Page Nav

HIDE

Breaking News:

latest

Ads Place

Pemilu di Indonesia Rumit

Pemilu di Indonesia Rumit Post Views: 44 RESMIKAN â€" Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah, Joko Purnomo, Wakil Bupati Kendal Masrur ...

Pemilu di Indonesia Rumit

Post Views: 44 Pemilu di Indonesia Rumit

RESMIKAN â€" Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah, Joko Purnomo, Wakil Bupati Kendal Masrur Masykur dan Kapolres Kendal AKBP Adi Wijaya meresmikan Rumah Pintar Pemilu (RPP) Bahurekso KPU Kabupaten Kendal.
NUR KHOLID MS

*Di Papua, Satu TPS Rp 7,5 M

KENDAL â€" Pemilu di Indonesia begitu rumit, tidak semua orang bisa memahaminya. Sehingga pemilu di Indonesia ini merupakan salah satu sistem pemilu paling rumit di dunia.

Hal ini karena Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu negara yang sangat besar. Untuk menjadi presiden di Indonesia ternyata jauh lebih rumit dan lebih berat dibandingkan menjadi presiden di negara adi kuasa. Untuk menjadikan partai politik berbadan hukum apalagi menjadi peserta p emilu partai politik perjuangannya jauh lebih berat dibandingkan untuk berjuang menjadi anggota senator pada negara adikuasa.

“Betapa rumit dan kompleksnya sistem pemilu di Indonesia. Dari segi logistik saja, di Indonesia untuk lembaga DPR RI ada 575 kursi yang diperebutkan tersebar 80 pemilihan di Indonesia. Adapun di Papua untuk menempuh TPS itu tidak semudah yang kita bayangkan. Satu TPS di sini hanya habis Rp 5 juta selesai. Tetapi di Papua satu TPS harus dibiayai Rp 7,5 miliar. Karena untuk mengangkut satu kotak dalam konteks pemilu legislatif tidak cukup sekali helikopter itu datang. Minimal dua hingga tiga kali untuk menyiapkan logistik,” kata Joko Purnomo, Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah, saat meresmikan Rumah Pintar Pemilu (RPP) Bahurekso KPU Kabupaten Kendal, di Kantor KPU Kabupaten Kendal, Jumat (29/12). Hadir Wakil Bupati Kendal Masrur Masykur, Kapolres Kendal AKBP Adi Wijaya dan pejabat lainya.

Joko Purnomo mengatakan, pada tingkat provinsi ada 272 daer ah pemilihan di Indonesia, di Jawa Tengah ada 13 daerah pemilihan, belum di kabupaten/kota. KPU secara nasional dalam waktu yang singkat harus menyiapkan 765 juta surat suara yang terdiri 2.191 varian, di dunia tidak ada kecuali di Indonesia. PT atau lembaga yang mengurusi pengiriman selalu mengatakan satu-satunya kendala utama yang paling rumit itu menangani pendistribusian atau mengurusi logistik dan distribusi pemilu karena di sebarkan diribuan daerah pemilihan.

“Tempat Pemungutan Suara (TPS) ada 545 ribu. Bisa dibayangkan membagi 765 juta surat suara dengan 2.191 varian disebarkan di 545 ribu TPS dalam waktu yang sangat singkat 60 hari dan itu hanya ada di negeri ini. Pemilih di Jateng ada 20.000 calon anggota legislatif. Selain menghafalkan kita juga harus mengoreksinya puluhan ribu calon legislatif tersebut. Ini tidak mudah,” ungkap dia.

Joko Purnomo menyatakan, dengan konteksnya sistem itu, tidak mungkin menyampaikan sistem, mengembangkan, dan menyempurnakan nya tanpa melalui proses pendidikan. Karena terlalu lama bangsa ini lupa mengajarkan ideologi dan sistem ketatanegaraanya kepada rakyatnya khususnya pada generasi penerus bangsa pemilih pemula. Itulah garis besar mengapa KPU menggagas keberadaan rumah pintar pemilu ini. Rumah pintar pemilu ini hanya salah satu media bagi KPU untuk mendorong semua pihak khususnya pemerintah daerah.

“Melalui rumah pintar KPU ini, generasi muda mau mencoba melihat,membaca dan memahami serta membangun sejarah dan mengembangkan sistem demokrasi dalam rangka membangun infrastruktur politik di tingkat daerah jauh lebih baik,” tukas dia.

Sementara Ketua KPU Kabupaten Kendal Wahidin Said mengatakan, proses demokrasi di Indonesia sangat panjang mulai dari tahun 45, 55, 71, 98, dan 99 dan syukur sampai sekarang masih tetap utuh menjadi bangsa dan Neraga Republik Indonesia (NKRI). Ini merupakan kedewasaan bersama masyarakat Indonesia sehingga merupakan perlu KPU dalam rangka menjaga sejarah me njaga dukungan proses perjalanan demokrasi yang terbesar dan terunik di Indonesia ini bisa terdokumentasi dengan baik. KPU RI memprogramkan rumah pintar atau dalam bahasa lain musium, yaitu musiumnya pemilihan umum sehingga ini menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang akan datang untuk belajar demokrasi dan pemilu. Karena masyarakat mengetahui pemilu itu hanya pada saat pencoblosan suara. Begitu juga mengetahui hasil pemilu saat pasangan calon ditetapkan, tetapi tidak mengetauhi proses dan bagaimana dinamika penyelenggaraanya.

“Generasi muda yang ada di lembaga pendidikan hari ini baru tahu kalau bilik suara itu hanya dalam bentuk kotak. Tetapi digenerasi masa lampau bilik suara itu ya memang bilik. Perkembangan dari bilik suara saja bisa jadi pelajaran bagi masyarakat dan generasi muda. Kemudian pengetahuan perkembangan politik mulai dari sistem proporsional tertutup dan terbuka. Perkembangan terkait pemilihan presiden secara langsung. Ini kalau tidak diketahui genera si yang akan datang tidak akan tahu kapan pemilihan presiden dilakukan secara langsung termasuk pemilihan kepala daerah. Mudah-mudahan rumah pintar pemilu betul-betul rumah pintar pemilu dan rumah pendamping pemilih untuk proses demokrasi di masa yang akan datang,”kata dia. (nur)

Sumber: Google News Pemilu

Tidak ada komentar

Latest Articles