Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Elektabilitas Ridwan Kamil Merosot kalau Salah Pilih Wakil

Elektabilitas Ridwan Kamil Merosot kalau Salah Pilih Wakil VIVA â€...

Elektabilitas Ridwan Kamil Merosot kalau Salah Pilih Wakil

  • VIVA â€" Indonesia Strategic Institut atau Instrat merilis hasil survei terbarunya tentang pemilihan gubernur Jawa Barat. Lembaga itu menganalisis bahwa kompetisi menjelang pilkada itu kian ketat seiring dinamika politik belakangan ini.

    Satu temuan hasil survei itu ialah popularitas Ridwan Kamil yang cenderung turun dan disalip Deddy Mizwar. Dedi Mulyadi sebagai alternatif dari keduanya perlahan naik.

    Popularitas ketiga tokoh itu, berdasarkan hasil survei, Deddy Mizwar 92 persen, Ridwan Kamil 83 persen, dan Dedi Mulyadi di 65 persen. Elektabilitas atau tingkat keterpilihan Ridwan Kamil tetap tinggi, yaitu 28 persen; disusul Deddy Mizwar 16 persen, dan Dedi Mulyadi 13 persen.

    "Jarak antara Kang Emil (Ridwan Kamil), Kang Demiz (Deddy Mizwar), dan Kang D edi Mulyadi semakin lama semakin mepet--ketat, khususnya pada saat disimulasi berpasangan," kata Adi Nugroho, analis senior Instrat, di Bandung pada Selasa, 19 Desember 2017.

    Simulasi yang dimaksud Adi ialah memasangkan ketiga calon gubernur itu dengan sejumlah tokoh yang selama ini disebut-sebut berpeluang menjadi kandidat wakil mereka. Contoh, Deddy Mizwar dipasangkan dengan Ahmad Syaikhu, Ridwan Kamil dengan Uu Ruzhanul Ulum, Maman Imanulhaq, atau Syaiful Huda.

    "Ketika Kang Emil dipasangkan dengan calon-calon wakil gubernurnya, ada kemungkinan elektabilitasnya turun dibandingkan pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu, yang cenderung tetap dan punya potensi lebih baik untuk naik," kata Adi.

    Berdasarkan hasil simulasi itu, anggapan bahwa Ridwan Kamil berpotensi besar memenangkan Pilkada Jawa Barat tak lagi relevan. Ditambah dinamika politik Jawa Barat yang berubah-ubah setiap saat sehingga selalu terbuka kemungkinan bagi setiap figur untuk lebih unggul .

    Potensi pemilih yang masih bias dengan persentase 53 persen, Adi menganalisis, kans kemenangan akan memunculkan dinamika baru. Persentase itu cukup besar sehingga sangat menentukan hasil akhir. "Ini masih memunculkan harapan bahwa Pilkada 2018 akan kompetitif dan dinamis," katanya.

    Tidak instan

    Adi menguraikan khusus tentang peluang Uu Ruzhanul Ulum mendamping Ridwan Kamil. Menurutnya, Uu sebagai Bupati Tasikmalaya dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memang memiliki basis pendukung tetapi hal itu sebatas di kabupaten setempat.

    "Untuk bisa dikenal itu bukan waktu yang instan, butuh waktu panjang. Sebagian dari calon yang ada ini, kan, tokoh populer, seperti Kang Uu, dia punya basis masa di Tasikmalaya," ujarnya.

    Namun Uu, kata Adi, belum memperlihatkan kualitas yang memumpuni untuk meningkatkan elektabilitas. "Seperti Uu saja belum bisa menaikkan level potensi elektabilitas dia sampai level yang cukup signifikan untuk bisa dipilih publik jadi cagub atau cawagub," katanya. (ase)

Sumber: Google News Eletabilitas

Tidak ada komentar

Latest Articles