Menanti Parlemen Baru Pasca Setnov Nasional Menanti Parlemen Baru Pasca Setnov Senin, 18 Desember 2017 | 16:4...
Nasional
Menanti Parlemen Baru Pasca Setnov
Senin, 18 Desember 2017 | 16:42 BERITA TERKAIT-
Komisi IX Catat Mayoritas Penderita Difteri Belum Pernah Imunisasi
-
Ketua Komisi IX Desak Program ORI di Seluruh Provinsi KLB Difteri
-
Hari Pertama Jabat Plt Ketua DPR, Fadli Zon Jadi Pembicara Otsus Papua
-
Politisi PD Klaim Lakukan Lima Hal Saat Reses
INDOPOS.CO.ID - Partai Golkar telah berhasil lolos dari satu duri menyakitkan. Ditunjuknya Airlangga Hartarto menggantikan Setya Novanto sebagai ketua umum Partai Golkar, nampaknya telah meredakan sejenak badai yang bergejolak di internal.
Menurut Pengamat Politik dari UIN Sumatra Utara Faisal Riza, sosok Airlangga menjadi tokoh yang paling tepat di tengah turbulensi pol itik di internal Golkar. Selain sebagai menteri di Kabinet Kerja, ia juga bisa diterima di Faksi Golkar.
Dengan demikian, kepemimpinannya akan efektif menjalankan roda organisasi. Termasuk bisa komunikasi di pemerintahan. "Namun masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, yaitu terkait siapa yang pantas mengganti Setnov sebagai ketua DPR. Ini menjadi penting, sebab ketua DPR selain merupakan jabatan publik, juga akan menjadi wajah Golkar di Senayan," kata Faisal di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Dengan kondisi semacam ini, kata Faisal, Golkar harus jernih dan objektif mengusung kadernya untuk duduk sebagai ketua DPR. Bahkan, harus mengedepankan kader yang bukan saja kompeten, namun juga harus memiliki integritas dan bisa menjalin komunikasi.
Sebab, bagaimanapun ketua DPR akan menjadi representasi Partai Golkar. "Soal pergantian ketua DPR, harus menimbang bukan hanya soal kepentingan politik praktis, melainkan juga soal kapasitas, in tegritas, dan kecakapan politiknya," papar dia.
Beberapa nama kader Golkar yang getol menyalurkan hasratnya menjabat ketua DPR dan memiliki potensi, kata Faisal, ada banyak. Sebut saja, Aziz Samsudin, Agus Gumiwang, Kahar Muzakir, Bambang Soesatyo, Zainudin Amal, dan Rambe Kamarul Zaman.
"Yang paling penting ditimbang adalah bahwa sosok tersebut diterima di semua pihak. Baik karena pengalamannya yang memang sudah sangat matang dan bertahun-tahun di DPR, ia juga memiliki komunikasi yang santun dan jauh dari kesan manuver," kata Faisal.
Untuk menentukan sosok yang tepat sepert ini, Faisal berpendapat, Partai Golkar sebaiknya kembali mengamati para politisi yang terbilang senior, baik di Golkar maupun di Senayan, terukur dari lamanya waktu berada di DPR. Sebab bagaimana juga sosok tersebut adalah orang yang dipercayai akan memegang pucuk pimpinan di lembaga perwakilan rakyat. (jaa)
Komentar
Tidak ada komentar