Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan Penguasa

Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan Penguasa Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan Penguasa Penguasa, terutama di era dem...

Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan Penguasa

Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan Penguasa

Penguasa, terutama di era demokrasi elektoral seperti saat ini, ukuran umumnya hanya sampai urusan popularitas

Sudirman Said: Pemilu Mencari Pemimpin Bukan PenguasaISTSudirman Said di acara studium general 'Menyambut Kepemimpinan Baru di Jawa Tengah' di Universtas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sabtu (30/12/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemimpin berbeda dengan penguasa. Pemimpin berkaitan dengan perilaku yang meliputi integritas, kompetensi, rekam jejak (track record), prestasi, serta tanggung jawab.

Sementara penguasa, teru tama di era demokrasi elektoral seperti saat ini, ukuran umumnya hanya sampai urusan popularitas.

Hal itu dikemukakan oleh bakal calon gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said dalam acara studium general dengan tema 'Menyambut Kepemimpinan Baru di Jawa Tengah' di Universtas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sabtu (30/12/2017).

Di dunia profesional, menurut Sudirman, pemimpin mudah dicari sebab ukuran-ukuran kriterianya mudah diterapkan. Sementara di dunia politik, pemimpin sulit dicari.

“Di dunia politik sulit, ukurannya populer atau tidak. Dikenal rakyat atau tidak. Karena itu proses politik harus memfasilitasi orang-orang kompeten menjadi populer. Bukan sekedar memberi tempat orang populer,” kata Sudirman.
‎

Baca: Ini Alasan Sandiaga Uno Tidak Pindahkan PKL Ke Blok G Pasar Tanah Abang

Untuk itu menurut Sudirman, penyelenggara pemilu, baik di pusat maupun daerah sangat berperan, parpol amat berperan, pengawas Pemilu a mat berperan. Dan akhirnya civil society, termasuk aktivis mahasiswa berperan juga memberi tempat kepada orang kompeten untuk menjadi populer dan akhirnya bisa masuk menjadi penguasa melalui jalur politik.

“Kita harus mengembalikan harkat demokrasi dan politik dengan mengajak sebanyak mungkin orang baik masuk politik. Orang yang sudah selesai dengan diri sendiri. Bukan soal berapa kaya dan berapa tinggi jabatan tapi soal hati. Orang yang bisa mengatakan apa artinya cukup,” tandasnya.

Penulis: Muhammad Zulfikar Editor: Choirul Arifin Ikuti kami di Beginilah Paras Cantik dan Bodi Aduhay Liza Soberano, Wanita Tercantik Dunia 2017 Sumber: Google News Pemilu

Reponsive Ads