Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Mengapa Ustadz Abdul Somad Harus Dicekal?

Mengapa Ustadz Abdul Somad Harus Dicekal? Babel Banten Bengkulu Jabar Jakarta Jateng Jatim Kalbar Kalteng Lampung Papua Sumbar S...

Mengapa Ustadz Abdul Somad Harus Dicekal?

  • Babel
  • Banten
  • Bengkulu
  • Jabar
  • Jakarta
  • Jateng
  • Jatim
  • Kalbar
  • Kalteng
  • Lampung
  • Papua
  • Sumbar
  • Sumsel
  • Sumut
  • RMTV
News Tickers
  • Tembang Muram di Halaman 2018, 31 DESEMBER 2017 , 05:19:00
  • MUI: Rayakan Tahun Baru Jangan Berlebihan, Utamakan Perenungan Diri, 31 DESEMBER 2017 , 05:15:00
  • Rizieq Shihab: Ane Hijrah Ke Makkah, Allah Munculkan Ustadz Abdul Somad Di Indonesia, 31 DESEMBER 2017 , 05:07:00
  • Temui Rizieq Di Mekkah, Ustadz Abdul Somad: Saya Mau Tabayun, Semua Tuduhan Clear, 31 DESEMBER 2017 , 05:00:00
  • Pesan Kapolda Metro Jaya Untuk Anies-Sandi, 31 DESEMBER 2017 , 04:17:00
Mengapa Ustadz Abdul Somad Harus Dicekal?

