Partainya Terancam Tak Lolos ke Parlemen, Ini Kata Ketum PPP KOMPAS.com/Putra Prima Perdana. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (P...
KOMPAS.com/Putra Prima Perdana. Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy
JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan ( PPP) menjadi salah satu partai politik yang terancam tak lolos ke parlemen berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia ( LSI).
Elektabilitas partai ka'bah berdasarkan survei yang dilakukan pada Januari 2018, hanya sebesar 3,5 persen.
Padahal, untuk lolos ke DPR, parpol harus mendapatkan 4 persen suara sah nasional di pemilu legislatif 2019 mendatang.
Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengatakan, akan menjadikan hasil survei LSI itu sebagai motivasi untuk meraih elektabilitas yang lebih besar.
"Kami tidak ingin berpatokan kepada survei, tapi survei kita jadikan sebagai cambuk untuk bekerja lebih keras lagi," kata Romy usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional PPP di Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Romy menilai suara PPP masih bisa meningkat dengan menggaet masyarakat yang belum menentukan pilihan partai.
(Baca juga: Survei LSI: 5 Partai di DPR Terancam Tak Punya Kursi Lagi)
Berdasarkan survei LSI, mereka yang belum menentukan pilihan berjumlah cukup besar, yakni 20,7 persen.
Romy memastikan, struktur dan kultur PPP di setiap daerah semuanya akan digunakan secara stimultan untuk pemenangan.
"Di setiap survei ada yang belum memutuskan, nah itu lah yang penyeimbang di dalam suara sesungguhnya," kata Romy.
Selain PPP, ada 4 parpol lain yang juga terancam tak lolos ke parlemen berdasarkan hasil survei LSI.
Keempat parpol tersebut yakni PKS 3,8 persen, PAN 2,0 persen, dan Hanura 0,7 persen. Hanya Nasdem yang perolehan suaranya sedikit diatas ambang batas, yakni 4,2 persen.
Namun karena margin of error survei ini 2,9 persen, maka perolehan NasDem masih tergolong riskan untuk tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.
Survei dilakukan pada 7-14 Januari 2014 dengan responden sebanyak 1.200 orang yang dipilih berdasarkan multi stage random sampling.
Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 propinsi dari tanggal 7 sampai tanggal 14 Januari 2018. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen.