Komedi pansus angket DPR - BeritagarID (Siaran Pers) UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL ...
UNTUK INFORMASI LEBIH LENGKAP, IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL
Misalkan Anda seorang guru pendidikan kewarganegaraan di SMA, lalu ada murid bertanya perihal Panitia Khusus Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (K PK).
Pertanyaan itu demikian: partai pendukung pemerintah berarti selalu membela pemerintah.
Lalu wakil partai, yang disebut wakil rakyat, itu membuat pansus untuk menggunakan hak angket terhadap KPK. Apakah itu masuk akal?
Jika murid lain diberi kesempatan menanggapi, mungkin ada yang mempersoalkan apakah KPK itu pemerintah?
Maksud si murid, apakah KPK itu pembuat kebijakan sehingga layak disebut sebagai eksekutif? Ia ingat kata mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud M.D., perihal posisi KPK (Tempo.co, 18/7/2017).
Lalu murid lainnya menimpali, terlepas dari tepat tidaknya KPK jadi sasaran angket, kenapa akhirnya, seperti pertanyaan murid pertama, yang aktif di pansus adalah orang-orang dari partai propemerintah?
Kemudian murid lainnya mengutip Masinton Pasaribu dari PDIP (Merdeka.com, 25/7/2017). Lalu ia tambahkan kutipan dari Desmond J. Mahesa-nya Gerindra (detikNews, 24/7/2017).
Masih ditambah satu lagi lontaran dari seorang anak yang sejak tadi hanya menguap, "Memangnya pansus apa tadi bisa kasih manfaat buat rakyat?"
Semoga bel berbunyi, tanda jam pelajaran telah usai. Anda sebagai guru akan berkata dengan bijak, "Sampai jumpa pekan depan sambil menunggu perkembangan."
Sumber: Google News DPR
Tidak ada komentar