MINGGU, 31 DESEMBER 2017 , 19:14:00 WIB

<i>Mengapa    Ustadz Abdul Somad Harus Dicekal?</i>

Abdul Somad/Net

BADANNYA kurus kerempeng, tampilannya sederhana. Celetukan-celetukannya ketika menyampaikan ceramah lucu, dalam cengkok Melayu yang unik dan menarik. Namun hari-hari ini Ustadz Abdul Somad tiba-tiba menjadi figur yang dibenci, bahkan ditakuti. Berita Terkait Calon Kepala Daerah Jangan Menyinggung Agama Novel Bamukmin: Ade Armando Enggak Ada Kapoknya! Said Aqil Kena Hoax Kasus Ustad Somad
Kehadirannya di Bali ditolak, bahkan Abdul Somad dipersekusi. Dipaksa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan menandatangani pernyataan kesetiaan kepada NKRI.
Di Hongkong dia dicekal dan dideportasi. Sementara ceramahnya di masjid PT PLN Pe rsero Disjaya, Jakarta tiba-tiba dibatalkan, padahal tenda sudah terpasang, logistik sudah tersedia, dan jamaah sudah berbondong-bondong datang.
Di medsos Abdul Somad juga selalu dibully. Bila melihat accountnya, para pembuli ini adalah kelompok yang sering disebut sebagai @cebongers.
Mengapa Ustad Abdul Somad Ditakuti dan Aktivitas Dakwahnya Harus Dihambat?
Pertama, kesalahanpahaman dan pembelahan di tengah masyarakat kian dalam. Semua yang berbau Islam termasuk gerakan dakwah harus dicegah dan dimusuhi (Islamphobia). Semua ulama dianggap radikal. Adanya kelompok semacam ini tercermin dari peristiwa di Bali. Perlu kesabaran dan gerakan dakwah yang ramah untuk menyadarkan mereka.
Kedua, ada kelompok-kelompok yang khawatir dengan popularitas Abdul Somad yang kian hari, kian membesar dan bisa menjadi sebuah gerakan politik yang mengancam kemapanan para pendukung penguasa. Indikasinya bisa terlihat dari peristiwa deportasi dari Hongkong, dan pembatalan ceramah di PLN Di sjaya. Ada tangan-tangan kekuasaan tak terlihat yang bermain di dua peristiwa tersebut.
Kelompok kedua ini bisa menggerakkan dan memanfaatkan kelompok pertama. Jadi jangan kaget bila nanti akan muncul beberapa penolakan serupa di daerah lain. Tidak perlu disikapi dengan amarah, atau aksi balasan serupa.
Jangan pernah mau diprovokasi dan dibenturkan. Dengan begitu mereka tidak mendapat justifikasi bahwa umat Islam memang radikal, karena itu layak ditindak.
Kelompok pendukung penguasa ini, sedang paranoid. Rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini dengan jelas menunjukkan hal itu.
Masifnya publikasi survei yang menyatakan Jokowi tetap paling unggul secara elektabilitas. Pencopotan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, berbagai manuver penguasa di pilkada, terutama di Jawa, termasuk terus direcokinya berbagai program kerja dan anggaran Anies-Sandi, menunjukkan mereka sedang mencoba mencegah umat melakukan konsolidasi. Berbagai potensi munculnya kelompok penentang , sekecil apapun, harus dicegah.
Penetrasinya Sangat Luas
Bila melihat hasil survei, elektabilitas Jokowi sebagai incumbent tidak terlalu mengesankan, hanya 30 sampai 42 persen). Kabar baiknya belum ada figur alternatif yang potensial sebagai penantang, kecuali Prabowo. Figur-figur potensial lainnya seperti Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan, untuk sementara dapat dinetralkan.
Namun belajar dari kasus Pilkada DKI, ketika umat bersatu, elektabilitas seorang incumbent yang sangat perkasa seperti Ahok pun, bisa diporakporandakan. Ahok saat itu memiliki elektabilitas selalu di atas angka 50 persen saja bisa tumbang. Apalagi bila angkanya lebih rendah. Jadi konsolidasi umat sejak dini harus dicegah.
Tanda-tanda bahwa konsolidasi umat terus menguat dapat terlihat dari Reuni Alumni 212 dan Aksi Bela Palestina. Jutaan orang bisa dikumpulkan, cukup dengan undangan via media sosial.
Begitu pula halnya dengan bubarnya pasangan Deddy Mizwar-Achmad Syaichu di Jabar. PKS, PAN dan Gerindra harus mengalah dan memenuhi tekanan simpul umat yang tidak menghendaki PKS, dan PAN berkoalisi dengan Demokrat. Partai besutan SBY itu dimusuhi karena mendukung Perppu Ormas dan ditengarai akan mengusung Jokowi.
Motor dari berbagai aksi tersebut adalah Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang sekarang sudah berubah nama menjadi GNPF Ulama. Kelompok penekan ini ternyata makin solid kendati salah satu pentolannya Habib Rizieq Shihab harus mengasingkan diri ke Arab Saudi.
GNPF Ulama ini menjadi simpul umat yang sangat kuat terutama di perkotaan. Namun sejauh ini mereka relatif belum berhasil masuk ke kelompok Islam tradisional, khususnya Nahdlatul Ulama (NU). Dalam beberapa kesempatan Ketua GNPF Bachtiar Nasir juga mengalami penolakan dari Banser NU.
Secara struktural Pengurus Besar (PB) NU di bawah pimpinan KH Said Agil Siroj sudah berhasil dirangkul pemerintah. Namun NU kultural banyak yang tidak sepaham dengan Said Agil dan terlibat aktif berbagai aks i yang dimotori GNPF.
Jadi dalam peta politik makro, posisi umat Islam terbelah. Kelompok-kelompok Islam perkotaan menjadi penentang kuat Jokowi. Sementara kelompok tradisional sebagian besar menjadi pendukung Jokowi.
Munculnya Abdul Somad dikhawatirkan dapat mengubah peta. Secara tradisi maupun amaliahnya, Somad sesungguhnya termasuk dalam kelompok &quot;tradisional&quot;
Dia dibesarkan di sekolah yang dikelola oleh Alwashliyah yang secara amaliah dekat dengan NU. Dia juga pernah menjadi Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa̢۪il NU Riau (2009-2014).
Dengan latar belakang tradisi dan amaliahnya yang bisa disebut sebagai ahlussunnah wal jamaah (berqunut, maulid dan tahlil), menariknya Abdul Somad sangat mengagumi Presiden Turki Erdogan. Abdul Somad juga mendukung Gerakan 212, meskipun tidak pernah hadir. Dia bersuara lantang soal Palestina.
Dengan bahasa yang mudah, lucu, tapi dengan penguasaan ilmu agama yang begitu luas dan dalam, Somad menjadi da̢۪i yang bi sa diterima di semua kalangan.
Dia juga menjadi Ustad Zaman Now yang digandrungi generasi milenial. Dia besar karena media sosial. Ratusan ceramahnya diunggah oleh para pengagumnya di berbagai platform medsos, dan ditonton jutaan orang.
Dia diundang ke berbagai penjuru tanah air, mulai dari pengajian biasa, kelompok majelis taklim, pejabat sipil maupun militer di daerah. Somad sudah menjadi ustad berjuta umat.
Kendati lucu, tapi prinsip dan aqidah Abdul Somad sangat tegas. Dia misalnya pernah menyatakan bahwa sebagai muslim, wajib taat kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri (Penguasa). Namun dia tidak hanya berhenti disitu. Dia memberi catatan penguasa yang ditaati adalah penguasa yang amanah dan adil. Tidak asal penguasa.
Somad juga sering mengingatkan pentingnya umat bersatu dalam sebuah jamaah, hanya dengan begitu, musuh-musuh Islam akan takut.
Kian membesarnya pendukung Abdul Somad inilah yang tampaknya ditakutkan oleh penguasa. Ceramahnya yang selalu dihadiri ribuan jamaah dikhawatirkan bisa menjadi momentum konsolidasi umat.
Somad sudah menjadi solidarity maker. Dia mengambil alih kekosongan ruang umat yang membutuhkan seorang ulama yang perilaku dan kata-katanya bisa dipercaya.
Bagi kelompok yang paranoid, fenomena Abdul Somad ini sangat menakutkan. Mereka melakukan pendekatan "memukul", bukan "merangkul".
Pendekatan represif seperti pada masa Orde Baru, sudah terbukti gagal diterapkan oleh rezim ini ketika menghadapi berbagai Aksi Bela Islam. Bila hal itu juga diterapkan kepada Abdul Somad, dipastikan akan menemui kegagalan serupa. Perlawanan kepada penguasa akan semakin membesar. Sudah waktunya untuk berubah. [***]
Hersubeno Arief
Konsultan Media dan Politik

