Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum Helikopter Basarnas Jatuh - Detikcom

Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum Helikopter Basarnas Jatuh - Detikcom Senin 03 Juli 2017, 11:14 WIB Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum ...

Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum Helikopter Basarnas Jatuh - Detikcom

Senin 03 Juli 2017, 11:14 WIB Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum Helikopter Basarnas Jatuh Noval Dhwinuari Antony - detikNews Cerita Jurnalis yang Turun Sebelum Helikopter Basarnas JatuhFoto: Angling AP/detikcom FOKUS BERITA: Heli Basarnas Jatuh Jakarta - Helikopter Basarnas yang jatuh di Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah, sebelumnya ikut memantau arus balik Lebaran 2017 di jalan tol darurat Gringsing-Brebes Exit. Seorang jurnalis asal Semarang, Ahmad Antoni, sempat ikut terbang selama 2 jam di heli nahas itu saat memantau arus balik.
"Kabar insiden helikopter Basarnas jatuh setelah menabrak tebing Gun ung Butak yang berlokasi di Desa Canggal Bulu, Kecamatan Candiroto, Perbukitan Gunung Butak, Temanggung, Minggu (2/7/2017), sontak membuat saya kaget. Perasaan pun bercampur aduk. Apalagi mendengar kabar dalam kejadian tragis itu diinformasikan ada korban jiwa, salah satunya menimpa Humas SAR Semarang M Affandi. Nama satu ini saya kenal dengan baik sekali. Sosoknya yang ramah, supel, dan humanis sangat mempresentasikan dia sebagai seorang humas. Dialah penghubung teman-teman jurnalis dalam setiap kegiatan Basarnas," kata Antoni, Senin (3/7/2017).
Antoni dapat terbang bersama heli tersebut atas izin Pejabat Humas SAR Semarang, M Affandi, yang turut menjadi korban. Sebelumnya Antoni menawarkan diri kepada Affandi untuk dapat ikut terbang bersama heli Basarnas.
"Sabtu (1/7) siang, saya sempat kontak dengan Affandi dan bertanya lewat pesan BlackBerry Messenger (BBM). 'Mas, kapan saya diajak naik heli Basarnas, he-he-he...,' tanyaku singkat. Dia pun langsung membalas dengan minta no HP dan langsung saya berikan. Selang 10 menit, Affandi kontak saya memberitahukan untuk ikut pantauan udara dengan heli Basarnas pada Minggu (2/7). 'Mas, besok (2/7) langsung datang ke Lanumad A Yani jam 07.30 WIB, kita sudah persiapan dan terbang jam 08.00 WIB,'," ujarnya.
Antoni langsung menyanggupi tawaran Affandi untuk terbang bersama heli Basarnas. "Siap Om', jawabku. Minggu pagi saya pun berangkat dari rumah (Tembalang) pukul 06.30 WIB dan tiba di Lanumad A Yani pukul 07.15 WIB. Ternyata saya masih kepagian tiba di lokasi. Saya pun kontak Affandi. Dia pun baru menginformasikan kalau heli akan terbang sekitar jam 09.00 WIB. Saya pun menunggu bersama rekan jurnalis Net TV, Yusuf," katanya.
"Para kru heli Basarnas pun tiba seperti yang disampaikan Affandi. Saya bersama Yusuf bergegas menghampiri mereka. Satu per satu kami salami. Termasuk berkenalan dengan kapten pilot heli SAR Dauphin AS365N3+ Reg. H R-3602 Kapten Laut (P) Haryanto, Kopilot Kapten Laut (P) Ii Solihin dari Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal," tuturnya.
Sebelum terbang, para kru mengecek heli, briefing, hingga doa bersama sebelum terbang. Kondisi heli dicek selama cek sekitar setengah jam. Heli mulai mengudara di langit Semarang memantau arus balik pukul 09.30 WIB.
"Setelah itu, heli pun terbang mengudara di atas langit Semarang melewati Kendal dan tujuan seperti yang diharapkan, yakni pantauan udara di atas jalan tol fungsional Gringsing, Batang, hingga Brexit Brebes. Selama dua jam, kami berada di udara. Selama dalam penerbangan, kondisi heli stabil. Hanya saja ketika menjelang landing di lapangan tol Gringsing, heli sedikit terasa bergetar-getar. Seorang rekan jurnalis sempat bertanya kepada pilot, 'Kenapa kok rasanya bergetar-getar begitu Mas'. Kapten Haryanto pun menjawab kalau hal itu lebih karena faktor terbang di atas perbukitan dengan kondisi angin yang kencang karena kawasan tersebut dekat dengan laut," ucapnya.
