Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Pemerintah akui perlambatan daya beli

Pemerintah akui perlambatan daya beli NASIONAL / MAKROEKONOMI Pemerintah akui perlambatan daya beli Jumat, 10 November 2017 / 06:35 WIB ...

Pemerintah akui perlambatan daya beli

NASIONAL / MAKROEKONOMI Pemerintah akui perlambatan daya beli Jumat, 10 November 2017 / 06:35 WIB Pemerintah akui perlambatan daya beli BERITA TERKAIT
  • Daya beli pengaruhi permintaan KPR menengah atas

  • Nielsen: Ada penurunan daya beli kelas menengah

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengakui adanya perlambatan daya beli masyarakat. Dengan pengakuan itu, pemerintah menjadi lebih realistis melihat target pertumbuhan ekonomi tahun 2017.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menandaskan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,2% cukup tinggi. Karena itulah dia memproyeksikan, ekonomi Indonesia sepanjang 2017 hanya sebesar 5,1%. "Mungkin berkisar 5,1%. Paling segitu," katanya, Kamis (9/11).

BACA JUGA :
  • Ini alasan masyarakat masih menahan daya beli
  • Laju ekonomi terimbas daya beli

Darmin menyatakan, daya beli masyarakat Indonesia melambat. Menurutnya hal itu disebabkan banyak hal. Salah satunya, pertumbuhan kredit yang belum tumbuh tinggi.

Di sisi lain, pengusaha ritel juga menutup toko dalam rangka pengambilan keputusan secara cepat, untuk mengantisipasi berkembangnya digital ekonomi di Indonesia. "Mereka tahu digital akan berkembang. Baru turun dikit, dia ganti bisnisnya," katanya.

Meski begitu, Darmin menyatakan tak risau atas melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal III-2017. Sebab, perubahannya tidak terlalu besar dan masih berada di kisaran 4,9% year on year (yoy).

Apalagi, menurutnya, pertumbuhan investasi dan ekspor menunjukkan kinerja yang baik. "Jangan terlalu risau, memang ada pelemahan tapi ada juga perbaikan di sisi lain," ujarnya .

Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga kuartal III-2017 hanya tumbuh 4,93%. Angka itu melambat dibanding kuartal I-2017 yang sebesar 4,94% dan kuartal kedua tahun ini yang sebesar 4,95%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal ketiga tahun ini bahkan menjadi pertumbuhan terendah sejak kuartal ketiga 2011.

Dengan pelambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2017 hanya bisa sebesar 5,06% yoy. Laju ekonomi itu lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 sebesar 5,01%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,03%.

Head of Research for Macro and Finance of LPEM FEB UI Febrio N Kacaribu mengatakan, meski di bawah ekspektasi, ekonomi Indonesia tetap tumbuh di tengah gonjang-ganjing politik yang terjadi di dalam negeri. "Gonjang-ganjing politik tidak bikin pertumbuhan ekonomi turun, 5,03% itu tidak stagnan, itu luar biasa, relatif di regional kita," katanya, Kamis (9/11).

Sedangk an untuk tahun 2018 dan 2019, ekonomi Indonesia akan didukung konsumsi masyarakat yang didorong oleh momentum tahun politik. "Itu justru bagus. Orang akan belanja, beli baliho, bikin acara, dangdutan. Tahun 2018-2019 akan ramai, harapannya akan bisa mendorong lagi ekonomi kita," ucapnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara berharap pemerintah mendorong industri pengolahan sehingga kontribusi ke PDB lebih besar.


Reporter Adinda Ade Mustami, Ghina Ghaliya Quddus Editor Wahyu Rahmawati

DAYA BELI KONSUMEN

  • Terpopuler
  • Terkomentari
  1. Paradise Papers: Menguak hutan gundul di Indonesia
  2. Lika-liku raja tandon air di tanah air
  3. Inilah 10 anak BUMN yang siap IPO di 2018
  4. Pemerintah akui perlambatan daya beli
  5. Analis: Grup Astra berkinerja terbai k
  1. Well Harvest ekspor 1,1 juta ton alumina
  2. Prabowo dan dua tokoh disebut dalam Paradise Paper
  3. http://industri.kontan.co.id/news/investor-malaysia-cari-rekanan-bisnis-di-indonesia-1
  4. Nasabah Reliance menunggak Rp 464,3 miliar
  5. Registrasi nomor hp ke pedagang rawan kebocoran
Feedback â†' x Feedback â†" x Close [X] Sumber: Google News Pemerintah

Tidak ada komentar

Latest Articles