Berita Lainnya Selengkapnya Demokrat Yakin PKB Bakal Tinggalkan Ridwan Kamil

Demokrat Yakin PKB Bakal Tinggalkan Ridwan ..

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

Tekanan Pada Parpol Pengaruhi Kerja DPR Lebih Baik

Tekanan Pada Parpol Pengaruhi Kerja DPR Leb..

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

Lalu Waktu

Lalu Waktu

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

Kinerja Parlemen Masih Belum Membanggakan

Kinerja Parlemen Masih Belum Membanggakan

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

SPPI: Ira Puspadewi Diselamatkan Atau Melarikan Diri Dari PT Pos?

SPPI: Ira Puspadewi Diselamatkan Atau Melar..

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

PKS: Dekat Dengan JK, Agus Gumiwang Punya Poin Positif Jadi Ketua DPR

PKS: Dekat Dengan JK, Agus Gumiwang Punya P..

MINGGU, 31 DESEMBER 2017

VIDEO POPULERTips Mudik Natal dan Tahun Baru Dari Pak Menhub

Tips Mudik Natal dan Tahun Baru Dari Pak Menhub

, 30 DESEMBER 2017 , 11:00:00

Jokowi Sandera Megawati Dengan BLBI?

Jokowi Sandera Megawati Dengan BLBI?

, 29 DESEMBER 2017 , 21:00:00

FOTO POPULERSudrajat-Syaikhu Salam Komando

Sudrajat-Syaikhu Salam Komando

, 28 DESEMBER 2017 , 04:41:00

Panglima TNI Hadiri Perayaan Natal

Panglima TNI Hadiri Perayaan Natal

, 29 DESEMBER 2017 , 05:31:00

Catatan Akhir Tahun ICW

Catatan Akhir Tahun ICW

, 28 DESEMBER 2017 , 00:59:00 Berita PopulerBerita TerkiniJika Prabowo Mau Jadi Presiden, Dukung Saya Maju Gubernur Papua

Jika Prabowo Mau Jadi Presiden, Dukung Saya Maju Gubernur Papua

29 Desember 2017 09:44

Pencopotan Kabais Terkesan Bersih-Bersih Orang Gatot

Pencopotan Kabais Terkesan Bersih-Bersih Orang Gatot

28 Desember 2017 14:56

Ruang Gerak Jokowi Dan PDIP Semakin Terjepit Di 2018

Ruang Gerak Jokowi Dan PDIP Semakin Terjepit Di 2018

27 Desember 2017 11 :20

Gerindra: Tak Bisa Mempidanakan Megawati Lewat BLBI

Gerindra: Tak Bisa Mempidanakan Megawati Lewat BLBI

29 Desember 2017 23:36

Abdul Somad Lebih Pancasilais Dari Jokowi Dan Megawati

Abdul Somad Lebih Pancasilais Dari Jokowi Dan Megawati

28 Desember 2017 15:38

Pesan Kapolda Metro Jaya Untuk Anies-Sandi

Pesan Kapolda Metro Jaya Untuk Anies-Sandi

31 Desember 2017 04:17

Pembangunan Jalan Layang Pancoran Dikebut, Sandiaga Tidak Mau Dimaki Orang Lagi

Pembangunan Jalan Layang Pancoran Dikebut, Sandiaga Tidak Mau Dimaki Orang Lagi

31 Desember 2017 04:02

Terungkap, Alasan Jumlah DPT Pilgub Jabar Menurun

Terungkap, Alasan Jumlah DPT Pilgub Jabar Menurun

31 Desember 2017 03:23

Koalisi Rakyat Bali Terbentuk, PDIP Sendirian Di Pilgub Bali

Koalisi Rakyat Bali Terbentuk, PDIP Sendirian Di Pilgub Bali

31 Desember 2017 03:09

LBH Bang Japar: Umat Muslim Resah Dengan Ade Armando

LBH Bang Japar: Umat Muslim Resah Dengan Ade Armando

31 Desember 2017 02:27

Trending Tag
# NATAL
# PILKADA
# PILPRES
# PRAMUKA
# SUMSEL
# SUMUT
# YERUSALEM
e-Paper RMOL Sabar Gorky Malam Budaya Media Kit RMOL Sumber: Google News Eletabili tas

Reponsive Ads