Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Tiga Opsi Karakteristik Pendamping Jokowi di Pemilu 2019

Tiga Opsi Karakteristik Pendamping Jokowi di Pemilu 2019 ANTARA FOTO / WAHYU PUTRO A Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negar...

Tiga Opsi Karakteristik Pendamping Jokowi di Pemilu 2019

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) disaksikan Wakil Gubernur Sandiaga Uno saat pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.  ANTARA FOTO / WAHYU PUTRO A Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) disaksikan Wakil Gubernur Sandiaga Uno saat pelantikan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernu r DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam hasil survei sejumlah lembaga, nama Joko Widodo ( Jokowi) masih menjadi yang terkuat sebagai kandidat calon presiden di Pemilu 2019. Peneliti Saiful Mujani Research Centre (SMRC) Sirojudin Abas menuturkan, ada satu kondisi di mana Jokowi bisa dengan leluasa memilih figur pendampingnya.

Hasil survei elektabilitas Jokowi bisa menyerupai hasil survei elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2007 saat akan maju sebagai petahana presiden ke Pemilu 2009. SBY, kata Sirojudin, saat itu leluasa memilih calon wakil presidennya tanpa tergantung oleh pilihan yang disodorkan partai pendukung.

Ketua Umum Partai Demokrat itu bahkan berani memilih Boediono yang sama-sama berasal dar i Jawa Timur. Namun tetap menang. Hasil survei elektabililitas SBY jelang pemilu 2009 tak pernah kurang dari 60 persen.

"Pak Jokowi juga jika bisa mencapai elektabilitas mirip dengan Pak SBY di 2007 kemungkinan Pak Jokowi juga leluasa untik memilih wakilnya tanpa terikat dengan partai pengusung," ujar Sirojudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/11/2017).

Baca juga : Elektabilitas Jokowi Ungguli Prabowo di Jabar, Apa Penyebabnya?

Lalu, siapa kandidat yang layak mendampingi Jokowi di 2019?

Situasi jelang pemilu 2019

Sirojudin menyebutkan, ada tiga karakteristik calon pendamping Jokowi di pemilu 2019. Hal itu bergantung pada isu yang menjadi perhatian publik nasional dan internasional jelang Pemilu 2019.

Ia mencontohkan isu keamanan, misalnya, jelang pemilu terjadi kerusuhan atau ancaman luar dan dalam negeri. Sehingga, pilihan cawapres yang ditonjolkan adalah figur berlatarbelakang militer.< /p>

"Dia harus bisa mendeliver bahwa leadership di tingkat presiden itu kuat," tuturnya.

Latar belakang ekonom

Karakteristik kedua adalah figur berlatar belakang ekonom.

Sirojudin kemudian mencontohkan momentum jelang pemilu 2014, di mana akhirnya sosok Jusuf Kalla dipilih sebagai pendamping Jokowi.

Saat itu, Jokowi memberi garansi bahwa wakilnya adalah figur yang memiliki pengalaman di pemerintahan, kemampuan ekonomi yang memadai serta memiliki koneksi yang luas.

Baca juga : Kata Roy Suryo, Elektabilitas Jokowi Tinggi Berkat Buzzer

Karakteristik tersebut kemudian memberikan efek percaya diri yang sangat besar untuk pasangan tersebut.

Hal itu bisa menjadi pilihan jika keprihatinan publik jelang pemilu 2019 adalah masalah-masalah ekonomi. Mulai dari banyaknya pengangguran, investasi melemah, masalah konsumen, dan lainnya.

"Bisa jadi kebutuhan presiden saat itu m emberikan sinyal kepercayaan kepada publik dengan memilih wakil yang berpengalaman sebagai ekonom," kata Sirojudin.

Pro-pluralisme

Karakteristik ketiga adalah figur pro-pluralisme. Figur tersebut dibutuhkan jka isu SARA di Pilkada DKI Jakarta masih merembet hingga pemilu 2019.

Baca juga : Prabowo Kalah di Survei, Fadli Zon Bikin Voting Tandingan di Twitter

Jika kondisi itu terjadi, maka Jokowi akan lebih didorong untuk memilih calon yang merepresentasikan Islam Indonesia yang lebih moderat, terbuka dan toleran agar negara tetap stabil.

Kondisi itu, menurut Sirojudin, masih mungkin terjadi. Terlebih toleransi di Indonesia mengalami penurunan. Ia menambahkan, pada 2016 lalu warga masih toleran melihat tetangganya beribadah sesuai agamanya, mendirikan tempat ibadah dan menjadi pemimpin.

