Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Mantan Relawan Nilai Kunjungan Jokowi kedaerah selama ini hanya Pencitraan jika tak berani berkantor di Asmat

Kita menilai Jika himbauan dan seruan mantan Relawan yang kita keluarkan berapa hari yang lalu, yaitu meminta Presiden Joko Widodo untuk...



Kita menilai Jika himbauan dan seruan mantan Relawan yang kita keluarkan berapa hari yang lalu, yaitu meminta Presiden Joko Widodo untuk berkantor Di Asmat, guna Fokus penanganan Busung Lapar,  Presiden tidak berani melakukan nya ,maka itu apa yang dilakukan Jokowi selama ini dengan turun kedaerah daerah adalah suatu pencitraan saja.

 sebab beliau tidak berani berkantor di Asmat dengan Alasan Letak Asmat sulit di jangkau, seperti yang dibilang Presiden Jokowi Berapa waktu lalu, kalau lah Presiden Tulus dan ikhlas dalam melakukan kunjungan Kerja kedaerah daerah selama ini, ya beliau harus berani berkantor di Asmat,dengan dikarenakan alasan Medan yang sulit di jangkau itu tidak masuk akal, sebab sesulit apapun, dengan Fasilitas dan Keistimewaan yang dimiliki Presiden, maka beliau pasti dapat berada dan berkantor disana, Hal itu dikatakan Amirullah Hidayat Mantan Relawan  Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2014.

Jangan lah gara gara diberi kartu kuning oleh Ketua BEM UI, Presiden langsung  Emosional, dan  berkata akan memberangkatkan  BEM UI ke Asmat, padahal jika berani Presiden Berkantor di Asmat, maka kita yakin akan Banyak tokoh tokoh yang akan menyusul Presiden tinggal disana, termasuk Mahasiswa, karena Presiden selaku Pemimpin telah mencontohkan, maka yang lain pasti semangat ke Asmat dan Jokowi dapat mengambil keuntungan Politik dengan berkantor di Asmat, yaitu  beliau dapat berkampanye secara besar besaran, dengan media pecitraan yang dimiliki, bahwa salah satu isi Nawacita,  Membangun Dari Pinggiran sudah mulai dilaksanakan, Ujar Amirullah Yang Juga Tokoh Muda Muhammadiyah ini.

Tetapi jika Presiden tidak Berani Berkantor sementara di Asmat,maka penilaian dan kajian  kami selama ini, bahwa Presiden Hanay pencitraan saja terbukti, yaitu Nawacita Hanya sebagai jargon jargon Politik saat pilpres, sebab Presiden Saja tidak  melaksanakan nya, konon para menteri dan jajaran bawahan pasti tak pedulil dengan Nawacita, maka sikap kami keluar dari barisan pendukung Presiden adalah suatu sikap yang benar.

Kami mengambil sikap tegas ini,  yaitu keluar dari barisan pendukung Presiden, dengan pertimbangan panjang dan pikiran yang sehat, karena selaku relawan yang terlibat memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2014, merasa malu dan berdosa karena janji janji Kampanye Jokowi yang terdapat dalam Nawacita, sudah tiga tahun Berkuasa tidak ada yang di jalankan sama sekali,

Dan itu menjadi tanggung jawab dan beban moral yang berat bagi kita, maka dengan kita keluar dari barisan pendukung Jokowi, ini sebagai bukti permohonan maaf kami kepada rakyat Indonesia karena kami seperti telah menokahi dan mengkhianati harapan rakyat  secara  terang terangan, Tegas Amirullah Hidayat,

Reponsive Ads