Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Terkini: Sebar Isu Pembelian 5.000 Senjata, Panglima TNI Dinilai Sedang Berpolitik

Sebar Isu Pembelian 5.000 Senjata, Panglima TNI Dinilai Sedang Berpolitik ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurma...

Sebar Isu Pembelian 5.000 Senjata, Panglima TNI Dinilai Sedang Berpolitik

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pandangannya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8/2017). Dalam Rapimnas tersebut Panglima TNI menyampaikan tentang kondisi Bangsa Indonesia dan tantangan yang kemungkinan dihadapi ke depannya.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pandangannya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8/2017). Dalam Rapimnas tersebut Panglima TNI menyampaikan tentang kondisi Bangsa Indonesia dan tantangan yang kemungkinan dihadapi ke depannya.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik menganggap pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo merupakan contoh manuver politik. Menurutnya, pernyataan tersebut bisa dikatakan sebagai manuver politik yang melewati batas.

"Kita semua perlu lebih tenang dan menjaga jarak dari manuver-manuver politik yang sudah menabrak batas kepatutan maupun Undang-undang. Contohnya, manuver politik Panglima TNI Gatot Nurmantyo," ujar Rachland melalui keterangan tertulis, Minggu (24/9/2017).

Ia kemudian menyebutkan beberapa poin kesalahan Panglima dalam menyampaikan pernyataan itu. Pertama, informasi tersebut dinilai sebagai data intelijen yang sensitif dan tidak seharusnya disampaikan kepada publik.

(Baca: Luruskan Pernyataan Panglima, Wiranto Sebut 500 Pucuk Senjata untuk Pendidikan BIN)

Rachland menilai, hal itu seharusnya dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo dan kepada DPR. Sedangkan, Panglima menyampaikan informasi tersebut justru pada acara yang dihadiri sejumlah purnawirawan TNI dan diliput luas media massa.

Rachland melihat momentum tersebut seperti upaya Panglima untuk menghimpun dukungan bagi manuver politiknya.

Sementara kesalahan kedua, kata dia, adalah saat Panglima menyampaikan akan menyerbu pihak yang disebut membeli senjata tersebut. Hal itu, menurut Rachland, adalah hal yang paling fatal. Sebab, dari sisi prinsip akuntabilitas demokrasi (democracy accountability) militer tak boleh mengambil kebijakan politik.

(Baca: Wiranto Minta Polemik Pembelian 5.000 Senjata Ditutup)

"Panglima TNI tidak dipilih oleh pemilu. Panglima TNI diangkat oleh presiden. Kewajibannya bukan mengambil kebijakan, melainkan menjalankan dan mengelola operasi," kata Rachland.

Ia menambahkan, seharusnya Panglima tak boleh mengeluarkan ancaman demikian. Sebab, pengerahan dan penggunaan kekuatan TN I bukan kewenangan panglima, melainkan kewenangan presiden atas persetujuan DPR. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

"Bagi kelangsungan demokrasi, kita semua cukup waras untuk memahami pemesanan 5000 senjata serbu oleh badan intelejen. Bila itu benar, sama berbahayanya dengan Panglima TNI yang berpolitik praktis dan melampaui kewenangannya," tulis Rachland.

Kompas TV Menkopolhukam Wiranto memberikan keterangan pers terkait isu penyelundupan 5.000 senjata dan nobar G30S/PKI.

Berita Terkait

TNI AU Tak Bermaksud Sanggah Pernyataan Panglima Soal Senjata Ilegal

Komisi III Minta Isu Impor Senj ata Ilegal Diproses Hukum

Merakit Senjata Api, Seorang PNS Ditangkap Polisi

Polisi Sita Senjata hingga Buku Jihad dari Terduga Teroris di Lokasi Kedatangan Jokowi

Terkini Lainnya

Kemenangan Atas Denmark, Kunci Keberhasilan Kevin/Marcus

Kemenangan Atas Denmark, Kunci Keberhasilan Kevin/Marcus

Olahraga 25/09/2017, 02:36 WIB Ajang Silat Kemasan Tarung Profesional

Ajang Silat Kemasan Tarung Profesional

Olahraga 25/09/2017, 02:29 WIB Ketika Pendukung Persib dan BFC Nonton Bareng

Ketika Pendukung Persib dan BFC Nonton Bareng

Olahraga 25/09/2017, 02:16 WIB Pilot Australia Juara Kelas Terbuka

Pilot Australia Juara Kelas Terbuka

Olahraga 25/09/2017, 02:00 WIB Isu Pembelian 5.000 Senjata Merebak, Wiranto Pastikan Negara Aman

Isu Pembelian 5.000 Senjata Merebak, Wiranto Pastikan Negar a Aman

Nasional 25/09/2017, 00:03 WIB Exit Poll Pemilu Jerman: Angela Merkel Terpilih Lagi Jadi Kanselir

Exit Poll Pemilu Jerman: Angela Merkel Terpilih Lagi Jadi Kanselir

Internasional 24/09/2017, 23:34 WIB Sekjen PDI-P: Panglima Harusnya Sampaikan Informasi yang Menyejukkan

Sekjen PDI-P: Panglima Harusnya Sampaikan Informasi yang Menyejukkan

Nasional 24/09/2017, 23:07 WIB Ratusan Hanoman Ramaikan Kendalisada Art Festival

Ratusan Hanoman Ramaikan Kendalisada Art Festival

Regional 24/09/2017, 22:50 WIB Profesor Hu Mengajar Sambil Membawa Ibunya yang Berusia 85 Tahun

Profesor Hu Mengajar Sambil Membawa Ibunya yang Berusia 85 Tahun

Internasional 24/09/2017, 22:41 WIB Atlet Para Games Indonesia Disambut Meriah di Solo

Atlet Para Games Indonesia Disambut Meriah di Solo

Olahraga 24/09/2017, 22:36 WIB 11.000 Bayi Diadopsi Ilegal, Sindikat 'Peternakan Bayi' Terungkap

11.000 Bayi Diadopsi Ilegal, Sindikat "Peternakan Bayi" Terungkap

Internasional 24/09/2017, 22:12 WIB Sehari, Sampah di Car Free Day Sudirman-Thamrin Mencapai 2 Ton

Sehari, Sampah di Car Free Day Sudirman-Thamrin Mencapai 2 Ton

Megapolitan 24/09/2017, 22:09 WIB Sebar Isu Pembelian 5.000 Senjata, Panglima TNI Dinilai Sedang Berpolitik

Sebar Isu Pembelian 5.000 Senjata, Panglima TNI Dinilai Sedang Berpolitik

Nasional 24/09/2017, 22:02 WIB 163 Pelajar SMP Keracunan Usai Makan Nasi Kotak di Perkemahan Cibubur

163 Pelajar SMP Keracunan Usai Makan Nasi Kotak di Perkemahan Cibubur

Megapolitan 24/09/2017, 21:57 WIB Cegah Diare, Tim AHRT Indonesia Masak Sendiri di Sirkuit Madras

Cegah Diare, Tim AHRT Indonesia Masak Sendiri di Sirkuit Madras

Olahraga 24/09/2017, 21:43 WIB Load MoreSumber: Google News

Reponsive Ads