pengedar serta pengguna narkoba.
Sumber: DW
Tidak ada komentar