Penyerbuan PDIP dan Nasi Goreng SBY-Prabowo - VIVA.co.id ...
-
VIVA.co.id â" Meja bundar beralas pualam putih berkaki kayu Jati di pendopo rumah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi saksi pada Kamis malam, 27 Juli 2017.
Di atas meja itu, tersusun rapi enam piring nasi goreng. Dua motif piring terlihat seragam di hadapan SBY dan Prabowo Subianto. Sementara empat lainnya, terlihat berbeda. Hanya nasi goreng kekuningan berhias tomat, potongan buah timun dan kerupuk yang terlihat seragam.
Malam itu, dengan kemeja khas sewarna Partai Demokrat, SBY terlihat bercengkrama dengan Prabowo yang mengenakan batik cokelat bermotif. Kedua tokoh politik berdarah militer yang hanya terpaut usia empat tahun ini pun terlihat diapit masing-masing pria di kedua sisi mereka.
"Intelnya Pak SBY masih kuat. Tahu kelema han Pak Prabowo adalah nasi goreng. Asal dikasih nasi goreng, Pak Prabowo setuju saja," ujar Prabowo tak lama usai pertemuannya dengan SBY.
Tak dirinci oleh Prabowo apa makna 'setuju' yang diakuinya usai pertemuan. Namun ucapan itu langsung disambut tawa oleh mereka yang hadir di pendopo rumah SBY.
Penyerbuan PDIP
FOTO: Sejumlah simpatisan PDIP saat memperingati tragedi Kudatuli di markas PDIP pada tahun 2015
Duapuluh satu tahun silam. Di tanggal yang sama, 27 Juli. Kantor PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro 58 diserbu sejumlah orang.Konflik antara Megawati Soekarnoputri, ketua umum hasil kongres Surabaya untuk periode 1993-1998 dengan kubu Soerjadi, ketua terpilih hasil kongres Medan periode 1996-1998, pecah.
Hari Sabtu, 27 Jul i 1996 itu pun menjadi sejarah tak terlupa. Hingga kini, peristiwa ini pun masih dikenang dengan istilah Kudatuli atau akronim dari Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli.
Catatan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, lima orang meninggal dunia, 149 orang luka-luka, 136 orang ditahan, dan lebih dari 23 orang dikabarkan dihilangkan secara paksa. Komnas HAM langsung menyematkan peristiwa ini sebagai pelanggaran HAM saat itu.
Peristiwa Kudatuli pun menjadi sejarah sekaligus misteri. Siapa dalang di balik peristiwa berdarah itu pun tak pernah terungkap. PDIP pun menjadikan 27 Juli sebagai kenangan paling buruk dan menyedihkan.
Di Luar Batas
FOTO: Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2014 lalu
Apa pun itu, nasi goreng SBY dan P eristiwa Kudatuli mungkin saja hanya kebetulan serupa tanggal. Namun harus diakui jika pertemuan kedua tokoh pada momen 21 tahun peristiwa Kudatuli ini memang sarat pesan.SBY, dalam pernyataannya yang kerap menambahkan istilah asing, di pemilihan katanya langsung memberi pesan tersirat bahwa saat ini tengah ada masalah besar di Indonesia.
"Whatâs going on in the country," ujar SBY.
Di hadapan media, SBY pun menyebut jika Prabowo adalah saudaranya. Pertemuan itu pun ia anggap sebagai penyampaian pesannya yang penting kepada Prabowo, termasuk kepada figur yang menjadi sasaran pesan 'kesepakatan' antara SBY dan Prabowo.
"Power must not go unchecked, harus memastikan penggunaan kekuasaan oleh para pemegang kekuasaan itu tidak melampaui batas, sehingga cross the line, masuk abuse of power," ujar SBY penuh makna.
Tak detail, isyarat SBY yang menegur pemilik kekuasaan untuk mengontrol kekuasa annya ini ditujukan ke siapa. Tak ada nama disebut, namun ia tegas menyasar ke pemilik kekuasaan paling berpengaruh saat ini.
Dan entah mengapa seperti bersambut, sehari usai pertemuan SBY dan Prabowo, Presiden Joko Widodo langsung bereaksi atas pernyataan SBY.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun langsung menyebut bahwa SBY telah berlebihan. "Sangat berlebihan. Perlu saya sampaikan tidak ada kekuasaan absolut, kekuasaan mutlak," kata Jokowi di Bekasi, Jumat, 28 Juli 2017.
Tidak ada komentar