Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Aksi Biksu Budha Myanmar: Biadab dan Barbar

Aksi Biksu Budha Myanmar: Biadab dan Barbar Hanya satu kata "Biadab" adalah kalimat yang pantas untuk menggambarkan aksi barba...

Aksi Biksu Budha Myanmar: Biadab dan Barbar

Hanya satu kata "Biadab" adalah kalimat yang pantas untuk menggambarkan aksi barbar gerombolan Biksu Budha Myanmar terhadap umat Islam. Aksi pembunuhan massal ini adalah pelanggaran HAM berat dan para pelakunya pun layak diseret dalam pengadilan HAM Internasional. Aksi barbar ini bukanlah aksi pertama yang terjadi di Myanmar, namun sudah berulang kali. Dan tidak menutup kemungkinan jika dibiarkan, akan menyulut api kemarahan umat Islam sedunia.

Sebenarnya aksi Biadab Budha Myanmar ini bertolak belakang dengan ajaran yang mereka miliki. Seperti yang saya kutip dari website pemuda Budha Indonesia dikatakan bahwa sekitar 700 tahun yang lalu di Jepang, seorang Maha Bodhisattva, Nichiren Shonin, seorang reformis Buddhisme menuliskan sebuah surat untuk murid-muridnya, sebagai berikut :

“Kita harus menghargai semua kehidupan mulai dari yang paling bijaksana sampai yang paling rendah, serta juga kepada binatang seperti nyamuk atau mahluk lainnya. Oleh karena itu, perbuatan apa pun yang tidak menghargai kehidupan adalah sebuah kejahatan terbesar. Ketika Sang Tathagata muncul didunia saha ini, Ia menunjukkan welas asih yang besar terhadap semua kehidupan dengan membabarkan ajaranNya. Untuk menunjukkan rasa welas asihnya, Ia tidak melakukan pembunuhan untuk makanan dan minumanNya dan ini merupakan wujud ajaran pertamanya . ” ( Myomitsu Shonin Goshosoku, 1276)

Nichiren Shonin menjadikan pemahaman dan nilai-nilai ini sebagai wujud penghargaan bagi sebuah kehidupan yang mengacu pada apa yang diajarkan oleh Buddha Sakyamuni. Nilai-nilai kemanusiaan dalam Buddhisme dicerminkan dalam Pancasila Buddhis yakni; Tidak Membunuh, Tidak Mencuri, Tidak Berzinah, Tidak Berbohong, Tidak Meminum Minuman Keras. Jika kita mampu menempatkan nilai-nilai ini dalam hati, pikiran dan badan kita, maka segala kekerasan, kebencian dan pertengkaran akan terhindarkan.

Pertanyaan kemudian, dimanakah nilai-nilai Pancasila Budhis itu berada? Saya pun tak melihat tindakan serius yang dilakukan oleh pemimpin agama Budha yang ada di Indonesia? Kita wajib curiga dengan diamnya para pemimpin Budha di Indonesia karena terkesan membiarkan penganiayaan dan aksi barbar ini terus berlanjut. Jika ini terus dibiarkan dan tidak mendapat respon dari umat Budha yang ada di Indonesia untuk menghentikan aksi brutal kaum Budha Myanmar, bukan tidak mungkin api kemarahan ummat Islam akan menyambar kepada penganut Budha yang ada di Nusantara.

M. Abrar Parinduri
Dosen PTIS Jakarta

Reponsive Ads