Pengamat: Mestinya Eksistensi Parpol Terganggu dengan ... Pengamat: Mestinya Eksistensi Parpol Terganggu dengan Maraknya Calon Tunggal Ti...
Pengamat: Mestinya Eksistensi Parpol Terganggu dengan Maraknya Calon Tunggal
Titi menyayangkan calon tunggal tersebut justru muncul di daerah yangâ pemilihnya cukup banyak.
KOMPAS IMAGESDirektur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi AnggrainiLaporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengatakan, semakin banyaknya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan sebuah anomali.
Titi menyayangkan calon tunggal tersebut justru muncul di daerah yangâ pemilihnya cukup banyak.
"Daerah pilkada semakin sedikit dan calon tunggal ssemakin banyak itu menimbulkan sebuah anomali. Calon tunggal itu muncul di daerah yang pemilihnya justru cukup besar," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Titi menilai, dengan banyaknya partai politik di Indonesia seharusnya calon tunggal dalam sebuah pilkada dapat dihindarkan.
Munculnya calon tunggal yang jumlahnya cukup banyak itu menandakan sebuah parpol kehilangan eksistensi di masyarakat.
Baca: Selama 2017, Hampir Tujuh Juta Penumpang Berangkat Melalui Bandara Halim
"âDengan sistem muti partai sesungguhnya kita seharusnya tidak kekurangan kader. Mestinya eksistensi parpol terganggu dengan maraknya calon tunggal," tuturnya.
Masih kata Titi, âcalon tunggal yang muncul dalam sebuah pelaksanaan Pilkada umumnya be rafiliasi dengan petahana. âDan tidak dipungkiri justru incumbent yang sangat âbanyak menjadi calon tunggal.
"90 persen lebih petahana yang menjadi calon tunggal," tandasnya.
Tidak ada komentar