Page Nav

HIDE

Pages

Breaking News:

latest

Ads Place

Wanita Ini Kandidat Muslimah Pertama di Parlemen Catalunya

Wanita Ini Kandidat Muslimah Pertama di Parlemen Catalunya ...

Wanita Ini Kandidat Muslimah Pertama di Parlemen Catalunya

Home » Peristiwa » Dunia

Wanita Ini Kandidat Muslimah Pertama di Parlemen Catalunya

print this page Selasa, 19/12/2017 | 19:22

Najat Driouech. FOTO: Ara.cat/Marc Rovira

Top dunia

Pelayar asal Prancis Sukses Pecahkan Rekor Keliling Dunia Seorang Diri Media Internasional dan Israel Soroti Aksi Bela Palestina Breaking: Saudi Gagalkan Rudal Balistik Houthi yang Mengarah ke Riyadh Balas Trump, Erdogan Akan Buka Kedutaan Turki di Yerusalem Timur Israel Gempur Pangkalan Militer Hamas, Tidak Ada Korban Jiwa

Populer

  1. Isu Bersih-bersih Loyalis Setya Novanto, Ini Kata Airlangga Hartarto
  2. Kader Golkar Ini Siap Gantikan Idrus dan Jabat Sekjen
  3. Pilgub Lampung, PAN Batal Dukung Arinal Djunaidi
  4. Awali Kunker Lima Hari, Presiden Bertolak ke Yogyakarta
  5. Izhak Korbankan Kuliah dan Cita-cita demi Urus Adik-adiknya
  6. Koalisi dengan Golkar, PDIP Jabar: Peluangnya Besar
  7. PB HMI Kritik Menteri Agama soal LGBT

RILIS.ID, Madridâ€" Seorang wanita keturunan Maroko akan menyalonkan diri sebagai anggota parlemen Catalunya. Apabila berhasil, dia akan menjadi Muslimah pertama yang menjadi anggota parlemen Catalunya.

"Sangat menyedihkan ketika saya menyalakan TV tapi tak pernah ada wajah kulit hitam atau keturunan Arab," ucap Najat Driouech.

Baca Juga:
  • Prancis Tak Akan Akui Negara Katalunya
  • Menlu Retno Langsung Tinjau Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State
  • Wapres JK: Semua Agama Benar

Ibunya membawanya ke kota itu dari Maroko ketika ia masih berusia sembilan tahun. Dia kemudian menghabiskan masa mudanya selama 17 tahun untuk menjadi relawan di dewan lokal, di Masnou, dekat Barcelona.

Kini, Najat mulai berkampanye untuk pemilu yang akan digelar pemerintah Spanyol pada Kamis nanti. Kepada BBC ia mengungkapkan, tujuannya meraih kursi parlemen Catalunya adalah untuk memperbaiki pandangan di masyarakatnya mengenai Muslim.

"Saya tidak ingin anak-anak merasakan sebagian dari apa yang dirasakan kakek-neneknya, atau apa yang saya rasakan (Islamofobia). Saya ingin me reka memiliki masyarakat yang terbuka, setara, dan menghargai perbedaan," harapnya.

Sebelumnya, ia tidak memiliki partai yang akan membawanya ke dalam pertarungan pemilu. Di akhir-akhir, wanita berusia 36 tahun ini bersedia bergabung dengan kelompok pro-kemerdekaan Republik Kiri Catalunya (ERC) untuk memperjuangkan pemisahan diri dari Spanyol.

Muslim di Catalunya merupakan komunitas yang tidak terlalu besar. Hanya 15 persen dari total populasi penduduk Catalunya, atau sekitar 515.000 orang. Salah satu dorongan yang membuat Najat berpolitik adalah kuatnya sentimen anti-imigran yang digaungkan partai dan kelompok sayap kanan.

Ia banyak menemukan kasus diskriminasi yang menimpa Muslim di lingkungannya, khusunya dalam urusan pekerjaan. Sebagai contoh, ada sejumlah wanita mendapat penolakan ketika melamar pekerjaan dikarenakan hijab yang mereka kenakan. Atau, tidak diterima karena di dalam CV mereka tercantum sebagai penganut agama Islam.

Pa ndangan Islamofobia menurutnya membuat orang hanya memandang profil, bukan substansi. Sehingga banyak Muslim menjadi target kebencian tak mendasar.

"Mereka meminta kami menjadi warga normal yang berpendidikan, kami orang yang menempuh pendidikan. Lalu (meminta) berpartisipasi di masyarakat, kami pun melakukannya. Jadi di mana permasalahannya?" tanya Najat mengekspresikan kebingungannya terhadap Islamofobia.

Survei sejumlah universitas ternama menunjukkan, Catalunya menjadi salah satu kota di mana Muslim cukup banyak mengalami perlakuan diskriminatif. Sebanyak 20 persen anak-anak keturunan imigran mengaku mendapat perlakuan diskriminasi, termasuk dari petugas polisi yang kerap bersikap rasis.

Ketua Persatuan Komunitas Islam Catalunya (UCIDE) Mohamed el-Ghaidouni mengatakan, permasalahan Islamofobia atau diskriminasi bisa diatasi apabila pemerintah mau bekerja sama dengan organisasi-organisasi Muslim. Hal lain yang mereka juga hadapi adalah sul itnya memiliki tempat ibadah.

"Harus ada kerjasama dengan pemerintah agar ummat Islam bisa membangun rumah ibadah di pusat kota, bukan di pinggiran. Pemerintah perlu juga mengetahui hari libur Islam. Pendekatan seperti itu akan memudahkan kami melaksanakan ibadah," ucap el-Ghaidouni.

Najat berharap, selain berjuang untuk tujuan politik partai yang mendukungnya, ia pun memiliki tekad mengubah pandangan di masyarakatnya mengenai Islam dan Muslim.

Penulis Syahrain F

Tags:

CATALUNYAMUSLIM

Sumber: Google News Parlemen

Tidak ada komentar

Latest Articles