Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019

Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019 ...

Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019

Merdeka > Politik Kata pengamat, kesalahan Jokowi ini bisa picu konflik di Pemilu 2019 Selasa, 26 Desember 2017 20:31 Reporter : Raynaldo Ghiffari Lubabah Presiden Jokowi di Rapimnas Golkar. ©2017 Biro Pers Istana

Merdeka.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Arif Susanto mengatakan, kontestasi Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019 berpeluang terjadi konflik di masyarakat. Arif menganalisa, peluang konflik terjadi karena beberapa hal.

Pertama, jika elite politik tidak puas dengan pembagian kekuasaan. Dia menyebut ketidakpuasan atas pembagian kekuasaan telah terjadi dalam 3 tahun terakhir, semisal sikap politik dua kaki PAN di pemerintahan dan kubu oposisi.

"Yang terjadi 3 tahun terakhir adalah ketidakpuasan elite atas power sharing yang terjadi," kata kata Arif di D Hotel, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12).

Peluang konflik terjadi, kata Arif, jika masyarakat tidak puas dengan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hal ini dipicu karena ekonomi tidak merata di seluruh wilayah Indonesia.

"Ekonomi cenderung stabil 3 tahun, tapi ada kesenjangan besar. Pertumbuhan tidak diikuti dengan distribusi merata. Lebih parah kalau tidak ada kepuasan pembangunan," tambahnya.

Faktor ketiga yakni jika pemerintah gagal dalam hal penegakan hukum, HAM dan anti korupsi. Da lam konteks ini, Arif menyinggung buruknya kualitas penegakkan hukum di Indonesia. Penyebabnya karena Presiden Joko Widodo mengangkat kepala kementerian atau lembaga dari unsur partai politik.

Contohnya, Yasonna Laoly menjadi Menteri Hukum dan HAM serta M Prasetyo di posisi Jaksa Agung. Laoly merupakan kader PDIP dan Prasetyo berasal dari Partai NasDem.

Arif juga menyoroti soal banyaknya aparatur sipil negara tersangkut kasus korupsi oleh KPK serta janji Jokowi menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu seperti pembunuhan aktivis Munir.

"Kesalahan Jokowi adalah mengangkat Menkum HAM dan Jaksa Agung seorang politikus. Selama itu tidak akan pernah prestasi hukumnya Jokowi bagus. Kalau mau bagi, ganti Jaksa Agung dan Menkum HAM," tegas Arif.

Terakhir, lanjut Arif, peluang konflik besar jika tidak ada institusi sosial di luar politik yang mampu memoderasi politik.

"Agama enggak lupa diseret ke politik. Jadi tidak ada institusi di luar politik yang bisa diharapkan untuk jadi jalan keluar di jalan politik," tukasnya. [rnd]

Baca Juga:
Ketika Anies-Sandi diminta contek Jokowi-Ahok soal penataan Tanah AbangPenyuap Dirjen Hubla buat identitas palsu di bank, terinspirasi Jokowi-PrabowoElektabilitas Jokowi bisa merosot jika lawan pakai politik identitasRalat berita: Soal efisiensi anggaran, Jokowi beri contoh KemenakerDosen pembimbing skripsi: Jokowi mahasiswa di atas rata-rataSemringah Jokowi mengenang masa muda di Kampus BiruSaat naik gunung, Jokowi sering tegur teman yang buang sampah sembarangan
Topik berita Terkait:
  1. Presiden Jokowi
  2. Jokowi
  3. Pemilu 2019
  4. Pilpres 2019
  5. Joko Widodo
  6. Jakarta
Komentar Pembaca

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Rekomendasi

Subscribe and Follow

Temukan berita terbaru merdeka.com di email dan akun sosial Anda.


Sumber: Google News Pemilu

Reponsive Ads