Tingkat Keterwakilan Perempuan Minim di Parlemen Tingkat Keterwakilan Perempuan Minim di Parlemen Erma Suryani Ranik mengatakan saat ini ...
Tingkat Keterwakilan Perempuan Minim di Parlemen
Erma Suryani Ranik mengatakan saat ini tingkat keterwakilan perempuan di parlemen masih kurang, sehingga perlu kerja keras.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWAAnggota DPR RI, Erma Suryani Ranik saat memberikan materi dalam kegiatan penyerapan aspirasi dan peningkatan kapasitas kader perempuan Demokrat Singkawang, Bengkayang, dan Sambas di Hotel Sentosa Singkawang, Sabtu (24/2/2018).Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Anggota DPR RI, Erma Suryani Ranik mengatakan saat ini tingka t keterwakilan perempuan di parlemen masih kurang, sehingga perlu kerja keras agar keterwakilan perempuan di parlemen mencukupi.
âMemang secara kuota perempuan dari kepengurusan partai atau pencalegan yang melebihi 30 persen, bahkan Partai Demokrat sendiri mencapai 32, 5 persen dari pemenuhan kuota perempuannya,â ujarnya dalam kegiatan penyerapan aspirasi dan peningkatan kapasitas kader perempuan Demokrat Singkawang, Bengkayang, dan Sambas di Hotel Sentosa Singkawang, Sabtu (24/2/2018).
Namun ketika dalam pemilihan anggota legislatif, kata Erma, memang tingkat keterpilihan perempuan sampai saat ini masih rendah di masyarakat.
âKalau untuk urusan memilih kan kembali ke rakyat, dan banyak penyebab terkait rendahnya tingkat keterwakilan perempuan di antaranya dunia politik adalah dunia yang maskulin, yang merupakan dunia yang keras,â katanya.
Sehingga, kadang-kadang kader perempuan tidak mampu bertahan dan biaya politik yang tinggi. Namun tidak pula harus berkecil hati, kata Erma, lantaran sampai saat ini juga masih ada kaum perempuan yang duduk di parlemen mulai dari DPR RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten kota.
Menurut Erma, penting sekali adanya keterwakilan perempuan di parlemen lantaran kaum perempuan pasti lebih peka menyangkut masalah yang dihadapi kaum perempuan.
âPenting bagi kami kaum perempuan, karena kaum secara naluri pasti memperhatikan kaum perempuan yang mengalami ketidakadilan, seperti perdagangan orang, atau masalah-masalah lain,â tegasnya.
Sehingga Erma mengaku kaum perempuan perlu penguatan dalam berpolitik, agar dapat memperjuangkan aspirasi kaum perempuan.
Tidak ada komentar