Namun, jumlah orang yang tak suka jika ada orang beragama lain mendirikan rumah ibadah makin besar. Hal ini diperparah d engan menguatnya intoleransi dalam hal politik.

"Mereka yang percaya bahwa seharusnya orang itu memilih calon pemimpin seagama itu makin menguat belakangan ini," kata Sirojudin.

Kompas TV Dukungan Maju Pilpres 2019 Lengkap, Jokowi Presiden Lagi? Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
  • Jelang Pemilu 2019

Berita Terkait

Elektabilitas 10 Parpol Versi PolMark Indonesia

Survei Populi Center: Elektabilitas Jokowi 49,4 Persen, Prabowo 21,7 Persen

Survei SMRC: Di Jabar, Elektabilitas Jokowi Kini Lebih Tinggi Dibanding Prabowo

Bantah Survei SMRC, Gerindra Sebut Elektabilitas Pra bowo Naik di Jabar

Terkini Lainnya

PROFIL PAHLAWAN: Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Santri Jenius NTB yang Disegani di Mekkah

PROFIL PAHLAWAN: Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Santri Jenius NTB yang Disegani di Mekkah

Nasional 10/11/2017, 11:01 WIB Sosok Helmi Penembak Istri di Mata Keluarga D   okter Lety

Sosok Helmi Penembak Istri di Mata Keluarga Dokter Lety

Megapolitan 10/11/2017, 11:00 WIB Ratusan Orang Bisa Meninggal Pekan Depan Jika Saudi Tak Lakukan Ini...

Ratusan Orang Bisa Meninggal Pekan Depan Jika Saudi Tak Lakukan Ini...

Internasional 10/11/2017, 10:59 WIB Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219

Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219

Nasional 10/11/2017, 10:57 WIB Masih Ada Pungutan Parkir Liar di Blok F Tanah Abang meski Sudah Diberi Peringatan < h3>Masih Ada Pungutan Parkir Liar di Blok F Tanah Abang meski Sudah Diberi Peringatan Megapolitan 10/11/2017, 10:56 WIB Pasca-pernikahan Kahiyang-Bobby, Warga Solo Gelar Makan Bersama

Pasca-pernikahan Kahiyang-Bobby, Warga Solo Gelar Makan Bersama

Regional 10/11/2017, 10:46 WIB Baca Sambutan Mensos, Sandi Sebut Itu Pidato Terpanjang dalam Hidupnya

Baca Sambutan Mensos, Sandi Sebut Itu Pidato Terpanjang dalam Hidupnya

Megapolitan 10/11/2017, 10:43 WIB Macron Bertemu Putra Mahkota Arab Saudi. Ada Apa?

Macron Bertemu Put ra Mahkota Arab Saudi. Ada Apa?

Internasional 10/11/2017, 10:36 WIB Tanggal Ini, Brexit akan Resmi Terjadi

Tanggal Ini, Brexit akan Resmi Terjadi

Internasional 10/11/2017, 10:30 WIB Halte Seskoal dan Kebayoran Lama di Koridor XIII Mulai Beroperasi

Halte Seskoal dan Kebayoran Lama di Koridor XIII Mulai Beroperasi

Megapolitan 10/11/2017, 10:24 WIB Cara Warga Polewali Mandar Peringati Hari Pahlawan

Cara Warga Polewali Mandar Peringati Hari Pahlawan

Regional 10/11/2017, 1 0:20 WIB Pekan Depan, Bedeng di Jalan Inspeksi Tanah Abang Akan Ditertibkan

Pekan Depan, Bedeng di Jalan Inspeksi Tanah Abang Akan Ditertibkan

Megapolitan 10/11/2017, 10:16 WIB 'Seharusnya Gubernur Anies Justru Memperluas Pembatasan Kendaraan Pribadi'

"Seharusnya Gubernur Anies Justru Memperluas Pembatasan Kendaraan Pribadi"

Megapolitan 10/11/2017, 10:09 WIB Saat Buruh Merasa Jadi Komoditas Politik Anies-Sandi...

Saat Buruh Merasa Jadi Komoditas Politik Anies-Sandi...

Megapolitan 10/11/ 2017, 10:07 WIB Kadis Pariwisata: Polda Menyatakan Tidak Ditemukan Narkoba di Diamond

Kadis Pariwisata: Polda Menyatakan Tidak Ditemukan Narkoba di Diamond

Megapolitan 10/11/2017, 09:56 WIB Load MoreSumber: Google News Pemilu

Tidak ada komentar

Latest Articles