Sekitar pukul 11.30, heli mendarat di lapangan di ruas tol darurat Batang-Semarang paket I. Heli mendarat dengan mulus dan tanpa cela.
"Sempat istirahat sejenak di tenda Basarnas sekitar 15 menit. Di saat masa istirahat itu, anggota menerima kabar adanya insiden letusan Kawah Sileri di Dieng, Banjarnegara. Informasi awal yang diterima ada 10 korban sebelum bertambah menjadi 17. Sampai di sini belum ada pembahasan atau rencana heli akan menuju lokasi insiden Kawah Sileri," ujarnya.
Saat istirahat, Antoni bersama kru heli Basarnas yang ditumpanginya makan siang bersama di salah satu rumah makan di dekat heli mendarat. Mereka juga sempat menunaikan salat zuhur bersama.
"Usai makan sebelum balik, saya bersama pilot dan kopilot beserta krunya menyempatkan untuk salat zuhur berjemaah di musala yang ada di rumah makan tersebut. 'Pak, monggo jadi Imam,' pinta Kapten Haryanto kepada saya. Tapi saya tak mengiyakan dan meminta pengunjung lain yang seorang bapak paruh baya menjadi imam. Usai salat zuhur berjemaah, kami pun kembali ke tenda," tutur Antoni, yang merupakan jurnalis Koran Sindo.
Antoni beserta rekan jurnalis lainnya yang ikut terbang bersama heli Basarnas itu kemudian melanjutkan perjalanan ke Semarang dengan mobil. "Sampai setibanya di Lanud A Yani, kami pun belum dapat kabar kalau heli diterbangkan ke Dieng untuk melakukan observasi dan penanganan insiden Kawah Sileri."
Antoni kemudian mendapat kabar heli Basarnas yang ditumpanginya jatuh. "Nah, saat proses kirim foto sekitar pukul 18.15 WIB, saya di-BBM rekan kerja yang bertanya, 'Mas, katanya heli Basarnas jatuh'. Pertanyaan itu bak petir menyambar. Saya belum bisa menjawab karena belum dapat kepastian informasi. Kabar itu begitu cepat hingga dipastikan jika heli yang dipiloti Kapten Haryanto mengalami kecelakaan menabrak tebing Gun ung Batok," tulisnya.
Antoni langsung mendapat banyak pertanyaan melalui media sosial soal kabar heli nahas itu. Dia juga menanyakan kabar tersebut kepada rekan jurnalis lainnya yang ikut terbang bersama heli tersebut.
"Alhamdulillah, rekan-rekan jurnalis tidak ada yang masuk dalam rombongan heli ke lokasi Kawah Sileri (karena sempat beredar pesan berantai terdapat empat jurnalis yang ikut dalam rombongan). Saya pun hanya berdoa semoga semuanya baik-baik saja dan selalu dalam lindungan-Nya. Amin (doa sebelum mengetahui jika empat kru heli dan empat anggota Basarnas dipastikan meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut)," kisahnya.
"Innalillahi wainnaillahi rojiun, selamat jalan, Kawan! Kau teman-teman terbaikku semua. Mas Affandi, kebaikanmu tak pernah saya lupakan! Pilot Kapten Haryanto, walau baru kenal dalam 3 jam, Anda pilot luar biasa yang saya kenal; sosok humoris penuh canda dan tawa dan enak diajak ngobrol..logat Suroboyoanmu tak kan pernah kulupakan. Kapten Solihin, Andalah co pilot yang kalem penuh senyuman; SMS terakhirmu masih saya simpan hingga sekarang. Dan kru heli beserta anggota lain yang sempat saya kenal menemani obrolan makan siang, Anda-anda lah Pahlawan Kemanusian Sejati. Selamat Jalan semuanya, smoga istirahat dengan tenang, Khusnul Khotimah.Amin YRA (mohon maaf jika catatan ini ada salah kata dan kurang berkenan di hati) #RIP #HELIDAUPHIN #BASARNAS," tutupnya.
(nvl/fjp)Sumber: Google News

Tidak ada komentar

Latest Articles